Chapter 11 Kembali ke Sekolah

5 3 0
                                    

Qin Ziyao Liu yang mendengar ucapan dari Seok Zihan Jung seketika terdiam, begitu Seok Zihan Jung menyebutkan permintaan keduanya. Hal ini jadi membuat Qin Ziyao Liu bingung untuk memikirkan bagaimana menjawabnya.
Namun melihat gadis yang didepannya terpaku, Seok Zihan Jung menarik nafasnya dalam-dalam, paham betul karena permintaannya itu sangat tiba-tiba dan tidak disangka.

“Tidak perlu kamu jawab sekarang kalau masih ragu. Aku juga paham kalo kamu harus memikirkan ini lebih lama lagi...”
“Ditambah... Aku juga sudah bisa menduga jawabannya pasti tidak” Terang Seok Zihan Jung dengan wajah yang serius. Qin Ziyao Liu yang mendengarkan perkataan Zihan, dia jadi melamun juga senang terhadap kepekaannya. Liu pun terlarut didalam pikirannya mencoba mencerna semua ini.

“Sekarang sudah mau jam 7 sebaiknya kamu pulang Liu.” ucap Seok Zihan Jung begitu dia melihat jam yang menunjukan sudah malam, sembari berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan Qin Ziyao Liu yang masih melamun duduk diruang tamu karena masih kaget.

‘Dia barusan nembak aku kan? Ekspresi mukanya sampai serius begitu, sesuatu yang jarang ku lihat. Zihan udah jelas mengatakan dia menyukaiku, tapi... Aku gimana?’ Batin Qin Ziyao Liu yang sedang merenung. Liu mengira Zihan itu Cuma iseng-iseng karena Liu adalah temannya. Ia paham Zihan peduli dengannya, begitu juga sebaliknya untuk Liu ke Zihan.

‘Aku memang peduli terhadapnya. Tapi mengapa aku bisa se khawatir dan setakut itu ketika dia koma? Apa aku benar-benar menyukainya lebih dari sebatas teman? Aku ragu untuk memastikan perasaanku ini.  Tapi...’ Pikirnya, mengingat kembali beberapa momen ketika mereka bersama, baik indah maupun buruk.
Selagi masih merenung, sekitarnya Qin Ziyao Liu serasa melambat, detik terasa lebih lama. Namun pada akhirnya, Liu, telah menyimpulkan perasaannya.

‘Zihan sudah mengutarakan perasaannya kepadaku. Gak mungkin aku akan menyia-nyiakan kesempatan ini!’ Seru Qin Ziyao Liu didalam batinnya.
Qin Ziyao Liu segera bangun dan berjalan untuk mengetok pintu kamarnya Seok Zihan Jung dan ia bahkan terus menggedor pintunya.

“Zihan, buka pintunya! Hey! Aku mau menjawab permintaanmu tadi! Zihan!!” Teriak Qin Ziyao Liu terus menggedor pintunya. Namun didalam kamar Seok Zihan Jung, dia sudah tertidur dengan earphonenya yang menutupi telinganya agar tidurnya tidak tergganggu.
Qin Ziyao Liu  pun pasrah, Seok Zihan Jung  tidak kunjung membuka pintu kamarnya. Akhirnya, Qin Ziyao Liu memilih berjalan keluar meninggalkan apart unit milik Seok Zihan Jung dan berjalan menuju apart unit miliknya.

Didalam, Qin Ziyao Liu berjalan ke kamarnya sembari menangis dengan langkah yang lambat dan lesu. Di setiap langkah, didalam pikirannya, teruslah bertambah pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kedirinya sendiri.
Di beberapa momen, ia juga mengingat kembali waktu dimana ia mencoba berteman dengan Seok Zihan Jung, yang mana awalnya sulit, namun perlahan dia mulai akrab dengannya.

Sekarang, dia mulai takut jika hubungan mereka akan hancur karena tadi, dan malah kembali menjadi seperti orang asing bagi satu sama lain.
Sampai didepan pintu kamar miliknya, Liu masuk dan menutup pintunya, dan menjatuhkan badannya ke kasur dengan wajah yang menghadap kebawah sembari memeluk bantal tidurnya. Ia terus menangis tanpa henti sampai tertidur. Bahkan didalam tidurnya, dia merasa bahwa kejadian tadi adalah kesalahannya yang ragu dan bimbang.

Keesokan harinya, Qin Ziyao Liu bangun dari tempat tidurnya pada pukul 5 pagi. Seperti biasanya, begitu bangun, ia pergi ke kamar mandinya dan langsung mandi.
Namun badannya, terasa lesu bahkan sedikit tidak nyaman karena agak nyeri. Kepalanya serasa pusing, begitu juga matanya yang agak perih.

Melihat ke cermin, matanya Qin Ziyao Liu masih merah, bahkan ia semalam tidak bisa tidur dengan nyenyak sama sekali, karena mimpinya yang membuatnya terbangun terus ketika sudah mau tertidur.

Didalam mimpinya itu, Liu selalu terbangun disebuah ruang yang sangat gelap dan bahkan hampa yang ujungnya tidak terlihat.
Namun disana, ia melihat Zihan yang berjalan menjauh darinya. Qin Ziyao Liu mencoba mengejar sembari memanggil namanya, namun Seok Zihan Jung tetap berjalan menjauh dan tidak menghiraukannnya didalam mimpi itu.

“...Zihan... Apa kamu sudah tidak menyukaiku? Sampai kamu mau saja menjawab seperti itu?” Tanya Qin Ziyao Liu kedirinya sendiri sembari membiarkan air hangat membasuh dan mengalir dari kepala turun ke kakinya. Membiarkan badannya rileks dan mencoba menenangkan pikirannya.

Begitu merasa cukup, ia mematikan showernya dan berjalan keluar dari kamar mandi. Lanjut dengan mengeringkan semua badannya dengan handuk dan memakai seragam sekolah.

Untuk sarapannya, Qin Ziyao Liu tidak merasa mood untuk memasak, jadinya ia memilih membuat sesuatu yang cepat masaknya.

Begitu Qin Ziyao Liu memasak makanannya dan selesai makan, lanjut dengan membawa botol minum airnya serta membuat bekal karena ada pelajaran olahraga hari ini. Setelah semuanya selesai dan dikemas, barulah ia berangkat menuju sekolah.
Selama perjalanan, dengan langkahnya yang terasa berat dan lemah, Qin Ziyao Liu terus memikirkan Seok Zihan Jung didalam pikirannya, bahkan hatinya terasa sesak. Ia sangat ingin sekali menjawab pertanyaan Seok Zihan Jung.

“...Aku harap Zihan memberi aku kesempatan untuk menjawab pertanyaannya kemarin... Aku gak bisa membiarkannya menggantung begitu saja...” gumam Qin Ziyao Liu sembari terus berjalan. Pikirannya masih dipenuhi dengan rasa bersalah dan tidak enak karena kejadian kemarin.

Diperjalanan, matahari mulai naik dan sinarnya mengenai Qin Ziyao Liu. Begitu ia menyadarinya, Liu berhenti sejenak dan menikmati hangat matahari pagi yang mengenai kulitnya.

“...Hangat...” Bisik Qin Ziyao Liu ke dirinya sendiri. Setelah beberapa saat, ia lanjut berjalan. Namun, pikirannya masih diselimuti rasa tidak mengenakan, apalagi jika ditambah dengan memikirkan Seok Zihan Jung.

‘...Ugh... Ngapain juga aku mikirin dia? Dianya aja yang terlalu sensitif seperti itu.’ Kesal Qin Ziyao Liu dibatinnya.
Sambil melihat sekeliling, matanya langsung tertuju ke sebuah toko baju pengantin. Begitu diam ditempat depan toko itu, entah mengapa ia memikirkan dirinya dan Seok Zihan Jung yang menikah di masa depan.

“Apakah... Apa aku cocok mengenakan gaun itu ya?” Tanya Qin Ziyao Liu sembari menatap pakaian pegantin yang dipajang disebuah manekin depan kaca toko terus menerus.
Namun mengetahui ia harus bergegas ke sekolah, ia langsung berjalan meninggalkan toko baju itu.

Qin Ziyao Liu melihat ada makanan favoritnya Seok Zihan Jung, Bienenstich, yang mana itu adalah makanan yang berpadu dengan kue manis yang terbuat dari krim vanilla, kacang almond, dan madu.

Merasa penasaran, ia coba membeli dua, satu untuk dirinya dan satunya lagi untuk Seok Zihan Jung. Qin Ziyao Liu pun duduk di kursi yang disediakan sembari menunggu pesanannya.
Melihat-lihat sekeliling, dia melihat satu pasangan yang nampaknya adalah pasangan SMA. Mereka duduk bersebelahan sambil ngobrol dengan senyuman dan si cewek tertawa dengan cowoknya.

Untuk beberapa alasan, Qin Ziyao Liu merasa sesak bahkan sedikit kesal melihatnya, padahal Liu sendiri bukan orang yang mudah cemburuan.

Setelah pesanannya selesai, Qin Ziyao Liu mengambil Bienenstich pesanannya lanjut berjalan kearah sekolahny. Namun begitu sampai, suasana sekolah masih agak sepi, dan setelah melihat jam, Liu tersadar ia datang lebih pagi.
Memasuki lingkungan sekolah, Liu terus berjalan masuk ke gedung sekolah dan membuka loker penyimpanannya, menaruh sepatunya dan menggantinya dengan sepatu khusus sekolah.

Melewati lorong-lorong sekolah, Qin Ziyao Liu berjalan kearah kelasnya yang berada dilantai dua. Lalu, begitu memasuki kelasnya, ternyata masih sepi. Hanya ada satu teman sekelasnya yang sedang duduk sembari bermain game.

Qin Ziyao Liu duduk di bangku sisi yang bersebelahan dengan jendela, yang mana jendela itu memberikan pemandangan luar sekolah bagian gerbang sekolah. Liu menunggu kedatangan Seok Zihan Jung, berharap ia bisa coba mendekatinya untuk berbicara dan memberikan makanan kesukaannya itu.

Lalu, seseorang memasuki sekolah, Qin Ziyao Liu melihat sepatu yang dia kenal. Begitu melihat siapa dia, orang itu adalah Seok Zihan Jung, yang baru saja sampai ke sekolahan. Tapi, yang tidak Liu duga adalah orang yang datang bersamaan dengannya. Siapa yang berjalan disamping Seok Zihan Jung?

Melihat orang di samping Seok Zihan Jung, Qin Ziyao Liu merasa sedikit cemburu, karena orang yang disampingnya adalah wanita. Melihatnya, dengan rasa shock dan nafasnya tertahan, Qin Ziyao Liu sembari menatap kearah Seok Zihan Jung dari jendela kelasnya, mengeluarkan bisikan dibalik hembusan nafasnya.

“...Zihan... kenapa...?”

code love protocolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang