Kata-katanya membuatku merenung. Mungkin benar, cinta dan kebahagiaan bisa datang dengan cara yang berbeda, dan itu tetap bisa membawa arti yang mendalam dalam hidup kami. Dan apa yang ditawarkan Santi—gagasan bahwa cinta tidak harus datang dari hal-hal biologis saja—adalah sesuatu yang membuka pintu bagi kemungkinan baru.
Namun, di tengah renunganku, Santi tiba-tiba tertawa kecil dan berkata dengan nada bercanda, "Tapi kalau kamu nggak mau itu, yaudah. Nanti biar tiap malam, kamu Mas 'pake' terus sampai hamil beneran," ucapnya sambil mengangkat bahu dengan santai, senyum nakal masih terpampang di wajahnya.
Aku langsung tersentak kaget mendengar lelucon itu, merasa malu campur geli. "Ihh, Mas!" ucapku sambil tertawa malu, memukul bahunya pelan. "Di tempat umum ngomongnya begitu? Ntar kalau ada yang denger gimana, Mas?"
Santi hanya tertawa lebih keras, puas melihat reaksiku yang tersipu. "Santai aja, Dek. Nggak ada yang denger kok. Lagian siapa juga yang bakal peduli di sini?" ujarnya sambil melirik ke sekeliling, memastikan tidak ada yang memperhatikan kami.
Aku menggeleng sambil tersenyum malu. "Mas nih ada-ada aja. Bisa-bisanya bercanda soal begituan di tempat kayak gini. Bikin aku malu tau nggak," kataku, masih tersipu.
Santi menatapku dengan mata yang bersinar penuh keusilan, tapi di balik semua candaannya, aku bisa merasakan ketulusan. "Ya kan, Mas cuma mau bikin kamu senyum, biar nggak terlalu mikirin yang berat-berat. Bercanda sedikit biar suasana nggak tegang."
Aku tersenyum kecil mendengar ucapannya. "Mas aja deh sini yang aku 'pake', biar nanti Mas yang hamil," balasku sambil melirik ke arahnya, menahan tawa.
Santi langsung tertawa keras mendengar balasanku, hampir terbatuk-batuk karena tak menyangka. "Waduh! Kalau Mas yang hamil, gimana ceritanya tuh?" ujarnya sambil menepuk-nepuk dadanya, berusaha menenangkan tawanya yang masih tersisa.
Aku ikut tertawa geli, membayangkan hal itu. "Iya, coba bayangin, Mas. Badan kekar kamu yang udah kayak laki-laki tapi dengan perut besar karena hamil, pasti lucu banget!" candaku sambil menutup mulut menahan tawa yang semakin keras.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Terbalik
General FictionSetelah hampir tiga tahun pernikahan tanpa anak dan tekanan yang terus menghantui dari keluarga serta masyarakat, Rian dan Santi terlibat dalam pertengkaran hebat. Santi mengusulkan ide gila untuk menukar peran mereka sebagai upaya terakhir menyelam...
