Menjauhi teman masa kecil itu tak enak, tetapi terancam patah hati juga tidak mengenakkan. Atha sungguh merasa bimbang. Jarak yang jauh antara dirinya dan pacar membuatnya semakin serba salah. Dia selalu muncul di video Zara untuk makan-makan. Sedangkan pacarnya diselimuti oleh kegelisahan, apa Atha masih mencintainya, ataukah beralih hati pada Zara, teman masa kecilnya?
Karena bimbang, Atha menceritakan pada ayahnya, sang pendengar baik yang tentunya akan memberi jawaban yang objektif. Atha mencoba menengok ayahnya yang ada di teras depan, menatap lurus ke depan, entah memikirkan apa. Atha pun mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Ayah tahu kamu mengintip dari balik jendela. Sini," kata ayahnya.
Kepalang basah, Atha pun keluar dan duduk di samping ayahnya. "Mmm ... Atha galau, Yah."
Atha pun menceritakan kegelisahannya.
"Kamu kan gentle, harus bisa mempertahankan hubungan, dong. Kecuali kalau dia selingkuh sih. Kalau tidak ada masalah besar, kamu harus bujuk dia agar percaya," Nasihat sang ayah.
Atha menimbang-nimbang. "Atha resapi dulu pendapat Ayah. Makasih, ya, Yah." Atha tersenyum.
***
Alya berjalan ke kamar putrinya. Penampilan wanita itu sudah rapi, siap untuk pergi. Namun sebelum merias diri, dia teringat memberi kabar putrinya bahwa mereka harus pergi.
Sumber : lojyshop.com
"Zara, maafkan Bunda karena memberitahumu," kata Alya.
Zara masih setia menyimak dan mencerna apa yang sedang terjadi karena pintu kamarnya langsung dibuka oleh sang bunda.
"Kita ada undangan ke Hotel Alana, semua harus ikut. Kamu sudah mandi, kan? Ayo pakai baju yang bagus," kata Alya.
Walau terkejut, Zara langsung ke ruang khusus bajunya. Dia memilih dress terbarunya.
"Bunda, ke acara apa?" teriak Zara.
"Ulang tahun rekan kerja Ayah," jawab Alya sambil mempersiapkan make up untuk putrinya.
Sumber : Gemgrace.com
Zara sudah siap. Saat mereka berdua berjalan keluar rumah, pas sekali dengan kedatangan Dhanesa, ayah dari Zara.
"Ayo masuk, undangan jam delapan, ini jam setengah delapan," kata Dhanesa sambil membukakan pintu penumpang untuk istrinya.
Zara membuka pintu penumpang belakang, lalu masuk.
Dhanesa menjalankan mobil dengan kecepatan sedang walaupun jalanan lancar, "Terlambat lebih baik," ujar Dhanesa.
Perjalanan semakin dekat dengan Alana Hotel, tetapi Zara menanyakan hal yang di luar ekspektasi kedua orang tuanya, karena putrinya tak pernah menanyakan hal tersebut.
"Yah, nanti pulangnya larut malam tidak?"
"Kenapa, Sayang?"
"Aku lihat ada yang jual Tahu Gimbal di sana tadi, aku pengen," kata Zara.
"Oke, nanti Ayah lihat situasi dulu, ya," kata Dhanesa.
Zara mengangguk. Dia paham bahwa ayahnya memantau dari kaca dalam mobil.
***
Pagi hari di hari Minggu. Zara bangun pagi karena tidak sabar memberikan hasil vlognya tdai malam, ketika dia menikmati Tahu Gimbal. Namun, ketika dia membuka jendela, gadis itu melihat Atha melajukan motornya.
Zara mengirim pesan, tetapi baru mendpatkan balasan di siang hari.
"Sorry, gue nggak bisa ngedit hari ini, lagi ketemu Gale."
Balasan dari Atha membuat jantung Zara berdenyut, sakit. Itu yang dirasa Zara. Dia bingung dari mana asal sakit itu. Sejauh ini, Zara belum berani mengeluh pada keluarganya.
"Loh, kok Bunda lemas?" tanya Zara ketika melihat bundanya duduk di sofa dekatnya. Kini, mereka ada di ruang tengah.
"Bunda dari tadi bau makanan yang bunda masak sendiri kok mual, ya?"
"Apa Bunda belum bersih nyucinya?" tanya Zara hati-hati.
Alya hanya menggeleng.
"Bunda udah haid?" Walaupun Zara tidak sepenuhnya paham, dia tahu fase perempuan.
"Bunda bulan kemarin nggak haid," kata Alya yang merasa terkejut sendiri.
Zara masih tidak memercayai isi otaknya. Apa bundanya hamil?
***
Tahu gimbal adalah makanan khas Semarang yang terdiri dari potongan dadu tahu goreng, girisan kubis, taburan bawang goreng, serta gimbal udang sebagai ciri khasnya.
Gimbal udang yaitu udang yang digoreng dengan tepung sampai sampai terlihat renyah atau garing. Sekilas gimbal udang meneyrupai bakwan, akan tetapi bakwan tidak menggunakan udang. Sementara gimbal udang pasti menggunakan udang tanpa campuran wortel dan kubis.
Ciri khas tahu gimbal semarang itu sudah ada sejak zaman penjajahan yang diperkirakan sejak abad ke-19. Asal-usul tahu gimbal tak lepas dari kehadiran tahu yang sudah ada di Semarang bahkan sebelum penjajahan.
Awalnya tahu yang digunakan yaitu berjenis tahu pong. Tahu pong yaitu jenis tahu yang tidak memiliki isi atau kopong. Dalam bahasa Jawa, kopong berarti kosong atau tak berisi di tenganya. Kopong dalam bahasa Jawa berarti kosong atau tak berisi.
Tidak ada infomrasi yang jelas tentang sejarah tahu pong di Semarang. Mengutip dari buku Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara karyaAji "Chen" Bromokusum yang didapatkan dari wawancaa berbagai sumber menyimpalkan bahwa tahu pong telah populer di Semarang sejak tahun 1930-an.
Kini tahu gimbal semarang tidak dselalu menggunakan tahu pong. Semua jenis tahu pun bisa digunakan untuk membuat tahu gimbal.
Nama "gimbal" pada makanan ini berarti 'menggumpal'. Saat itu masyrakat Jawa menamakan bentuk itu dengan sebutan "kempel". Namun seiring berjalannya waktu , masyrakat Semarang menyebut"gimbal" dengan menyebutnya dengan "gimbal".
KAMU SEDANG MEMBACA
Food Vlogger Cintaku
Teen FictionSeorang gadis SMA dinilai unik oleh teman-temannya. Kecintaannya pada makanan Indonesia menjadikannya terlihat berbeda dengan generasi alpha sekarang yang lebih menyukai makanan ala western. Ketika memasuki masa SMA, dia tertarik dengan seorang lela...