Dunia Terbalik | Part 17 | Aku Hamil?

801 3 0
                                    

Suatu malam, setelah Santi pulang kerja, dia datang membawa sebuah bungkusan besar. Aku menatapnya dengan rasa penasaran. "Itu apa, Mas?" tanyaku sambil mengernyitkan dahi, mencoba menebak apa yang ada di dalam bungkusan itu.

Santi tersenyum kecil, matanya berbinar penuh dengan semangat, seolah sudah merencanakan sesuatu yang besar. "Ini... perut hamil palsu, buat kamu pakai, Dek," ucapnya sambil mulai membuka bungkusan itu dengan hati-hati.

Aku tertegun sejenak, tidak yakin apakah yang kudengar benar. "Perut hamil palsu? Maksud Mas, aku harus pakai itu?" tanyaku bingung, masih sulit membayangkan bagaimana ide ini bisa berjalan.

Santi tertawa kecil, lalu mengeluarkan beberapa perut hamil palsu dengan berbagai ukuran, mulai dari yang sedang hingga yang besar. "Iya, biar nanti pas anak kita lahir, orang-orang taunya kamu yang hamil. Kan kita udah harus mulai bikin cerita dari sekarang, biar nggak ada yang curiga," jelasnya sambil meletakkan perut-perut palsu itu di meja.

Aku menatap benda-benda itu dengan rasa kagum dan sedikit tak percaya. Perut-perut itu terlihat begitu nyata, seperti sungguhan. "Mas... ini beneran?" tanyaku sambil menyentuh salah satu perut hamil palsu yang terlihat paling besar. "Kalau ada yang sadar kalau ini palsu gimana?" Ada kekhawatiran di suaraku, meski aku juga merasa takjub dengan rencana Santi.

Santi menggeleng sambil tersenyum, mencoba meyakinkanku. "Nggak akan, Dek. Ini tuh realistis banget. Kamu pakai ukuran yang sedang dulu, biar sesuai sama usia kehamilan Mas. Orang-orang nggak bakal curiga kalau kita pelan-pelan bikin kamu terlihat 'hamil'." Dia menatapku penuh keyakinan, seolah rencana ini adalah solusi sempurna untuk masalah kami.

Aku menarik napas panjang, masih merasa ragu meski sebagian diriku mulai sedikit tenang. "Iya, tapi... gimana kalau ada yang tanya-tanya soal kenapa perutku nggak kelihatan besar dari awal?"

Santi duduk di sampingku, menggenggam tanganku dengan lembut, memberikan kehangatan yang menenangkan. "Kita bisa bilang kalau setiap orang hamil itu beda-beda. Ada yang perutnya baru kelihatan besar di akhir-akhir kehamilan. Lagian, kalau kita nggak mulai sekarang, gimana nanti pas bayi lahir tiba-tiba? Pasti lebih banyak pertanyaan."

Aku terdiam sejenak, memikirkan ucapannya. Logikanya memang masuk akal, dan rencana Santi terdengar cukup matang. Perlahan, perasaan khawatirku mulai surut. "Ya, sih, Mas. Bener juga," kataku sambil mengangguk. "Akhirnya aku bisa ngerasain jadi ibu hamil, walaupun cuman bohongan sih," ucapku sambil tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana.


Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio. 

Dunia TerbalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang