Chapter 2: masa lalu dan sekarang

22 15 2
                                    


Seok Zihan Jung, dikenal sebagai anak yang pendiam dan jarang bicara di rumah. Ketakutannya terhadap cahaya yang terang membuatnya selalu mengurung diri di kamar. Dia tinggal di sebuah desa kecil, jauh dari keramaian kota, di mana dunia luar penuh dengan sinar matahari yang menyilaukan bagi dirinya.
Selama bertahun-tahun, kedua orang tuanya berusaha membawanya keluar, mengenalkannya pada dunia luar yang indah dan terang, dengan udara segar yang mengalir lembut. Tapi Zihan selalu memberontak, terlalu takut untuk menghadapi cahaya.

Suatu hari, ibunya menatapnya dengan penuh kasih, “Ayo, tidak perlu takut dengan cahaya, sayang. Kamu harus berani menyentuhnya” ucapnya, sambil menggenggam tangan Seok Zihan dengan lembut dan membawanya ke luar rumah.
Ketika akhirnya mereka berada di luar, Zihan terpesona Dengan pemandangan didepan matanya. Pepohonan rindang, tanaman hijau, dan bunga-bunga mekar di sekitar mereka terlihat begitu memukau. Mata Zihan berbinar menyaksikan keindahan itu semua. Dia berjalan mendekati sebuah bunga, menyentuh kelopaknya dan menghirup aromanya yang harum.

“Sangat wangi...” ujar Zihan didalam pikirannya sambil menutup matanya, membiarkan aroma bunga memenuhi pikirannya. Namun di balik keindahan itu, ingatan lain tiba-tiba muncul sekilas pertengkaran orang tuanya tentang masalah keuangan. Ingatan itu begitu kuat, menyebabkan trauma yang mendalam bagi Zihan.
Orang tuanya akhirnya sadar dan mencoba menenangkannya, berjanji untuk tidak bertengkar lagi di depannya. Meski begitu, kenangan itu meninggalkan luka yang membuat Zihan masih merasa takut, baik terhadap cahaya maupun ketidakpastian dalam hidupnya.

Seketika, suasana kembali normal. Zihan tersadar, ia duduk di kursi sambil menatap kosong ke depan. Ternyata, dia sempat tertidur dan mimpi tentang masa lalunya kembali muncul. Dalam mimpi itu, dia ingat bagaimana dia dibully habis-habisan di sekolah, bahkan dipalak oleh teman-temannya. Orang tuanya akhirnya melepaskannya, membiarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri. Dan Zihan memilih pergi ke Jepang, berharap bisa memulai dari nol dan meninggalkan semua kenangan kelam di belakang.
Kini, Seok Zihan Jung mencoba menenangkan dirinya agar tidak panik hanya karena pembagian kelompok. Setelah beberapa menit, ternyata Jin Ziho Kang sekelompok dengan Seok Zihan Jung yang membuat mereka sedikit bersemangat, apalagi buat Jin Ziho Kang karena Seok Zihan Jung Adalah teman pertamanya Di SMA. Setelah melihat itu, Jin Ziho Kang mendekati Seok Zihan Jung yang sedang mengeluarkan bukunya. Seketika, ada tepakan dimeja dan Seok Zihan Jung menatap Jin Ziho Kang yang datang sambil tersenyum kepadanya dan Jin Ziho Kang mengajaknya berbicara.

”Yo! Aku kira aku tidak akan sekelompok denganmu Zihan. Syukurlah, soalnya tidak kenal dengan yang lain disini.” sambut Jin Ziho Kang sembari menatap Seok Zihan Jung yang sedang menulis beberapa materi yang akan dibahasnya didalam pelajarannya nanti. Jin Ziho Kang yang melihat apa yang sedang ditulis oleh Seok Zihan Jung, dia ikut membantunya mencari materi lain yang akan dibahas, karena satu kelompok dari sekelas itu hanya dua orang.

Begitu bel pulang sekolah berbunyi, terlihat Seok Zihan Jung dan Jin Ziho Kang telah selesai mengerjakan tugas mereka. Ketika mereka mendengar bel pulang berbunyi, mereka berdua membereskan semuanya dan bersiap untuk pulang. Begitu mereka melangkah keluar dari kelas, terlihat Qin Ziyao Liu sedang berjalan melewati lorong kelas dan banyak murid laki-laki yang menoleh kearah Qin Ziyao Liu dan seketika terpesona olehnya. ’Wah... Sang Cahaya sudah datang...’ ujar para pria yang berada dilorong sekolah itu.
Jin Ziho Kang sendiri yang melihat “Sang cahaya” yang mereka sebut itu, berbisik ke Seok Zihan Jung, ”Ey Zihan... lihat tuh, dia adalah “Sang Cahaya”, yang dapat julukannya karena kecantikan dan kepintarannya.” bisik Jin Ziho Kang sembari merangkul Seok Zihan Jung yang memasang ekspresi muka yang biasa saja dengan kehadiran Qin Ziyao Liu. Karena pasalnya, mereka sudah kenal satu sama lain karena mereka tinggal di apartemen yang sama dan juga bertetangga.

Walaupun dengan julukannya itu, Win Ziyao Liu tidak begitu peduli akan hal itu. Ia berjalan melewat Seok Zihan Jung dengan santai dan ekpresi yang netral. Meski Ziyao dan Zihan melihat ke satu Sama lain, mereka berdua biasa saja dan tidak ada berekpresi sama sekali. Jin Ziho Kang yang mencoba seperti Seok Zihan Jung gagal memasang ekpresi datar dan sudah bengong duluan.
“Jadi dia Sang Cahaya yang dibicarakan di sekolah? Menurutku biasa saja. Tidak ada yang begitu menarik darinya.” Seok Zihan Jung memberikan komentar sembari berjalan meninggalkan Jin Ziho Kang sendirian didepan kelas itu. Jin Ziho Kang yang tidak mau ditinggal sendirian, ia langsung mengejar Seok Zihan Jung yang sedang berjalan keluar sekolah, searah dengan Qin Ziyao Liu.

Sampainya di sektor loker depan pintu masuk gedung sekolah, Seok Zihan Jung membuka lokernya dan menaruh sepatunya kedalam beserta beberapa barang yang tidak perlu dibawa pulang. Disana, ia berhadapan dengan Qin Ziyao Liu dan mereka hampir tidak berbicara sama sekali, sampai Qin Ziyao Liu mulai berbicara kepada Seok Zihan Jung, ”Bagaimana hari pertamamu?” Tanya nya sambil menatap Seok Zihan Jung yang selesai membereskan barangnya dan menutup lokernya. Dia menoleh ke dirinya lalu membalas pertanyaan Qin Ziyao Liu, ”Baik-baik aja, sekolah ini sesuai denganku. Kenapa emangnya, Liu?” balas Seok Zihan Jung sambil menatap matanya.

Tatapannya serta wajahnya yang tenang dan dingin itu membuat Qin Ziyao Liu merasa tidak nyaman “ T-Tolong jangan tatap aku seperti itu Zihan. Aku hanya berbicara biasa denganmu.” ujar Qin Ziyao Liu sembari melangkah mundur dan terpojok dengan loker dibelakangnya.
Seok Zihan Jung menutup matanya dan menarik nafas dalam-dalam dan berpikir ’Apa yang sebenernya ia pikirkan? Apa dia mikirin yang aneh-aneh sampe reaksinya begitu?’ tanya nya dalam batin. Si cowok pun berjalan menuju keluar dan meninggalkan Qin Ziyao Liu yang berdiri sendirian disana. Qin Ziyao Liu langsung kembali Ke kesadarannya dan berjalan keluar sekolah sambil mencoba menyembunyikan rasa malunya itu gara-gara tadi.

Setelah berjalan cukup jauh, Seok Zihan Jung sampai di sebuah supermaket dan dia pun berbelanja makanan serta kebutuhan harian. Selama didalam, ia memilih makanan yang ada di rak tersedia dan mengambil bahan-bahan makanan yang akan dimasak olehnya dan sembari berpikir ‘Apa aku beli telur juga ya biar bisa bikin kue nanti?’ pikirnya sambil melihat telur-telur yang ada di rak. Ada telur organik, telur omega-3, telur Ayam kampung, dan telur ayam negeri pada umumnya.
Seok Zihan Jung memilih telur omega-3 dan telur ayam negeri karena kandungannya. Selesai memilih bahan-bahan makanan, Seok Zihan Jung membayar belanjaannya ke kasir dan malah bertemu lagi dengan Qin Ziyao Liu, dimana ia juga sedang membawa belanjaannya membayar. Beberapa saat begitu mata mereka bertemu, mereka merasa sedikit canggung dan hanya terdiam.
Seok Zihan Jung melihat Qin Ziyao Liu berjalan meninggalkan supermarket dan datang giliran Seok Zihan Jung yang mulai membayar belanjaannya. Selesai membayar, ia berjalan keluar supermarket dan berdiri diam di depannya, sampai Seok Zihan Jung mendengar suara mengeong kecil. Begitu melihat-lihat sekitar, ditemukanlah sebuah kotak yang isinya seekor anak kucing. Melihat kondisinya yang lemah, ia bersimpati melihatnya sembari turun dan jongkok lalu mengelusnya.
“Kasihan ya kamu disini, pasti kedinginan.” Gumamnya dibawah nafasnya. Seok Zihan Jung pun memutuskan untuk membawa anak kucing itu pulang bersamanya. ‘kondisinya agak lemah, harusku bawa kedokter dulu saja’ pikir Seok Zihan Jung Yang segera berjalan kearah rumah sakit hewan terdekat yang ada di daerah kotanya itu.

Sesampainya di rumah sakit hewan, Dia mengantar anak kucing itu ke dokter hewan dan langsung diberi perawatan. Begitu urusannya selesai disana, ia berjalan pulang dan sempat berpikir untuk mengadopsi anak kucing tadi itu untuk menemaninya dirumah.
Sampai di apartemen dan tiba di unitnya, Seok Zihan Jung membuka ponselnya yang berdering dan melihat ada telepon dari Jin Ziho Kang lalu mengangkatnya “Ziho? ada apa meneleponku?” Tanya Seok Zihan Jung begitu menjawab telepon Jin Ziho Kang. “Zihan, udah kepikiran sesuatu buat tugas puisi kita belum?” Tanya Jin Ziho Kang kembali di telepon. Seketika, Seok Zihan Jung berpikir sejenak dan langsung menjawab pertanyaannya. ”Ziho, kamu ada waktu setelah pulang sekolah besok? Kalau ada, besok kamu ke rumahku saja.” Kata Seok Zihan Jung sembari bersender Di balkon rumahnya
”Ah, besok ya? Boleh tuh. Besok aku gak sibuk-sibuk amat sih, jadi aku pastinya bisa.” jawab Jin Ziho Kang yang membuat Seok Zihan Jung puas. “Yosh, besokku tunggu ya...” “Haha, Ok!” Dengan begitu, telpon mereka berakhir. “Dan juga... Kenapa aku bisa kelupaan buat beresin Rumah ya?” tanya Seok Zihan Jung Ke dirinya sendiri Ketika ia melihat kembali ke ruang tamu dan dapur. Begitu mengeluarkan keluhan kecil, dia pergi ke kamarnya untuk mengambil baju dan menaruh tas.

Setelah beberapa menit kemudian, ia keluar kamar mandi dan memakai baju santai. Barulah ia mulai membereskan bajunya mengantung seragamnya di gantungan baju dan pergi keluar kamar dan membereskan ruang tamunya. Dimulai dengan membereskan kardus, melipatnya lalu ditaruh didepan teras. Lanjut dengan mengambil sampah dan mengumpulkannya, bwru dibuang Ke tempat sampah yang sudah di pakaikan plastik kresek hitam. Selagi Seok Zihan Jung membersihkan bagian dapur, ia mendapatkan telepon dari keluarganya bahwa mereka mendapatkan gaji yang sangat besar, sebagian untuk kebutuhan mereka dan sebagiannya lagi untuk Seok Zihan Jung. Mendengar itu, ia merasa senang untuk orang tuanya, juga bersyukur karena mendapatkan uang untuk kebutuhannya sehari-hari yang lebih banyak.
Namun, bukan uang lah yang dibutuhkan oleh Seok Zihan Jung, melainkan kehangatan keluarga yang lama ia rindukan. Karena mereka berpisah atas keputusan Seok Zihan Jung sendiri, orang tuanya berada dibeda tempat lain. Sementara Seok Zihan Jung hidup mandiri untuk sementara waktu untuk mengejar cita-citanya.

Beberapa lama setelah Seok Zihan Jung mendengar serta ngobrol sebentar dengan orang tuanya, dia pergi keluar dan pergi ke lantai bawah dengan lift untuk turun. Begitu sampai dibawah, is pun berjalan menuju tempat yang mau ia datangi.
Sampainya Seok Zihan Jung berjalan-jalan didaerah kota setelah meninggalkan apartemen, selama berjalan didaerah kota, Seok Zihan Jung memasang earphonenya di telinga dan mendengar lagu sembari berjalan melewati jalanan kota. Sambil melihat-lihat sekitar, ia melihat seorang wanita yang terlihat kebingungan. Seok Zihan Jung melepas earphonenya dulu dan menghampiri wanita itu dan bertanya, “Permisi, apa butuh bantuan?” Tanya Seok Zihan Jung sembari menatap wanita itu.

code love protocolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang