Chapter 9 Masak Makanan Bersama

7 7 1
                                    

Beberapa hari setelah insiden dan Zihan diperbolehkan pulang, sekarang, Seok Zihan Jung dan Qin Ziyao Liu sedang berada di unit apartemennya Seok Zihan Jung.

Qin Ziyao Liu yang mendengar pertumbuhan Seok Zihan Jung sangat drastik. Dengan kaget, ia membulatkan matanya dan memasang muka cemberut.
“Hmph! Zihan curang, kamu terlalu tinggi. Aku cuma 170 doang...” kesal Qin Ziyao Liu sembari mencoba mencapai pucuk kepala Seok Zihan Jung. Bahkan walau Qin Ziyao Liu jingjit, ia tetap tidak bisa mencapainya.

Melihat tingkah Qin Ziyao Liu, Seok Zihan Jung tertawa sedikit, karena Qin Ziyao Liu terus mencoba mencapai pucuk kepalanya, namun tidak bisa sama sekali, ditambah muka cemberutnya yang Zihan anggap lucu.
Seok Zihan Jung yang melihat muka cemberut Qin Ziyao Liu pun tertawa sedikit lebih keras. Lalu, ia mengambil kursi yang di pinggirnya dan menaruh Qin Ziyao Liu di atas kursi dengan mudah. Baru lah setelah itu, Seok Zihan Jung pun sedikit menunduk agar Qin Ziyao Liu bisa menyentuh pucuk kepalanya itu.

Qin Ziyao Liu yang melihat Seok Zihan Jung sedikit menunduk, ia langsung mengelus kepalanya dan sedikit tertawa.
“Haha! Sekarang aku lebih tinggi!” Seru Qin Ziyao Liu sembari tertawa senang, karena akhirnya bisa mencapai pucuk kepala Seok Zihan Jung meski harus naik kursi dan Seok Zihan Jung harus sedikit menunduk.

Begitu Qin Ziyao Liu merasa senang dan puas, ia pun segera turun dari kursi dan langsung berjalan ke dapur, meninggalkan Zihan, dan mulai mengeluarkan beberapa Bahan makanan yang akan mereka masak nanti.
Beberapa detik setelahnya, Seok Zihan Jung menaikan kepalanya begitu mengetahui Qin Ziyao Liu sudah jalan duluan meninggalkannya. Melihat ekspresi senang Win Ziyao Liu tadi itu, Seok Zihan Jung tersenyum bahkan Seok Zihan Jung sempat bergumam.

“...Lucu sekali...” gumam Seok Zihan Jung sembari tersenyum kecil dan mengikuti kearah Qin Ziyao Liu yang sedang berjalan ke dapur untuk membuat makanan.
Begitu sampai di dapur, Seok Zihan Jung melihat Qin Ziyao Liu yang sedang membuka kulkas untuk mengambil beberapa bahan makanan lain yang mau jadi tambahan untuk masak.

Namun, disaat Qin Ziyao Liu mau berdiri, pintu atas kulkas perlahan terbuka sendiri. Dengan sigap, Seok Zihan Jung bergegas dan membuat bantalan dengan tangannya untuk mencegah kepalanya Qin Ziyao Liu terpentuk pintu kulkasnya. Qin Ziyao Liu langsung menatap kearah atas dan melihat tangannya Zihan menahan kepalanya dan tiba-tiba sudah ada dibelakangnya.

Seok Zihan Jung yang menatap kearah Qin Ziyao Liu dari atas pun tersenyum, “Lain kali hati-hati ya? Hampir aja dah...”
Mendengar dan melihat senyumannya, Qin Ziyao Liu yang membuat mukanya sedikit memerah, membuatnya teringat ketika ia datang ke rumah Seok Zihan Jung beberapa jam yang lalu.

“Zihan! Buka pintunya!” Teriak suara seseorang didepan pintu unit apartemennya Seok Zihan Jung. Begitu pintu terbuka, menampilkan orang yang sangat tinggi didepannya. Orang yang membuka pintunya? Siapa lagi jika bukan Seok Zihan Jung yang sedang memakai kaos biasa dan celana panjang. Seok Zihan Jung pun melihat ke orang yang memanggilnya, ternyata itu Qin Ziyao Liu yang berdiri didepan pintunya.

“Eh, Liu? Kenapa pagi-pagi datang kesini?” Tanya Seok Zihan Jung sembari melihat ke Liu yang lebih pendek darinya. Mata hijaunya Qin Ziyao Liu bertemu dengan matanya Zihan. Qin Ziyao Liu yang merasa malu memalingkan wajahnya dan melihat kebawah. Malah yang ada dia jadi teralihkan melirik ke badannya Seok Zihan Jung.
Qin Ziyao Liu terkejut dan wajahnya mulai lebih memerah. Diam-diam, si gadis melirik ke tubuh, lebih spesifiknya, perutnya Seok Zihan Jung yang terbentuk jelas dibalik baju yang dikenakannya.

“A-Ah... T-T-Tidak ada apa-apa. Aku c-cuma mau mampir d-dan masak terus makan b-bareng”
“Oi, itu kamu mimisan loh...”
“Perasaan kamu aja.” Sanggah Qin Ziyao Liu sambil mengelap hidungnya dengan sapu tangan

‘Haaahh... Aku masih bingung juga kenapa aku mau kesini...’ batin Qin Ziyao yang mengeluh didalam pikirannya sembari menoleh kearah Seok Zihan Jung yang sekarang sedang mencuci sayuran yang sudah dipilih olehnya dan memotongnya. Untuk bagian Qin Ziyao Liu, dia dapat bagian mengurus makanannya.
“Zihan, sayurannya sudah selesai belum?” Tanya Qin Ziyao Liu sembari menoleh  kearah Seok Zihan Jung, yang mana ia juga menoleh kembali ke Qin Ziyao Liu sambil tersenyum kecil seperti biasa.

”Sudah kok, ini tinggalku potong. Nanti dimasak saja sama kamu ya? Dagingnya biar aku yany urus.” Jawab Seok Zihan Jung sembari mengambil pisau dan memotong sayuran dengan rapih dan proporsional.
Ia pun melihat Qin Ziyao Liu yang berjalan kearahnya sembari membawa daging sapi yang masih terbungkus rapih.

“Zihan, ini dagingnya.” Kata Qin Ziyao Liu sembari menaruh dagingnya dimeja.
“Mmm... Terimakasih ya, kamu sekarang tinggal masakin aja. Dagingnya biarku olah dulu.”

Seok Zihan Jung yang selesai memotong sayur pun langsung beralih setelah menerima dagingnya dan menyerahkan potongan sayurannya ke Liu.
Begitu Seok Zihan Jung membuka bungkus daging itu. Mulailah dia memotong dagingnya dan mengambil beberapa saus sambil menyalakan api besar.

Sementara itu, Qin Ziyao Liu sedang fokus memasak sayurannya menjadi sayur kering agar bisa dijadikan topping dengan dagingnya.
Beberapa menit kemudian, masakan yang mereka sudah masak akhirnya selesai dengan matang sempurna. Seok Zihan Jung pun mengambil piringnya dan piring milik Qin Ziyao Liu dan menaruhnya dimeja makan.

Kemudian, Qin Ziyao Liu langsung duduk sembari menaruh air minum. Mereka duduk saling berhadapan dan mulai membagi makanannya. Dengan peka, Zihan mengambilkan nasi dan sumpit untuk diberikan kepada Qin Ziyao Liu.

Begitu menerimanya, ia tersenyum kepada Seok Zihan Jung.
“Terimakasih, Zihan...” Qin Ziyao Liu yang berterimakasih kepadanya sembari tersenyum. Setelah berdo’a sebentar, mereka mulai menikmati masakan yang dibuat Seok Zihan Jung.
Begitu daging itu masuk kemulutnya, meatanya berbinar begitu merasakan bumbu di daging itu yang sangat meresap begitu menyentuh lidahnya.

“Mmmh... Enak...” ujarnya sembari terus memakan daging masakan Seok Zihan Jung. Tanpa ia sadari, Seok Zihan Jung tersenyum melihatnya menikmati masakannya itu, lalu baru dia ikut memakan masakannya sendiri. Bahkan setelah merasakan dagingnya, Zihan masih terkagum akan masakannya sendiri.

“...Benar juga, Memang enak banget...” komentar Seok Zihan Jung yang sembari memakan masakannya sendiri.
Qin Ziyao Liu sempat mau mengambil daging sisanya, namun sumpit milik Seok Zihan Jung menahan milik Qin Ziyao Liu. Dia pun melirik ke Seok Zihan Jung dengan rasa kesal. Karena itu, mereka jadi saling daging yang masih ada di piring sajian itu.

“Oi! Dagingnya punyaku!!”
“Nggak ada, Nggak ada, aku yang masak loh ya?”

Mereka pun terus beradu sumpitnya masing-masing. Karena ini, Seok Zihan Jung malah tertawa dengan tingkah Qin Ziyao Liu. Merasa kasihan, dia pura-pura kalah dan membiarkan Qin Ziyao Liu mengambilnya

“Yey! Aku menang!” Teriak Qin Ziyao Liu dengan senang lalu memakan daging yang dia dapatkan. Seok Zihan Jung langsung condong sedikit kedepan, untuk mengelap sisa saos yang ada di bibirnya Liu.

“Ih... Apaan dah tadi...?”
“Hehehe, maaf ya? Tadi di bibirmu ada saos.” kata Seok Zihan Jung lalu menjilat saos yang ada di tangannya itu.

Melihat apa yang dilakukan Seok Zihan Jung, muka Qin Ziyao Liu memerah lagi dan ia pun memalingkan wajahnya. ‘Mmmmmhhh! Dia ini kenapa sih!?’

code love protocolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang