Chapter 3 : Pertemuan Tak Terduga

21 12 4
                                    

Wanita itu menoleh kearah Seok Zihan Jung begitu ia memanggilnya. Ia sedikit gugup namun mulai bertanya. “I-iya, apa kamu tau arah sekolah Sakuragawa Gakuen?” tanya wanita itu, Seok Zihan Jung yang mana adalah murid disana menjawabnya ”Oh, kebetulan banget, itu sekolah saya, mau Ku antara tidak?” tawar Seok Zihan Jung sembari dan tersenyum kepada wanita itu yang mana ia mengangguk yang berarti iya. Dengan senang hati, Seok Zihan Jung menunjukan arah jalan ke sekolahnya itu.
Sepanjang perjalanan, wanita itu sedikit ketakutan dan berjalan dibelakangnya Seok Zihan Jung, hampir menempel ke punggungnya. Tentunya hal ini membuat Seok Zihan Jung merasa sedikit tidak nyaman, Seok Zihan Jung melirik dan menatap matanya, memberi pesan agar sedikit memberikan jarak darinya. Wanita itu melihat ke tatapan matanya Seok Zihan Jung dan mendapat pesannya. ”Ahh! M-Maafkan saya, aku berdiri terlalu dekat ya?” Tanya nya begitu mundur sedikit agar tidak terlalu dekat dengan punggungnya Seok Zihan Jung.

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya tiba didepan SMA yang wanita itu tuju, “Ini dia, kita sudah sampai di sekolahan yang kamu cari.” kata Seok Zihan Jung sembari menunjuk sekolahan yang didepan mereka.
“Terimakasih sudah mengantar aku sampai sini. Ngomong-ngomong... Boleh tau siapa nama kamu?” Tanya nya sembari melihat kearah Zihan yang tersenyum kecil. “Seok Zihan Jung, itu namaku...”  Seok Zihan Jung yang memperkenalkan dirinya pun diikuti oleh wanita itu yang memperkenalkan dirinya juga. “Seok Zihan Jung... Aku Wang Ruyin, salam kenal ya, Zihan.” Kata wanita itu yang namanya Wang Ruyin sembari tersenyum kepada Seok Zihan Jung. Wang Ruyin senyum kepada dirinya sendiri dan Zihan karena bertemu teman baru baginya.

Setelah mereka berbincang sebentar, Seok Zihan Jung pergi meninggalkan Wang Ruyin didepan sekolah itu dan berjalan kembali didaerah kota. Ia terus berjalan sampai memasuki gang dan bertemu beberapa preman yang datang mendekati Seok Zihan Jung.
Lalu, mereka mengelilingi dan menahan tangan Seok Zihan Jung ke dinding dan berbicara, ”Hei bocah! Berikan semua uangmu atau kami akan menghajarmu.” Ancam preman itu sambil menatap tajam Seok Zihan Jung. Namun,  Zihan tidak merasa terancam atau takut, begitu juga dengan mendengar apa yang preman itu katakan karena telinganya sedang ditutupi earphone. Melihatnya yang Masih tenang dan Tidak ketakutan, tiga preman itu kesal lalu mulai melemparkan tinjunya kearah muka Seok Zihan Jung.

Seok Zihan Jung dengan cepat menghindari serangan yang diberikan oleh salah satu preman itu yang mana tinjunya malah mengenai dinding dan kesakitan. Kemudian, Seok Zihan Jung melepaskan diri dari genggaman yang menahannya itu, dilanjutkan dengan tendangan ke perut salah satu preman itu dengan sangat keras.
Seok Zihan Jung kebingungan dengan reaksinya karena tendangan yang diberikan Zihan itu tidaklah kuat. Melihat sang preman yang menahan perutnya kesakitan itu, preman yang lain mulai menyerang Seok Zihan Jung secara bersamaan. Sang cowok yang memiliki pengalaman bertarung itu dengan mudah menghindari serangan yang diberikan dari preman-preman itu. Begitu ia menghindar dari tinjuan dua arah Dari samping, Seok Zihan Jung memberikan tendangan ke muka salah satu preman dan itu membuatnya terpental dan menabrak tembok yang ada di gang.

Melihat dampak yang diberikan oleh Seok Zihan Jung, satu preman yang belum dihajar Zihan pun gemetar ketakutan  dan langsung lari terbirit-birit, meninggalkan teman-temannya sudah tumbang oleh Seok Zihan Jung. Tanpa membiarkannya lari, Zihan mengambil pipa besi yang lepas didekatnya dan melemparkannya kepreman yang berlari Itu, hingga akhirnya mengenai kepalanya dan terjatuh.
Seok Zihan Jung mengangguk kecil begitu masalah Sudah selesai. Lalu, ia mendekati salah satu preman yang ditendang di perut tadi itu. Seok Zihan Jung kemudian jongkok didepannya dan menatap dengan dingin dan penasaran. ”Hey, memangnya kamu tidak bisa mencari kerja yang lebih baik daripada  merampok uang orang lain?” Tanya Seok Zihan Jung sedikit sembari memiringkan kepalanya sedikit dan tangan dibawah dagu menahan kepalanya.

Preman itu mengangkat kepalanya sedikit begitu Mendengar Zihan dan menatapnya lalu berbicara, “Ugh...  A-Aku tidak bisa menemukan pekerjaan. Saking sulit mencarinya itu, aku berpikir ini lebih mudah untuk mencari uang.” Jawab si preman sambil ketakutan menatap muka Seok Zihan Jung yang terlihat seram baginya.
Seok Zihan Jung pun berbicara dengan nada yang pelan. ”kamu tidak perlu takut. Kalo soal pekerjaan, aku punya kenalan yang sangat baik.” ucap Seok Zihan Jung yang mengulurkan tangannya untuk membangunkan preman yang sedang tumbang itu. Zihan pun melanjutkan omongannya, ”Dia bisa menawarkan pekerjaan apapun. Kalo mau,  kuantar  kesana, tapi ajak teman-teman kamu juga agar tidak melakukan hal seperti ini lagi.” Tawar Seok Zihan Jung yang membuat preman itu menatap muka Seok Zihan Jung yang sedang mengulurkan tangan dengan ekpresi mukanya yang biasa aja dan preman itu menerima uluran tangan Seok Zihan Jung dan perlahan berdiri. “Baiklah, aku akan berbicara dengan teman-temanku dulu, lalu kami akan mencarimu...” ucap preman itu, dan Seok Zihan Jung  mengangguk kepalanya merasa puas dengan jawaban yang didapatnya.

“Mmn... Jika ingin mencariku, pergilah ke apartemen dekat dan tunggu aku dibawah. Sebelum lupa, namaku Seok Zihan Jung agar kau mudah mencariku.” balas Seok Zihan Jung. Si preman itu pun menganggukan kepalanya sebagai gestur terima kasih. “Baiklah, Seok Zihan Jung... Kami akan mencarimu. Dan maaf soal barusan, kami izin pamit Dan juga terima kasih...” kata preman itu yang lalu pergi membawa teman-temannya yang tepar dan pergi dari Seok Zihan Jung.

Begitu urusan selesai,ia kembali berjalan lagi menyetel lagu lain di hanphonenya sembari berjalan ke arah supermarket. Selama perjalanan, tepat disaat Seok Zihan Jung belok setelah keluar gang, Tidak sengaja dia menabrak seorang gadis berambut putih dan membuatnya hampir terjatuh.
Dengan sigap dan refleks yang cepat, Seok Zihan Jung menangkapnya sebelum gadis itu terjatuh. Begitu berhasil menangkapnya, Seok Zihan Jung membantunya berdiri. “Maaf, kamu baik-baik saja? Apakah kamu terluka?” Tanya Seok Zihan Jung sembari memegang bahunya. Begitu mata mereka bertemu satu Sama lain, akhirnya Zihan melihat lebih jelas gadis itu, yang ternyata adalah...

“Liu...?” Panggil Zihan dengan nama panggilan gadis itu.

code love protocolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang