Gibran membuka matanya perlahan , meringis pelan saat tubuh nya terasa sakit dan kepala terasa pusing
" Gie ? Kamu udah bangun? " Ujar Adara yg yg memang berada di dalam menunggu Gibran
" Ka-k ru ? "
Ceklek
" Biar saya periksa pasien dulu yaa " Ujar dokter yg baru datang karna bel yg sempat di pencet Adara
" Gibran? Bisa kamu katakan apa yg kamu rasa ? " Tanya dokter itu
" Badan saya sakit dok " dokter itu mengangguk dan turun memeriksa kaki Gibran
" Apa kamu bisa merasakan kaki kamu ? " Gibran menggeleng
" Tubuh saya terasa sakit , tapi saya tidak merasakan apa-apa di kaki saya dok " dokter itu menghela nafas berat
" Pak , bisa ikut keruangan saya . Karna ada yg akan saya katakan tentang kondisi pasien " Frans mengangguk dan ingin mengikuti dokter itu keluar
" Katakan di sini saja dok , saya juga ingin mendengar kondisi saya " ujar gibran menahan dokter itu yg akan pergi
" Gib- "
" Katakan dok , kenapa saya tidak bisa merasakan kaki saya ? " Tanya gibran
" Gie tenang okey " saut Adara
" Dokter , kaki saya baik-baik saja kan ? TOLONG JAWAB DOK "
" Gibran , tenangkan diri kamu " tegur Frans
" Baiklah jika kamu ingin mendengar langsung keadaan kamu , sesuai dengan yg saya katakan sebelumnya pak , pasien mengalami cedera di bagian sumsum tulang belakang nya yg menyebabkan pasien kehilangan fungsi sensorik dan motorik di bagian tungkai bawahnya " dokter itu menjeda ucapan
" Dengan berat hati saya nyatakan pasien mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya " kabar ini begitu mengejutkan bagi semuanya, termasuk Gibran
" A-apa? Nggak , nggak mungkin " Gibran menggeleng tak terima
" Gue gak mau lumpuh " lirih nya pelan , Frans langsung menghampiri gibran dan memeluk nya
" Gib- "
" NGGAK , GUE GAK MAU . GUE GAK MAU LUMPUH AARRGGGHH " Bak kesetanan Gibran terus memberontak di pelukan Frans
" Gibran tenang , jangan kaya gini sayang. "
" A-ayah Gibran gak mau lumpuh ayah hiks hiks Gibran gak mau hiks "
" Kita akan cari cara agar kamu bisa berjalan lagi hm ? Ayah akan usahakan " Frans juga begitu terpukul mendengar fakta bahwa Gibran harus mengalami kelumpuhan di kakinya
" Ayah gak akan ninggalin Gibran kan ? Ayah gak akan buang Gibran kan yah ? Ayaah- "
" Stttt , ayah ga akan lakuin itu . Ayah akan selalu ada buat kamu , ayah akan selalu nemenin kamu , ayah ga akan pernah ninggalin kamu nak " jawab frans dan memeluk erat Gibran
" Jangan tinggalin Gibran ayah hiks"
" Enggak , ayah di sini , ayah gak akan ninggalin kamu " balas Frans dan mencium serta mengelus puncak kepala Gibran
" Dan ada gue Gie , gue juga akan selalu ada di dekat Lo " saut Adara yg tersenyum, Gibran juga membalas senyuman Adara
" Liat kedekatan Lo sama orang itu , apa mungkin Lo bakal balik ke keluarga kandung Lo Gie ?" Batin Rasya yg melihat dari balik pintu ruangan Gibran
Sebelumnya Rasya Ingin mengunjungi Gibran , tapi dia mengurungkan niatnya saat melihat interaksi Frans dan juga Gibran
Iri ? Tentu saja Rasya iri , bukan nya Seharusnya ia dan keluarganya yg berada di sisi Gibran ?
" Sya ? Ga jadi masuk ? " Tanya Fatir yg baru datang sehabis mengurus administrasi Rasya
Rasya hari ini di perbolehkan untuk pulang , tapi Rasya meminta ijin untuk menemui Gibran dahulu sebelum pulang sementara Fatir pergi mengurus administrasinya
" Kita pulang aja pah " jawab Rasya dan melenggang pergi meninggalkan Fatir
Fatir melirik ke dalam ruangan rawat Gibran membuat Fatir paham dengan sikap Rasya barusan
TBC