Suatu malam, ketika aku dan Santi sedang beristirahat bersantai di ruang keluarga, kejadian tak terduga menghantam kedamaian malam itu. Kami sedang menikmati waktu bersama, duduk nyaman di sofa, menonton acara TV yang biasa-biasa saja, tapi selalu terasa menyenangkan karena kami melakukannya bersama. Aku bersandar di dadanya yang makin hari makin bidang karena rutinitas olahraganya yang konsisten. Dengan tenang, Santi merangkulku, membiarkan kepalaku bersandar di dadanya yang kokoh, memberikan rasa aman yang selalu kurindukan.
Aku mengenakan piyama lembut berwarna pastel dan jilbab instan yang sederhana, sementara Santi hanya memakai celana boxer pendek dan kaos putih ketat yang memperlihatkan otot-ototnya yang mulai terbentuk. Suasana malam itu begitu tenang dan intim, seperti biasanya ketika kami berdua menikmati waktu bersama tanpa gangguan dari dunia luar. Rasanya seperti dunia hanya milik kami berdua. Tidak ada yang lebih baik daripada momen sederhana ini, saat aku bisa merasakan kehangatan tubuhnya di sampingku, suara TV sebagai latar belakang, dan ketenangan yang melingkupi ruangan.
Namun, keheningan itu tiba-tiba terpecah oleh suara ketukan di pintu, keras dan berulang-ulang, seolah-olah ada sesuatu yang mendesak. Ketukan itu mengejutkanku, tubuhku langsung tegang, sementara mata Santi menatap pintu dengan alis sedikit mengerut.
"Itu siapa, Mas?" tanyaku, suaraku bergetar sedikit, diliputi rasa penasaran bercampur cemas. Malam seperti ini, siapa yang datang mengetuk pintu dengan begitu keras?
Santi mengerutkan kening, tampaknya ia juga terkejut dengan kedatangan tamu yang tiba-tiba ini. "Mas juga nggak tau, Dek," jawabnya singkat. Tatapan seriusnya tak lepas dari arah pintu, dia jelas merasa ada sesuatu yang aneh. "Bentar, Mas cek dulu," ucapnya sambil beranjak dari sofa.
Aku tetap duduk, tapi kepalaku terangkat, mencoba melihat siapa yang berada di balik pintu dari tempatku duduk. Suara ketukan itu masih bergema di benakku, terasa mengganggu ketenangan yang baru saja kami rasakan. Jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya, seperti firasat bahwa sesuatu yang besar akan terjadi.
Santi melangkah dengan tenang tapi cepat ke arah pintu, tubuhnya yang tegap bergerak hati-hati seolah siap menghadapi apapun yang ada di luar sana. Aku bisa melihat otot-otot di punggungnya menegang saat dia mendekati gagang pintu, bersiap membuka pintu tersebut.
Ketika pintu terbuka, aku tidak bisa melihat siapa yang ada di luar dari tempatku duduk, tapi ekspresi wajah Santi berubah drastis, dari kewaspadaan menjadi keterkejutan. Aku bisa merasakan detak jantungku semakin cepat. Apa yang dilihatnya di luar sana? Siapa yang datang mengetuk pintu malam-malam begini?
Rasa penasaran menguasai diriku, jadi aku beranjak dari sofa. Dengan langkah pelan dan hati-hati, aku mencoba mendekati pintu, perasaan cemas semakin menguasai diriku. Di setiap langkah, aku semakin ingin tahu siapa yang berada di balik ketukan keras itu, tetapi juga tak bisa mengabaikan ketakutan yang perlahan merayap di dalam hati. Ketika akhirnya aku sampai di pintu dan melihat ke luar, seketika hatiku hampir berhenti berdetak.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Terbalik
General FictionSetelah hampir tiga tahun pernikahan tanpa anak dan tekanan yang terus menghantui dari keluarga serta masyarakat, Rian dan Santi terlibat dalam pertengkaran hebat. Santi mengusulkan ide gila untuk menukar peran mereka sebagai upaya terakhir menyelam...