Zara sedang mengamati Bu Emy membuat kembang goyang. Usaha kembang goyang ini sangat terkenal di Solo. Banyak para pembeli memesan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, Zara tertarik untuk meliputnya.
Bu Emy menjelaskan setiap detail bahan-bahan dan cara membuatnya. "Saya tidak ada resep rahasia ataupun punya pesugihan. Semua bahan sudah saya sebutkan. Untuk kembang goyang ini laku sekali di pasaran, saya lewat jalur Allah," jelas Bu Emy di akhir penjelasannya.
"Terima kasih, Bu." Zara tersenyum cerah.
Sedangkan di balik kamera, Atha tertular senyuman Zara. Dia langsung mematikan rekamannya, lalu berterima kasih pada Bu Emy diikuti Gale yang setia menemani Atha di sampingnya sejak awal.
Mereka pun pamit pada Bu Emy setelah membeli kembang goyang untuk dibawa pulang.
"Mau ke mana lagi?" tanya Atha.
"Mau bakmi Jawa Anglo. Mumpung lagi di Kartasura," kata Zara.
"Sekalian ke Solo Square, ya. Mau beli baju," kata Gale.
"Baik, majikan-majikanku," kata Atha, bergurau.
Mereka pun makan sebelum akhirnya menemani Gale beli pakaian. Gale memang tak membawa banyak pakaian ke rumah barunya. Sehingga jika kekurangan, dia memilih untuk membeli.
"Lo pindah kapan sih? Kok gue nggak tahu," tanya Zara.
"Lo aja sibuk bantuin bunda lo," kata Gale sok tahu.
"Dia mah sibuk sama Fran," kata Atha.
"Kita mikir bisnis tahu," kata Zara.
"Orang kaya aja butuh duit. Apalagi orang kaya saya," kata Gale mengutip dari sebuah postingan yang baru saja dilihatnya di sosmed.
"Yang kaya itu ayah bunda saya, bukan saya," kata Zara tak mau kalah.
Mereka memasuki sebuah toko pakaian yang serba lengkap dari dalam hingga luar. Zara pun ikut memilih untuk dirinya sendiri. Sedangkan, Atha pamit untuk mencari minuman di food court.
Mereka berkumpul di depan toko baju tempat Gale dan Zara belanja.
Zara sudah kelelahan. Dia tidur di kursi belakang. Badannya yang kecil, membuatnya bisa menidurkan badan.
Atha mengantar Gale, sebelum pulang.
Atha memarkirkan mobil Zara ke bagasi rumah Zara. Tanpa membangunkan Zara, Atha membopong sampai kamar Zara.
Alya hendak menjerit ketika anaknya dibopong Atha. Namun dia mengurungkan niatnya setelah diberi kode Atha bahwa Zara tak apa-apa. Hanya tidur.
Alya mengantar Atha ke kamar Zara, membukakan pintu dan mempersilakan Atha masuk.
Atha menurunkan Zara dengan perlahan, menyelimutinya.
Alya mengambil boneka Zebra yang sering dipeluk Zara saat tidur.
Walaupun Atha dan Zara sahabat dari kecil, baru kali ini Atha masuk kamar Zara setelah dewasa. Atha ingat, terakhir main ke kamar Zara adalah kelas lima sd. Selebihnya, jika main, mentok di ruang tengah depan kamar Zara.
Keesokan harinya, Zara terbangun. Dia sudah lupa dengan kejadian semalam. Ingatnya, dia hanya kelelahan lalu tidur. Zara segera berjalan ke ruang ganti untuk menyiapkan seragam hari tersebut.
Zara lekas mandi setelah menyiapkan seragam. Dia tak lupa untuk keramas karena rambutnya terasa lepek.
Empat puluh menit dilalui Zara karena harus mengeringkan rambut. Saat keluar, Alya sudah ada di depan pintu.
"Baru saja mau dibangunin, ternyata udah siap, toh," kata Alya.
"Hehe."
"Ayo sarapan," ajak Alya.
Mereka berdua turun dari lantai dua ke ruang makan. Dhanesa sudah menunggu di sana.
"Kamu mau jenang apa nasi?" tawar Alya.
Zara pun memilih jenang sumsum, karena sudah lama tak makan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Food Vlogger Cintaku
Teen FictionSeorang gadis SMA dinilai unik oleh teman-temannya. Kecintaannya pada makanan Indonesia menjadikannya terlihat berbeda dengan generasi alpha sekarang yang lebih menyukai makanan ala western. Ketika memasuki masa SMA, dia tertarik dengan seorang lela...