00.13

1.1K 119 7
                                    

'Jam berapa ini? Tumben mamah gak bangunin gw?'

Jihan membuka matanya secara perlahan.

'Uhh, silau'

"Ungg~~"

'Loh suara apa itu?'

"Ung?"

'Ta-tangan gw kok jadi kecil gini!'

"Huwaaaaaa!"

'A-apaa!'

"Waaa?"

Mungkin karena mendengar teriakan, tiba-tiba jihan melihat seorang laki-laki dewasa dengan wajah perpaduan antara tampan, manis dan cantik menjadi satu.

"Loh.. kamu kebangun ya sayang?" Tanya nya sembari menghampiri jihan.

'A-apaaaaaaa!!! Dugaan gw ternyata bener!!! Gw terlahir kembali, Aaaaa!' Teriak jihan dalam hati.

"Huwaaaa!" Ternyata suara-suara tadi adalah suara bayi, yang didalam tubuhnya terdapat jiwa jihan.

"Cup..cup.. sayang jangan menangis... papa disini..." seorang laki-laki tadi mengambil jihan dan memangkunya sembari sesekali menepuk ringan punggung bayi jihan mencoba menenangkan tangisannya.

Setelah beberapa saat bayi itu pun tertidur karna kelelahan menangis.

"Akhirnya, tertidur juga" ucap laki-laki yang tadi Memanggil dirinya sendiri dengan sebutan papa. Laki-laki itu bernama Nathaniel Miller.

Nathan, membaringkan sang anak diatas kasur.

"Tidur yang nyenyak ya, nak" ucapnya sembari mengusap-ngusap kepala kecil bayi itu.

Nathan menatap lembut bayi berumur 1tahun di depannya.

"Ethan" Panggil seseorang

"Mas, Ada apa?" Tanya nya seraya menghampiri sosok yang ia panggil dengan sebutan mas itu.

Tanpa bicara sosok itu menarik tangan Nathan keluar dari kamar.

"Tu-tunggu sebentar Mas, biarkan aku menutup pintu kamar terlebih dahulu" Ucap Nathan.

Lagi-lagi tanpa berbicara ia melepaskan tangannya dari tangan Nathan. Sosok itu berjalan terlebih dahulu darinya dan duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

Setelah Nathan datang dan duduk di hadapannya, ia pun menunjuk sebuah kertas yang berada tepat di depan Nathan di atas sebuah meja.

"Lihatlah" ucapnya singkat.

"I-ini.. ka-kamu yakin Mas?" Tanya Nathan dengan suara bergetar.

Yang di tanya hanya mengangguk tanpa merubah ekspresi datarnya.

"A-aku kira, kamu sudah berubah. Lalu bagaimana dengan Athala dan Athael ? Mereka berdua anakku mas?" Tanya Nathan.

"Saya akan membawa Athala" jawabnya.

"Tidak.. tidak... mereka anakku mas aku berhak atas mereka" tolak Nathan.

"Jangan bercanda! Turuti saya sebelum saya membawa kedua anak saya itupun tanpa sepengetahuan mu!" Ancamnya.

Nathan yang mendengar ancaman itu jelas menjadi ketakutan, ia takut di pisahkan dengan kedua anaknya.

"Ba-baiklah.. aku akan menyetujui itu dengan syarat jangan pernah sekalipun mencari dan mengambil athael dari ku nanti" ucapnya sembari mengambil pena dan menandatangani kertas yang ada didepannya.

Sosok di depan Nathan mengangguk dengan ekspresi datarnya. Setelah dirasa tidak ada urusan lagi, sosok itu berdiri "besok, saya akan mengambil anak saya" ucapnya.

"Tunggu! Setidaknya berikan aku waktu 1 minggu untuk menghabiskan waktu dengan athala" Nathan mencoba memberanikan diri untuk protes.

"Baiklah, tapi hanya segitu" ucap sosok itu sebelum benar-benar pergi meninggalkan Nathan.

"Maafkan papa.. hiks... maafkan papa..."

Nathan menangis sendirian di ruangan yang sepi dan dingin itu. Setelah puas menangis, ia menghapus kasar air mata di pipinya dan berjalan ke dalam kamar kedua anaknya.

"Athala.. Athael.. maaf.. gara-gara ketidakmampuan papa kalian berdua jadi berpisah.." ucapnya sembari memandang kedua anaknya.

Nathan pun memilih tidur dengan memeluk erat kedua anaknya.

Athael kecil membuka mata nya perlahan saat merasa sosok papa yang memeluknya dengan erat sudah jatuh tertidur.

'Rumit, tidak benar-benar rumit. Mungkin karena gue reinkarnasi atau transmigrasi entahlah yang jelas gue bisa mendengar pikiran oranglain

Seperti, sosok yang mungkin mulai dari saat ini jadi papa gue dan sosok yang sepertinya pasangannya.

Tapi, gue gak terlalu mendengar jelas apa yang mereka bicarakan mungkin karena pintu yang tertutup. Gue hanya bisa denger samar-samar dan denger dengan jelas apa yang mereka pikirkan.

Berfikir keras dengan otak bayi itu cukup melelahkan di tambah dengan pelukan hangat darinya. Gue jadi ngantuk lagi'

Setelah berfikir keras athael kecil kembali memejamkan matanya dan tertidur di pelukan Nathan.

"Mimpi ini...

Firasat gue gak enak kalo berhubungan sama mimpi kayak gitu" gumam athael saat baru bangun dari tidurnya.

"Apa gue datengin aja tuh orang?

Ah sudahlah, pikirkan saja nanti. Lebih baik gue siap-siap mandi dan brangkat ke sekolah. Gue jadi deg-deg an pas inget hari ini gue bakalan test second gender gue"

Athael dengan sedikit terburu-buru bersiap-siap. Setelah selesai ia turun ke lantai bawah dan berjalan menuju dapur.

"Pagi, pa" berjalan mendekat dan mengecup singkat pipi Nathan.

"Pagi, tumben kamu bersikap manis kayak gini. Ada maunya nih pasti" Nathan merasa aneh dengan sikap athael hari ini.

"Hehe tau aja, athael pulang telat mau main sama Al. Boleh kan pa?" Tanya athael.

"Iya, tapi kalo ada apa-apa hubungi papa langsung. Inget!" Nathan mengizinkan dengan sedikit wejangan.

'Maaf Al gue pinjem nama lo dulu and maafin el udah bohong sama papa' batin athael saat tengah memakan sarapannya.

Saat sampai di sekolah, semua murid melakukan upacara pagi seperti biasa dengan tambahan pengumuman untuk melakukan test bagi siswa baru.

Test dilakukan seperti test kesehatan biasa yang berbeda hanya mengecek kelenjar di belakang leher dan di pengambilan sampel darah.

Setelah itu, para murid yang melakukan test bisa pulang untuk istirahat, hasil tes akan di bagikan seminggu kemudian dan harus di ambil bersama wali murid / orang tua.

___

*Mon Maaf sebagian gak kesalin and gue lupa gak di baca dulu

Reinkarnasi Athael [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang