Chapter 8 Kekhawatiran

12 9 1
                                    

8 bulan berlalu... Dan Seok Zihan Jung Masih terbaring di ranjang rumah sakitnya. Kai Ziyang Zhang sedikit khawatir karena masalah operasinya Seok Zihan Jung .
Untuk Qin Ziyao Liu, ia sudah bisa pulang setelah dirawat selama 3 bulan yang lalu. Seok Zihan Jung masih dalam koma, bahkan detak jantungnya sedikit tidak stabil yang mana membuat para dokter terus menjaganya dan mengawasinya agar kondisi detak jantung dan keseluruhannya Seok Zihan Jung tetap normal.

Selama Seok Zihan Jung koma, Qin Ziyao Liu terus mampir berkunjung ke rumah sakit setiap pulang sekolah dan bahkan menemaninya berbicara. Saat ini, Qin Ziyao Liu sedang berjalan menuju rumah sakit seperti biasa, dimana ia akan menjenguk Seok Zihan Jung.
Kadang ia membawa makanan dan menaruhnya di samping meja ranjang Zihan, sambil berdo’a agar Seok Zihan Jung bisa segera sadar.

Kemudian, Qin Ziyao Liu akhirnya tiba didepan rumah sakit ia sembari memegang makanan yang ia bawa dari sekolah. Qin Ziyao Liu berjalan masuk kedalam rumah sakit ia melihat banyak sekali perawat yang sedang bekerja mengurus pasien-pasien yang ada disana.
Sementara itu, tujuan Qin Ziyao Liu adalah Seok Zihan Jung dan ia berjalan ke arah kamar 301 di lantai 5, dimana ia mendapatkan informasi kamarnya Seok Zihan Jung dari kakaknya sendiri yang memberi tahu agar Qin Ziyao Liu bisa lebih mudah mencari kamar dan mengunjungi Seok Zihan Jung.

Qin Ziyao Liu terus berjalan dan ia menaiki lift menuju ke arah lantai 5. Selama didalam, Qin Ziyao Liu terus memikirkan Seok Zihan Jung dengan khawatir dan gelisah.

‘Zihan... Kumohon, segeralah bangun... Sudah 8 bulan berlalu, namun kamu masih belum sadar...’ Ucapnya didalam pikirannya, sembari mencengkram tas ditangannya itu dengan keras. Beberapa saat kemudian, pintu lift pun terbuka dan menampakan seseorang yang Qin Ziyao Liu kenali. Orang itu adalah kakaknya, Kai Ziyang Zhang yang sudah menjadi dokter resmi 1 bulan yang lalu.

Kai Ziyang Zhang yang melihat adiknya yang berada didalam lift ia tersenyum dan masuk ke lift dan melihat adiknya itu yang sedang membawa makanan.
“Liu? Kamu kesini pasti mau jenguk pasien Seok Zihan Jung kayak biasa kan?” Tanya Kai Ziyang Zhang sembari menatap adiknya itu.

“Iya kak, sudah 8 bulan tapi Zihan belum juga bangun. Aku khawatir dengannya... Sekarang sudah hampir 9 bulan dia koma. Apa Zihan akan baik-baik saja, kak?”  Jawab dan tanya Qin Ziyao Liu.

Kai Ziyang Zhang memalingkan wajahnya kedepan, menghelakan nafas dan menggelengkan kepalanya.
“Pasien Seok Zihan Jung belum tersadar. Tapi, jika perkiraan kakak benar, harusnya dia sadar sebentar lagi. Segeralah ke kamarnya Seok Zihan Jung, siapa tau dia sudah sadar...” Jawab Kai Ziyang Zhang sembari mengelus kepala adiknya.

Lift sampai dilantai 4, dan Kai Ziyang Zhang pun keluar dari lift begitu terbuka. Sebelum pergi, ia  menoleh adiknya sembari tersenyum.
“Kakak duluan ya? Jaga diri kamu baik-baik. Dan jangan ngelakuin hal aneh-aneh ke pasien Seok Zihan Jung ya?” Kata Kai Ziyang Zhang sembari berjalan meninggalkan Qin Ziyao Liu, yang masih berada didalam lift dengan wajah yang sedikit memerah.
Qin Ziyao Liu hampir mau berteriak ke kakaknya, namun mengetahui dia di rumah sakit, dia mengurungkan niatnya. Pintu lift pun kembali tertutup dan mulai bergerak naik lagi menuju lantai 5.

Begitu pintu lift terbuka, Qin Ziyao Liu segera keluar dari lift dan berjalan menuju kamarnya Seok Zihan Jung. Ketika Qin Ziyao Liu sampai di tujuan, yaitu kamarnya Seok Zihan Jung, ia masuk dan melihat Seok Zihan Jung yang masih belum sadar, terbaring di ranjang rumah sakit dengan beberapa alat penunjang medis.

Qin Ziyao Liu berjalan ke sampingnya ranjang Seok Zihan Jung dan duduk di kursi sambil memegang tangannya Seok Zihan Jung yang masih koma itu. Qin Ziyao Liu mengobrol sedikit dengan Seol Zihan Jung, walaupun si cowok mungkin tidak bisa mendengarnya. Setelah beberapa menit mengobrol, Qin Ziyao Liu menggenggam lebih erat lagi tangannya Seok Zihan Jung itu sembari membiarkan beberapa air matanya menetes, membasahi wajahnya.
“Zihan... Segeralah sadar, aku merindukan kamu.” ucap Qin Ziyao Liu mulai meneteskan air matanya dan mulai menangis di samping Seok Zihan Jung.

Beberapa waktu berlalu, dan tiba-tiba, keajaiban pun terjadi. Seok Zihan Jung perlahan mulai membuka matanya dan terbangun dari komanya itu. Ia melihat sekitarnya, dan mengenali ini adalah kamar rumah sakit.
Namun saat dia melihat-lihat sekitar, Ia menyadari dan merasakan seseorang menggeng tangannya dan tidur disampingnya. Barulah, dia melihat Qin Ziyao Liu tertidur disamping ranjangnya. Dia bahkan menyadari beberapa bekas air mata yang kering, menandakan ia menangis sampai tertidur.

Seok Zihan Jung melihat dan menatap gadis yang tertidur nyenyak disamping kasurnya.  Perlahan dan hati-hati, Zihan menarik kembali tangan yang dipegang dan mengelus kepalanya Qin Ziyao Liu sambil tersenyum.

“Ternyata dia imut dan cantik juga ya, kalo tertidur seperti ini...” gumamnya Seok Zihan Jung ke dirinya sendiri, sembari mengelus kepala Qin Ziyao Liu yang tertidur. Ketika Seok Zihan Jung mencoba terus mengelusnya, tiba-tiba Qin Ziyao Liu mulai bergerak dan perlahan mulai terbangun

Seok Zihan Jung yang melihat itu hanya tersenyum, melihat Qin Ziyao Liu yang mulai bangun dan mengusap matanya. Seok Zihan Jung pun menyapanya dengan nada yang rendah dan lembut, “Selamat pagi, Liu...” sapanya yang membuat Qin Ziyao Liu langsung meresponnya “Mmm... Pagi...” Balasnya Qin Ziyao Liu secara reflek, tanpa disadari siapa yang mengatakannya.

Beberapa detik kemudian, Qin Ziyao Liu yang tiba-tiba teringat bahwa di kamar ini gak ada siapa-siapa kecuali dirinya dan Seok Zihan Jung, langsung menoleh kearah sumber suara itu.
Dan disitulah dia melihat Seok Zihan Jung, terbangun dengan matanya melihat kearahnya sambil tersenyum kecil.

“ZIHAN KAMU SUDAH SADAR!!!” Qin Ziyao Liu yang kegirangan dan memeluknya, namun langsung melepaskannya dan mundur. Ia pun  memanggil kakaknya untuk memeriksa kondisi Seok Zihan Jung yang baru saja sadar itu.

Setelah dapat kabar dari adiknya, Kai Ziyang Zhang segera datang dan memeriksa kondisi Seok Zihan Jung yang sudah sadar itu.
“Akhirnya kamu terbangun ya, tuan Seok Zihan Jung? Nampaknya 8 bulan kau tertidur koma itu terbayarkan pada akhirnya...” Kata Kai Ziyang Zhang yang membuat mata Seok Zihan Jung kaget.

“E-Eh? 8 bulan? Maaf, aku... gak salah dengar kan?” Tanya Seok Zihan Jung sembari menatap ke Kai Ziyang Zhang, sulit mempercayai aoa yang barusan dikatakan olehnya. Melihat reaksinya Seok Zihan Jung, Kai dan Liu sudah menduga reaksi itu.
Kai Ziyang Zhang menghela nafanya dan mulai menjelaskan. “Aku tau ini sukit dipercaya, tapi...”

Rumah sakit yang tadinya tentram, tiba-tiba terdengar teriakan cowok yang kaget mendengar apa yang dijelaskan kepadanya. “HAAAAAAAAHHHH!!!!??” Begitulah yang terdengar...

“Gak mungkin! AKU KOMA 8 BULAN!?” Teriak Seok Zihan Jung yang kaget dan shok mendengarnya. Kai Ziyang Zhang dan Qin Ziyao Liu hanya bisa menghela nafas dan mencoba menenangkan Zihan.
Begitu ia tenang, ia pun tersenyum menerima penjelasannya Kai Ziyang Zhang dan bahkan berterimakasih kepadanya. Begitu juga dengan si dokter yang juga berterimakasih kepadanya karena telah menyelamatkan adiknya. Seok Zihan Jung pun menoleh ke jendela kamar dan melihat keluar, dimana langit sedang cerah. Ia pun bersyukur, masih hidup setelah 8 bulan berlalu.

Beberapa hari selanjutnya, Seok Zihan Jung sudah diperbolehkan pulang dikarenakan kondisinya sudah membaik setelah menjalankan beberapa terapi ringan untuk membuat motorik tubuhnya lebih baik.
Selama 8 bulan, ia belum makan apa-apa, tapi ia merasa badannya bertambah tinggi. Qin Ziyao Liu pun menyadarinya dan sedikit kaget dengan pertumbuhan Seok Zihan Jung.

“Zihan, kamu kok perasaan jadi tinggi banget? berapa tinggi badan kamu sekarang? Kamu udah dicek belum?” Tanya Qin Ziyao Liu yang membuat Seok Zihan Jung langsung tersenyum kepadanya. Senyumnya pun terpancar aura-aura bangga.

“Ah... Iya, udah di cek juga waktu mau diperbolehkan pulang. Ternyata sekarang tinggi badan ku sekarang menjadi 195 cm.” Jawab Seok Zihan Jung yang membuat Qin Ziyao Liu bengong begitu melirik kearahnya.

“Eh?”

code love protocolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang