Gerakannya kian agresif, dan di tengah-tengah itu, aku merasakan tangannya tiba-tiba meraih rambutku. Dia menariknya dengan kuat, menjambak hingga kepalaku terangkat ke belakang. Aku terkejut, namun bukannya merasa terganggu, aku justru semakin terbuai oleh aksi kasarnya. Ada sensasi berbeda yang mengalir dari rambutku hingga ke seluruh tubuh. Rasanya sakit, tapi di balik rasa sakit itu, ada kehangatan yang menjalari setiap bagian tubuhku, membuat seluruh diriku merespons lebih liar dari sebelumnya.
Erangan terlepas dari bibirku saat Santi menampar pantatku keras, "Aahh!" teriakku, tamparannya membuat pantatku memerah. Rasa sakit yang tiba-tiba itu membuatku tersentak, tapi alih-alih menolak, aku justru merasa kenikmatan aneh yang sulit dijelaskan mengalir bersamaan dengan rasa perih itu. Plak! Tamparan itu terulang lagi, dan aku menjerit lebih keras, "Ughh! Kenapa rasanya enak?" pikirku. Di antara kesakitan dan kenikmatan yang terjalin, aku merasa semakin terbuai.
"Plak!" Suara tamparan itu kembali menggema, mengguncang keheningan yang sebelumnya melingkupi ruangan. Setiap kali tangan Santi mendarat di pantatku, tubuhku terpental sedikit ke depan, antara terkejut dan terbuai. Rasa sakit yang menusuk kini berubah menjadi sensasi membingungkan yang perlahan-lahan menjalar di seluruh tubuhku. "Aaahh... tampar pantatku terus, Mas!" teriakku tanpa bisa mengontrol, napasku semakin pendek dan berat, seakan tercekik oleh gejolak emosi yang tak kunjung berhenti.
Santi memandangku sejenak dengan tatapan intens, seolah memastikan bahwa ini yang benar-benar kuinginkan. Melihat reaksiku yang semakin tergila-gila oleh sensasi yang ia berikan, ia pun mengabulkan permintaanku tanpa ragu. Tangannya kembali terayun, kali ini dengan kekuatan yang lebih besar, Plak! Tamparan itu mendarat tepat di tempat yang sama, lebih keras dari sebelumnya, membuat pantatku memerah lebih terang. Aku menjerit, bukan karena rasa sakit, tapi karena kenikmatan yang tidak pernah kubayangkan bisa kutemukan dalam situasi ini. "Aaahhh! Lagi, Mas, lebih keras..." suaraku semakin parau, namun penuh gairah yang menggelegak.
Tiap kali tangannya bergerak cepat, aku semakin terseret dalam pusaran sensasi yang kian tak terkendali. Setiap sentuhan Santi terasa semakin liar, semakin panas, membuatku berbaur antara rasa sakit dan kenikmatan yang memabukkan. Gerakan tubuhnya semakin agresif, tanpa ampun, seolah ia tahu persis di mana titik-titik kelemahanku. Sambil terus menggenjotku, tangannya yang kuat sesekali meluncur dengan kasar, menampar pantatku yang sudah berdenyut-denyut, mencampur perasaan perih dengan gelombang kenikmatan yang tak terlukiskan.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Terbalik
Fiksi UmumSetelah hampir tiga tahun pernikahan tanpa anak dan tekanan yang terus menghantui dari keluarga serta masyarakat, Rian dan Santi terlibat dalam pertengkaran hebat. Santi mengusulkan ide gila untuk menukar peran mereka sebagai upaya terakhir menyelam...