Waktu berlalu. Setelah berbagai permasalahan, Gale dan Atha kembali bersatu. Mereka selalu memamerkan kemesraan di depan orang. Itu adalah pandangan Zara.
Kenyataannya, satu di antara mereka sedang bersandiwara. Dia berniat menbuat seseorang kesal.
"Uwu, kalian makin lengket aja," komentar Zara saat bertemu di koridor sekolahan.
"Hahaha. Lo bisa aja Za. Eh, mau ke mana?" jawab Gale.
"Mau ke tempat jurnalistik. Mau daftar ke sana," kata Zara menunjukkan formulir pendaftaran.
"Mau nulis?" tanya Atha.
"Nggak. Temannya Fran mau meliput. Aku mau jadi food vlogger juga di sana."
"Kerja sama gitu maksudnya? Kan subscriber lo dah banyak."
"Nggak. Gue mau ikut mereka. Soalnya udah lama banget nggak ngonten. Pasti penontonnya dikit," kata Zara.
Nyut!
Hati Atha berdenyut. Rasa bersalah menyeruak. Dulu, kadang dia mengomel jika diminta menjadi kameramen Zara. Sekarang, dia sudah tak dibutuhkan lagi?
"Bye, gue ditunggu. Keburu bel masuk," kata Zara.
"Dah cabut yuk," kata Gale setelah Zara pergi.
Sepulang sekolah, Atha sudah di teras rumah Zara. Duduk santai sambil membaca koran harian yang biasa diteruh sana.
"Ngapain?" tanya Zaram dia baru saja pulang karena harus mampir jajan bersama Fran.

Sumber : Dapur Fany
"Wah, padahal gue baru aja beliin rice bowl."
"Hehehe. Gue makan nanti deh."
"Oke. Gue sebenernya kepo sama yang tadi."
"Hm? Yang gue nggak lanjutkan ngonten di akun gue?"
Atha mengangguk.
"Males. Nggak ada yang videoin. Lo kan sibuk sama Gale." Zara duduk di kursi samping Atha.
"Gue videoin lagi deh. Sayang tuh akun dibuang. Lo nggak mikirin lagi?"

Sumber : etsy
Alya datang tepat saat Zara terdiam.
"Kalian kenapa?" tanya Alya.
Zara dan Atha langsung salim kepada Alya.
"Lagi mikir, Bund."
Mendengar jawaban dari putrinya, Alya duduk di kursi di depan mereka. "Ada apa?"
Zara dan Atha menceritakan secara bergantian dan saling melengkapi.
"Oh, kalau kata Bunda sih mending lanjut ke akun pribadi. Sayang itu. Udah perjuangan kalian dari dulu. Nggak ingat bagaimana kamu memulainya, Za?" nasihat Alya. "Dipikirkan dulu. Ayo semua rehat. Besok biar Zara bisa memutuskan, ya, Nak?"
Zara mengangguk.
"Atha bawa rice bowl, Tan. Belum dihinggapi lalat kok, silakan," kata Atha.
Alya mengambil satu mangkok, lalu permisi membawanya ke dalam. Tinggal Atha dan Zara.
"Ya udah. Gimana kalau nanti kita coba buat video," usul Atha.
"Kalau nggak ramai ...."
"Gue setuju lo ikut jurnalistik," potong Atha.

Sumber : Bettina Corcol
Zara sudah siap dengan blus batiknya. Dia akan mengangkat tema nusantara untuk video kali ini. Seorang satpam masuk, barcakap dengan pembantu, lalu pembantu itu memberi tahu bahwa Atha sudah siap di luar.
"Zara pamit, Bund. Bunda mau nitip sesuatu?"
"Mau ke kafe, Bund. Yang baru di Solo kota itu," kata Zara.
"Bunda udah nitip ke ayahmu."
Zara pun pamit.
Di luar, Atha sudah senyam-senyum melihat kedatangan Zara.
"Yuk, jalan," kata Zara setelah duduk di boncengan.
"Turun," kata Atha.
"Kenapa?"
"Katanya jalan," kata Atha. "Nggak ding, bercanda."
Atha sukses mendapat geplakan dari Zara. Dia pun tertawa puas, tidak untuk Zara.
Malam itu berjalan sukses. Atha yang pulang langsung mengeditkan video Zara melalui komputer. Ponsel digeletakkan di kasur. Bunyi pun tak dilihat. Setelah mengedit, dia langsung mengunggah ke sosmed Zara yang selama ini dipakai untuk konten Food Vlogger.
🥳🥳 Bersambung 🥳🥳
Gayaanmu, Tha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Food Vlogger Cintaku
Teen FictionSeorang gadis SMA dinilai unik oleh teman-temannya. Kecintaannya pada makanan Indonesia menjadikannya terlihat berbeda dengan generasi alpha sekarang yang lebih menyukai makanan ala western. Ketika memasuki masa SMA, dia tertarik dengan seorang lela...