15 . TIDAK JADI PERGI

27 1 0
                                    

Setelah selesai menelepon kini Aisyah memutuskan untuk merapikan kamar nya. Kamarnya tampak begitu berantakan . Jadi ia memilih untuk merapikannya terlebih dahulu agar terasa nyaman .

" Udah kayak tidak ada penghuninya ajah " ucap Aisyah sembari menggeleng gelengkan kepalanya menatap kamarnya yang berantakan.

Memang setiap hari Aisyah merapikan dan membersihkan nya. Namun setiap hari juga Gus Zizan akan mem berantakinya ketika mencari sesuatu yang tak ia temukan.

Ia memang lebih memilih mencarinya sendiri daripada harus bertanya pada Aisyah. Mau heran tapi itulah Gus Zizan.

Aisyah mulai satu persatu merapikan buku buku gus Zizan dan meletakkannya ke rak meja. Setelah itu berlalu mengambil baju baju kotornya untuk ia tempatkan di tempatnya.

" Meskipun dia sudah besar.. tapi dia masih kekanak Kanakan ternyata." Ucap Aisyah ketika melihat ada mainan anak anak yang ia simpan di dalam sakunya.

Aisyah mengambil mainan itu dan meletakkan nya di meja kerja Gus Zizan. Ia memang meletakkannya di tempat yang dapat dilihat agar Gus Zizan tidak kebingungan mencarinya

" Dilihat lihat, lucu juga ya.. gantungan kuncinya. Mana warnanya pink lagi. Jadi nggak nyangka . Pria sedingin Gus Zizan bisa menyimpan barang berwarna pink " monolognya sembari tersenyum menatap gantungan kunci itu

Syifa pun meletakkan nya di meja dan beralih melanjutkan pekerjaannya .
Ia mulai merapikan tempat tidur nya dan menyapu kamarnya .

" Kalau kek gini kan jadinya adem.. ayem dan rapi " monolognya dengan senyuman menatap kamarnya yang jauh lebih enak di pandang daripada sebelumnya.

Aisyah pun berlalu mengambil plastik sampah nya untuk di buang dan mengganti nya dengan plastik yang baru.

Aisyah mulai memasang hijabnya dan keluar dari kamarnya untuk membuang sampah keluar.

"Nak..." Panggil ummi Sarah pada Aisyah yang hendak turun .

" Eh .. ummi " sahut Aisyah sembari tersenyum membalikkan badannya menatap mertuanya .

" Mau kemana nak ?"tanya ummi Sarah pada Aisyah.

" Aisyah mau buang sampah mi" sahutnya.

" Ummi sendiri mau kemana ? Kok udah rapi ajah ?"tanya aisyah sembari tersenyum menatap mertuanya.

" Ini ummi mau keluar nak,mau belanja bulanan. Niatnya ummi juga mau ajak kamu nak " ucap ummi Sarah pada Aisyah .

" Kalau kamu mau,ummi tunggu kamu buat siap siap nak " sahut ummi Sarah pada Aisyah.

" Sama ummi saja ?" Tanya Aisyah pada mertuanya.
" Iyya nak, ummi udah minta antar suami kamu. Sekalian nanti kita bisa jalan jalan. Kayaknya suami kamu nggak pernah ajak kamu jalan jalan kan .." ucap umi Sarah pada Aisyah

" Iyya mi.. tapi Maaf mi..  Aisyah nggak bisa ikut umi. Soalnya sahabat Aisyah katanya mau kesini nanti mi " ucap Aisyah pada ummi Sarah.

" Sahabat kamu ,Melli itu nak ?"tanya ummi Sarah pada Aisyah.

" Iyya ummi" sahut Aisyah pada mertuanya.

" Yasudah nggak papa nak . Kamu tetep disini saja. Kasihan melli kalau sudah sampai nggak ada kamu disini " ucap ummi Sarah pada Aisyah.

" Maafin Aisyah ya mi.. " ucap Aisyah kembali pada sang mertua karena merasa tak nyaman.

" Nggak papa nak. Kita bisa pergi lain waktu " sahut ummi Sarah sembari tersenyum kearah menantunya.

" Yasudah, ummi berangkat sama Abi kamu ajah nak. Biar Zizan juga tetep stay disini nemenin kamu " ucap ummi Sarah pada Aisyah.

" Nggak papa mi. Aisyah nggak papa sendirian. Ummi pergi saja sama mas zizan " sahut Aisyah pada umminya.

Deary Gus Zizan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang