GV. 23

175 31 7
                                    

Sebelum baca jangan lupa
like/votenya dulu yaa! ♡

Renjun berdiri di dekat jendela ruangan Suite mewah itu sambil meminum segelas ice americano, melihat ke arah gulungan awan hitam gelap yg berkumpul di langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun berdiri di dekat jendela ruangan Suite mewah itu sambil meminum segelas ice americano, melihat ke arah gulungan awan hitam gelap yg berkumpul di langit.

"Ada yg aneh dengan cuaca hari ini... aku tidak pernah melihat langit mendung yg seperti ini sebelumnya." batinnya.

Jaemin muncul di sampingnya dan bersiul pelan. "Aku merasa curiga tentang awan-awan itu. Awan-awan gelap itu kelihatan lebih aneh dari biasanya, dan cuaca yg aneh adalah mimpi buruk terburuk bagi pelaut." gumamnya yg dapat didengar si pemuda mungil.

"Ya, aku juga menyadarinya. Entah kenapa awan-awan gelap itu seperti kelihatan sangat... menakutkan. Padahal kemarin cuacanya sangat cerah." balas Renjun.

Jeno yg tengah duduk di sofa ruang tengah Suite Room itu ikut melirik, melemparkan pandangan meremehkan ke arah luar jendela. "Aku dapat merasakan adanya sihir yg tidak mengenakkan di dalam badai itu. Pertarungan antar dunia, dikombinasikan dengan usaha membacamu yg buruk, telah melemahkan pintu-pintu antar dunia. Tidak akan lama lagi Jihyuk benar-benar akan berhasil mengoyak jalinan duniamu." Pemuda mungil itupun refleks meringis ngeri sekilas lalu berbalik, melangkah menjauhi jendela.

"Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Entah hal seburuk apa yg akan ditimbulkan Jihyuk di sini." batin Renjun, sebelum ia berdeham dan menegapkan kedua bahunya. "Kalau begitu, rencana kita selanjutnya adalah menemukan dan mengamankan buku-buku asli itu sebelum pintu-pintu antar dunia runtuh."

Si snow king mengangguki perkataan Renjun dan menanggapi, "Benar. Dan kamu juga harus menguasai kekuatanmu secepatnya, Jun." Renjun melihat ke arah Jeno dengan kaku, detak jantungnya mulai berpacu karena rasa panik dan khawatir yg bercampur.

Dengan suara pelan ia membalas, "Aku tau aku harus mengasahnya, tapi menguasainya?? Apa itu mungkin bagiku dalam waktu sesingkat ini??" Kemudian Jaemin tersenyum hangat mencoba menenangkannya, "Kamu punya potensi, Jun. Aku yakin itu."

Jeno menghela nafasnya sekilas sambil bersandar ke sofa ia menambahkan, "Dan semakin besar kendali yg kamu miliki atas kekuatanmu, maka akan semakin besar kemungkinan kamu berhasil untuk memanggil apapun yg kamu baca."

"Akan jadi semakin kecil juga resiko kekacauan yg dapat ditimbulkan!" sahut Haechan dari arah pantry dengan nada optimisnya. Setelah mendengarkan semua kalimat dorongan yg mereka lontarkan padanya, si pemuda mungil memejamkan matanya untuk beberapa saat sambil mengingat kembali semua pemanggilan-pemanggilan gagal yg telah dilakukannya, tanpa menyadari kalau tangannya mulai bergetar pelan dengan keraguan.

Good Villains 𖨂 Jaemren, Hyuckren, NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang