Chapter 10 Permainan

12 6 3
                                    

Suara air dari wastafel terdengar, dan terlihat Qin Ziyao Liu sedang membantu Seok Zihan Jung mencuci piring-piring dan mangkok-mangkok bekas mereka pakai.
Sambil mencuci, dipikirannya Qin Ziyao Liu, dia masih terbayang dengan tindakan Seok Zihan Jung yang mengambil bekas saos di bibirnya dan menjilat jarinya sendiri setelah membersihkan bibirny Liu.
 
Walau dia mencoba melupakannya, yang ada malah adegan itu terus terulang dipikirannya, bahkan terus membatin ’Mmmhh... Ampun dah... Kenapa sih susah banget buat dilupain? Padahal dia cuman ngelakuin itu doang loh!’ Batinnya Qin Ziyao Liu dengan wajahnya yang memerah.

Setelah Seok Zihan Jung selesai mencuci piring bagiannya, ia menoleh kearah Qin Ziyao Liu yang jauh didalam pikirannya sendiri. Karena kejadian tadi, Qin Ziyao Liu melamun terus, sampai ia tidak sadar kalo Seok Zihan Jung yang disampingnya mendekatkan wajahnya. Qin Ziyao Liu baru sadar ketika Seok Zihan Jung menoel nya, Liu pun terkaget sampai lompat sedikit begitu menoleh kearah dimana ia di toel.

“AHHHH!! Zihan! Jangan kagetin aku coba dah!” kaget dan teriak Qin Ziyao Liu dengan wajah kesal. Seok Zihan Jung hanya tersenyum, membuat Qin Ziyao Liu mengambil ponselnya, berjalan kearah ruang tamu, dan bermain ponsel sambil duduk di sofa.
Begitu mematikan air setelah selesai mencuci piring, Seok Zihan Jung berjalan kearah ruang tamu untuk mendekati Qin Ziyao Liu yang sedang main ponselnya. Lalu, Seok Zihan Jung duduk disamping Qin Ziyao Liu. Walau masih agak kesal, Qin Ziyao Liu yang merasa bosan menyarankan sesuatu ke Zihan.

”Hey... Zihan?  Kita main game gitu mau? Yang kalah harus menuruti yang menang.” Sarannya sembari menatap kearah Seok Zihan Jung yang menatap balik dan tersenyum.
Setuju dengan saran Qin Ziyao Liu, Seok Zihan Jung menaruh ponselnya dan menatap kearah Qin Ziyao Liu dan ia menjawabnya “Menarik ayo aja kita.” Jawab Seok Zihan Jung sembari mengeluarkan kartu gunting kertas batu dan membaginya.

“Yang kalah harus menuruti yang menang kan? Kalo kalah jangan ngeyel loh ya?” ujar Seok Zihan Jung sembari tersenyum sengir dan memberikan kartunya kepada Qin Ziyao Liu
“Hmph! Gak akan, yang ada itu kamu yang bakal ngeyel!”

Begitu Qin Ziyao Liu mengambil kartunya dan bersiap-siap melempar kartunya, Seok Zihan Jung juga melempar kartunya dan mereka beradu kartu dan melihat hasilnya.
Kartu Qin Ziyao Liu menunjukan gambar kertas, sementara Seok Zihan Jung mengeluaran kartu gunting. Yang berarti, Seok Zihan Jung adalah pemenang ronde 1.

“Hehehe... Satu-kosong” Kata Seok Zihan Jung sembari tersenyum kearah Qin Ziyao Liu yang terlihat kesal karena kalah. Ia melirik kearah Seok Zihan Jung, dan Qin Ziyao Liu menantang kembali ke Seok Zihan Jung.
“Lagi! Ronde 2!” Kesal Qin Ziyao Liu yang membuat Seok Zihan Jung langsung tersenyum dengan  itu.

“Heh... Kamu kalah lagi Liu...” Kata Seok Zihan Jung sembari menatap mata Qin Ziyao Liu yang terlihat semakin kesal. Begitu melihat wajah cemberut dan manyunnya itu, Seok Zihan Jung sedikit kaget melihat sikapnya Qin Ziyao Liu yang sangat menggemaskan.

“Aaaaagggghhhhhhh!! Zihan pasti curang ke aku!!” Teriak Qin Ziyao Liu yang merasa frustasi. Dan untuk Seok Zihan Jung, dia hanya tersenyum bangga di hadapannya.
“Masih mau lanjut lagi?” Ajak Seok Zihan Jung dengan senyum sengir yang bangga nya itu. Qin Ziyao Liu yang mendengar itu spontan menerima tantangannya. Kali ini, Qin Ziyao Liu melempar kartu berbentuk gunting.

Hasilnya, dia menang begitu melihat kartunya Seok Zihan Jung yang dikeluarkannya adalah kertas.
“Hai!! Aku menang satu point!” Seru Qin Ziyao Liu sembari meledek Seok Zihan Jung dengan ekspresi menjulurkan lidahnya didepan Seok Zihan Jung. Selanjutnya, ia bersiap lagi untuk mengeluarkan kartu berikutnya.

“Ayo next!!” Tantang Qin Ziyao Liu dengan semangat, dan melempar kartunya. Seok Zihan Jung yang tau apa yang akan dikeluarkan oleh Qin Ziyao Liu, dia menggunakan kartu batu sedangkan Qin Ziyao Liu mengeluarkan kartu kertas. Melihat kemenangannya lagi, Liu langsung senang bahkan ia berdiri dan sambil lompat kegirangan.

“Ahaha!! Menang lagi!”
“Bagus Liu, tapi ini belum berakhir loh... Sekarang babak penentuan untuk permainan ini.” Kata Seok Zihan Jung sembari menatap Qin Ziyao Liu dan ia bersiap-siap mengeluarkan kartu.

“Hehe~ Baiklah! Kita keluarkan kartunya bersamaan ya?” ucap Qin Ziyao Liu dan mulai menghitung “1... 2... 3!” Serentak, mereka mengeluarkan kartu mereka, dan hasilnya sama. Mereka berdua mengeluarkan kartu batu
“Ahh... Ternyata sama, Lagi ya?” Kata Qin Ziyao Liu sembari bersiap-siap untuk melempar kartunya.

Selama permainan ronde terakhir berlangsung, kartu yang mereka lemparkan kartu terus berakhir seri yang membuat Qin Ziyao Liu menatap kearah kartu-kartu yang telah dilemparkan ke meja dengan tatapan kesal yang imutnya itu.

“Mmmmmhh! Kenapa sama terus sih kartunya? Mau sampai kapan selesainya ini...” Keluh Qin Ziyao Liu sembari terus melempar kartunya dan Seok Zihan Jung terus melempar kartunya juga secara bersamaan.

Merasa sudah terlalu lama, mereka jadikan ini lemparan terakhir. “Baiklah Zihan, ini kartu terakhir ayo kita lempar” ujar Qin Ziyao Liu dan ia mendapatkan anggukan dari Seok Zihan Jung dan hasilnya.

Kartu Seok Zihan Jung adalah gunting, sementara kartu Qin Ziyao Liu adalah kertas. Qin Ziyao Liu kaget dengan hasilnya lalu melirik kearah Seok Zihan Jung setelah melihat hasilnya. Si cowok tersenyum lega akan kemenangannya, sembari menatap Qin Ziyao Liu yang kalah dengan ekspresi mukanya yang cemberut sambil lalu menatap dengan kesal ke Seok Zihan Jung.

“Hehehe, maaf ya? Nampaknya aku yang menang...”
“Hmph... Yasudah, sesuai kesepakatan, kamu mau apa? Akanku turuti 2 permintaanmu.”

Dengan muka cemberut, Qin Ziyao Liu terpaksa menerima kekalahannya dan harus menuruti permintaan yang menang. Seok Zihan Jung langsung tersenyum dan ia mulai mendekat dan menatap kearah Qin Ziyao Liu.

“Ya... Hanya satu saja permintaan dariku.” Kata Seok Zihan Jung sembari menyandarkan kepala sambil ditahan tangannya. Qin Ziyao Liu yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya dan menatap kearah Seok Zihan Jung.

“Nggak bisa begitu, permintaannya harus tetap dua. Jadi untuk permintaan yang pertama, kamu mau aku ngapain?” Tanya Qin Ziyao Liu sembari memegang tangannya Seok Zihan Jung.
Mendengar nadanya Liu yang sudah membulatkan tekadnya, Seok Zihan Jung merasa dia tidak boleh mengecewakannya, jadi mulailah dia memikirkan apa yang akan ia minta. Setelah memikirkannya, ia tersenyum kearah Qin Ziyao Liu dan menyatakan permintaan pertamanya.

“Oke, yang pertama, aku mau kamu buatkan aku pudding.” Kata Seok Zihan Jung, lalu dilanjutkan olehnya. “Dan yang kedua adalah...” Dia menjeda perkataannya, yang membuat Qin Ziyao Liu merasa penasaran. Beberapa detik kemudian, barulah Zihan menyelesaikannya, sambil menatap mata Qin Ziyao Liu dengan serius setelah mengambil nafas dalam-dalam.

“...Aku mau kamu...”

code love protocolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang