13

6 3 0
                                    

Hari terus berlanjut. Atha semakin menunjukkan perasaannya. Dia semakin tak mesra pada Gale. Setiap pandangan Zara dan Fran, Atha semakin menjauh.

"Berantem ya mereka?" tanya Fran pada Zara saat sedang menikmati tahu kupat di kantin.

"Entah. Aku juga nggak terlalu kepo urusan mereka," jawab Zara.

"Oh, ya udah yuk kita cus ke kelas. Lanjut ngobrol di sana. Di depan kelas lo kan adem," kata Fran.

Zara mengusap mulut dengan tisu. Lalu berdiri.

Mereka pun berjalan ke kelas Zara. Rupanya, di taman depan kelas sudah ada Luna dan Maya.

"Wiiih, si couple Zafran," kata Maya.

Hal itu membuat semua mata memandang ke arah mereka berempat.

Ketika mendengar siulan-siulan, Zara dan Fran baru sadar bahwa mereka bergandengan. Zara malu sekali. Dia langsung berlari ke toilet.

"Masih sama," gumam Fran.

"Biarin aja, Lun. Nggak usah dikejar. Nanti semakin malu, dia," cegah Maya ketika Luna hendak berdiri.

Fran pun bergabung dengan Maya dan Luna.

"Kok bisa sih?" tanya Maya.

"Tanya sama anaknya aja langsung," kata Fran tersenyum penuh arti.

Di sisi lain Zara sudah tiba di kamar mandi. Dia langsung mengguyur wajahnya dengan air dari aliran kran wastafel. "Kok bisa ya?"

Zara mengingat kembali. Di koridor, ada dua anak laki-laki yang sedang saling mengejar. Yang mengejar, memamerkan tas yang terlihat sangat ringan. Yang dikejar teriak-teriak meminta untuk dikembalikan tasnya.

Saat anak laki-laki yang dikejar berlari mundur, hampir menganai Zara. Fran langsung menarik tangan Zara. Mereka mengobrol hingga suitan dari Maya terdengar.

"Kok gue dag-dig-dug ya?" guman Zara. Dia sekali lagi mencuci muka.

"Mau sampai kapan? Udah bel tuh," kata. maya. Tanpa mengecek pun Zara tahu itu Maya.

"Iya, gas. Udah selesai kok."

"Nih," kata Maya sambil memberikan sapu tangan. "Lap wajah lo. Diciumin juga boleh."

Karena butuh, Zara langsung mengambil sapu tangan itu untuk mengelap wajah. "Tumben lo bawa ginian."

"Gue nggak bawa kok," kata Maya. "Punya Fran."

"Heh!"

Maya berjalan cepat keluar toilet sebelum Zara melakukan sesuatu.

Saat Zara masuk kelas, guru sudah ada di dalam. "Permisi, Sir."

"Ya. Duduk."

Zara pun duduk. Dia melayangkan tatapan membunuh pada Maya yang duduk di sampingnya.

Pelajaran berjalan lama. Zara sudah merasa bosan karena guru terus menjelaskan materi.

Setelah lama menunggu, bel pulang berbunyi. Zara langsung memasukkan buku ke dalam tas. Dia langsung ke parkiran takut diomeli Atha.

Benar saja. Sampai di parkiran, Atha sudah ada di sana. Tunggu! Gale! Atha terlihat sedang adu mulut dengan Gale di sana.

"Nggak malu jadi pusat perhatian?" Zara menengahi mereka setelah berjalan beberapa langkah dari tempatnya tadi.

"Itu tuh, temen lo rese banget. Dimintai tolong antar pulang, aku nggak ada yang jemput. Malah nggak mau," adu Gale.

"Antarlah, Tha. Dia kan pacar lo," kata Zara.

"Lo ...."

"Gue janjian sama Fran. Mau nguliner." Sebenarnya tidak. Zara hanya berbohong.

*Skuy. Kita mau makan apa?" Tak disangka yang dijadikan alasan, kini sedang merangkul Zara.

Zara yang menyadari kedekatan mereka pun merasa panas saking salting.

"Es kopi, hehe. Panas," kata Zara beralasan di balik panasnya matahari.

"Hayuk," kata Fran memaksa Zara pergi meninggalkan pasangan yang sedang berantem.

🥳🥳 Bersambung 🥳🥳

Bye, Zafran.

Food Vlogger CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang