Chapter 4: tatapan yang saling terkunci

21 12 3
                                    

Pandangan mereka berdua terkunci pada satu sama lain, sampai membuat jantung si gadis itu yang mana adalah Qin Ziyao Liu, berdegup kencang ketika melihat Seok Zihan Jung. Dengan cepat, Qin Ziyao Liu melepas tangannya  yang merangkul ke pundak dan lehernya Seok Zihan Jung sambil menenangkan diri dan detak jantungnya, lalu berbicara sambil tersipu malu dan gugup.
“A-Aku baik-baik saja kok, tidak perlu khawatir, Zihan...” ucap Qin Ziyao Liu yang sembari terus menunduk karena malu hampir jatuh, ditambah dengan ditangkap dan dirangkul oleh Seok Zihan Jung. Ketika Win Ziyao Liu melangkahkan kakinya sedikit, ia kesakitan dibagian pergelangan kakinya.

Dengan peka, Seok Zihan Jung memegang tangan Qin Ziyao Liu dan menatap matanya Dengan khawatir. “Baik-baik darimana? Lutut kamu terluka dan kakimu terkilir begitu. Apalagi membawa tas belanjaan yang lumayan berat.” Kata Seok Zihan Jung sambil menghela nafas kecil. Kemudian ia berdiri setelah membantu Qin Ziyao Liu duduk disebuah kursi. ”Tunggu disini, aku akan segera kembal.i” Dan pergilah Seok Zihan Jung yang berlari ke arah supermarket.

Beberapa menit setelah Zihan membeli plaster, langsung lah ia berlari keluar kembali ke Qin Ziyao Liu yang sedang duduk sesuai perintah Seok Zihan Jung. Kemudian, Seok Zihan Jung berlutut didepan Qin Ziyao Liu untuk memeriksa kakinya. Seok Zihan Jung yang melihat gadis didepannya tersipu malu-malu sambil melihat kearah lain dan memainkan rambutnya itu membuatnya berbicara kepada dirinya sendiri setelah menggelengkan kepalanya. ’Fokus, Seok Zihan. Fokus... Gak perlu mikir yang lain-lain.’ pikirnya sambil perlahan memeriksa lukanya. Zihan diam-diam melirik ke Qin Ziyao Liu, namun segera melihat kebawah ke kakinya.
‘Ampun... Kenapa sih dia mesti harus imut dan cantik banget!?’ Teriak Seok Zihan Jung dibatinnya sembari menggelengkan kepalanya dan menyembunyikan pipinya yang sedikit memerah itu. “Tadi kamu menatapiku kan?” Tanya Qin Ziyao Liu dengan suara yang kecil Karena sambil menahan malu. “Huh? Apa?” Seok Zihan Jung tidak begitu mendengarnya karena suaranya yang terlalu kecil.

“G-Gak kok! Bukan apa-apa! Kamu salah denger kali!” Teriak Win Ziyao Liu kepada Seok Zihan Jung. Si gadis berambut putih itu pun melihat kantong bungkus yang tadi dibawa oleh Seok Zihan Jung. “Ini...?”
“Ini cuman obat luka untukmu dan beberapa cemilan kecilku buat dimakan nanti dirumah.” Jelas Seok Zihan Jung sembari mengeluarkan plesternya dari kantong plastik.

“Tahan sakitnya sebentar ya?” Kata Seok Zihan Jung kemudian membuka plasternya dan menempelkan ke luka Qin Ziyao Liu yang sudah dibersihkan dan diobati sedikit. Qin Ziyao Liu Yang sedang diobati dan dipasang plaster itu menahan perihnya dengan menutup mulutnya dengan tangannya. Penampakan itu membuat Seok Zihan Jung tertawa pelan, terlihat Qin Ziyao Liu sedikit kesal dengan Seok Zihan Jung yang menertawainya.
Begitu selesai mengobati luka Qin Ziyao Liu, Seok Zihan Jung melepas jaketnya dikenakan ke Qin Ziyao Liu disekitar pnggangnya untuk menutupi pahanya. Hal itu membuatnya bingung dan tiba-tiba saja, Seok Zihan Jung menggendong Qin Ziyao Liu dan itu membuatnya sangat kaget dan menatap Seok Zihan Jung dengan wajahnya yang memerah, ”H-Hei! kenapa gendong aku Zihan!? Aku kaget sumpah, Bisa jalan sendiri loh padahal!” teriak Qin Ziyao Liu sembari menutupi mukanya yang semakin merah dengan kedua tangannya akibat aksinya Seok Zihan Jung.

Seok Zihan Jung pun mulai berjalan menggendong Qin Ziyao Liu menuju apartemennya. “Aku meragukan itu. Dengan Kaki yang terkilir itu, kamu bilang bisa jalan sendiri? Ngelawak ya kamu?” Kata Seok Zihan Jung yang melihat kedepan sambil berjalan dan menggendong Qin Ziyao Liu. Selama perjalanan, Qin Ziyao Liu terus menahan rasa malunya karena sedang digendong oleh Seok Zihan Jung.
Sesampainya di apartemen si cowok, Qin Ziyao Liu perlahan-lahan diturunkan dari gendongannya. Qin Ziyao Liu sedikit menunduk karena masih menahan rasa malunya ketika digendong olehnya, namun ia memberikan diri untuk menatap Seok Zihan Jung dan berbicara pelan. “T-Terimakasih Zihan. M-Maaf ya sudah merepotkan kamu...” ucapnya sembari menatap Seok Zihan Jung.

code love protocolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang