GV. 2

1.4K 168 0
                                    

"Lepasin woy!!!!" bukannya dilepaskan orang itu kini justru membekap mulut Renjun dengan tangannya.

"DIAM." bisik tegas si sosok asing tepat didepan telinga Renjun.

"Tidak salah lagi ini suara seorang laki-laki, aku merasa tidak asing dengan suaranya tapi dimana aku pernah mendengarnya?? suaranya dalam dan sedikit parau, siapa dia sebenarnya." batin Renjun.

Tiba-tiba pemuda manis itu merasakan adanya benda dingin dan tajam yg sedikit menekan rusuknya. "Kamu akan ikut denganku dalam diam Huang Renjun. Atau kamu tidak akan bisa hidup cukup lama bahkan untuk mengikuti ujianmu."

"Apa yg dia inginkan? darimana dia tau namaku?" tanya Renjun didalam pikirannya.

"Ini tidak akan berakhir dengan baik jika kamu memilih untuk kabur, Jun." lanjut sosok asing itu. Renjun hanya bisa terdiam, ingin melawanpun ia terlalu takut untuk bergerak karena sebilah pisau yg masih ditekankan pada rusuknya.

"Mengangguk jika kau paham."
Yang dibalas Renjun dengan anggukan kecil, akan lebih baik baginya untuk mengikuti alur si penyusup ini terlebih dahulu.

"Bocah pintar. Sekarang ikut aku."
Sosok asing itu kemudian mendorong Renjun, membawanya menuju pintu depan rumahnya yg sudah hancur.
Renjun mendongakkan kepalanya ke samping kanan belakang bahunya, untuk mencoba melihat wajah si pelaku, tapi seluruh wajah itu tertutupi oleh tudung hitam bagian dari jubah yg digunakannya. "Apa aku akan mati? Jadi beginikah hidupku akan berakhir?"

Sosok asing itu membawa Renjun masuk ke dalam sebuah mobil, menguncinya dan membawanya entah kemana.

Dua puluh menit sudah perjalanan yg Renjun rasa terlewati semenjak ia dibawa pergi oleh mobil si penyusup itu, kini mobil tersebut berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua puluh menit sudah perjalanan yg Renjun rasa terlewati semenjak ia dibawa pergi oleh mobil si penyusup itu, kini mobil tersebut berhenti. Renjun melihat keluar jendela mobil, dan ia sangat terkejut.

Ia kira akan dibawa ke gedung-gedung tua dan mungkin akan dihabisi nyawanya disana untuk dijual organ dalamnya, atau ia akan dibawa ke tempat perdagangan manusia lalu dijual ke orang asing. Tapi yg ia lihat saat ini justru mereka tiba di parkiran tepat di depan perpustakaan milik kampusnya.
"Kenapa ia membawaku kemari? apa didalam sini ada markas rahasianya, atau apa mungkin ia mengetahui tentang kekuatanku? tapi itu tidak mungkin, karena selama ini yg mengetahuinya hanya keluarga intiku saja."

"Jangan sekalipun coba-coba untuk kabur sekarang." sosok asing itu mengeluarkan key card dari balik jubahnya yg kemudian ditempelkan pada scanner lock di pintu perpustakaan hingga pintu itu terbuka.

"Apa ini?! dia punya key card universitas?! apa itu artinya dia bekerja disini atau dia mencurinya?!?" belum sempat pikirannya bertanya lebih jauh, sosok berjubah hitam itu sudah mendorongnya kembali, untuk masuk ke dalam perpustakaan.

Sosok itu menggiringnya untuk menaiki tangga menuju lantai dua dengan sebuah pisau tajam yg ditodongkan ke punggungnya. Kebingungan dan ketakutanpun bercampur jadi satu menguasai Renjun. "Kenapa perpustakaan."

Hingga tiba-tiba sosok itu menendang kencang belakang lututnya, menyebabkan ia terjatuh ke lantai dengan posisi berlutut. Reflek erangan kesakitan lolos dari bibirnya, kemudian ia menyadari ini adalah peluangnya, sehingga ia pun bergegas menjauhi sosok itu dengan cepat bergerak mundur sampai punggungnya menabrak salah satu rak buku yg tinggi disana.

"Siapa anda sebenarnya!? Mengapa saya dibawa kesini?!"

Sosok itu masih diam, kemudian dia berjalan menghampiri Renjun, berjongkok di depannya sambil memiringkan kepalanya. Tidak peduli seberapa kerasnya Renjun berusaha untuk memperjelas penglihatannya saat ini, tetap saja ia tidak bisa melihat wajah dibalik tudung hitam itu.

Kemudian sosok itu terkekeh pelan sambil mengarahkan pisaunya ke bawah dagu Renjun. "Sejak awal aku memiliki firasat kuat terhadapmu dan sekarang aku lebih yakin."

"Kekuatan magis yg mengelilingimu menjadi lebih kuat dan tebal disini. Di antara semua buku-buku ini."

"Maka sudah pasti kamu adalah seorang God Reader." sambungnya.
Renjun mengerutkan keningnya bingung, dan rasa panik bergemuruh di nadinya.
"God Reader?? Apa yg dia maksudkan itu kekuatan ku? Tunggu. Tapi bagaimana dia tau tentang hal itu?! Sudah bertahun-tahun aku tidak membaca buku dengan suara keras?!"

Pemuda manis itupun memilih untuk berpura-pura tidak tau. "Magis? God Reader?? Apa yg sebenarnya anda coba bicarakan?? Saya tidak mengerti apapun yg anda maksud. Tidak ada yg namanya kekuatan magis ataupun sihir di dunia ini."

Mendengar itu sosok asing tersebut mendecakkan lidahnya.
"Ck! Jika kamu membaca buku dengan suara yg keras, kamu membuat kata tersebut menjadi hidup, benar kan? Itu terjadi bahkan sekalipun kamu tidak berniat melakukannya." Renjun terdiam mendengarnya, ia terlalu bingung harus memberikan respon seperti apa.

"Mimik wajahmu saat ini sudah menjawab semuanya dengan jelas Renjun. Kamu bisa menyangkalnya sebanyak yg kamu mau, tapi aku tetap sudah mengetahui faktanya."

"Dan jika kamu pintar, kamu akan menuruti semua ucapanku." lanjut sosok berjubah hitam sambil mengeluarkan tiga buah buku dari dalam jubahnya, lalu meletakkannya di hadapan Renjun.

"Kamu akan membacanya mulai dari sini." Rasa penasaranpun menghampiri si pemuda manis, ia pun menundukkan pandangannya melihat ke arah judul-judul buku yg ditunjuk oleh si sosok berjubah hitam didepannya.

"Little Red Riding Hood.. Peterpan.. The Snow Queen..?" gumam Renjun.

Kemudian sosok itu menyentuh buku sambil lanjut berbicara, "Aku sudah menandai bagian tertentu dari setiap buku untuk dibacakan."

"Aku ingin kamu memunculkan grandmother's cloak dari Little Red Riding Hood, gold and riches dari Peterpan, dan a storm of ice dari The Snow Queen." sambungnya.

Renjun menatap sosok itu, kebingungan memadamkan rasa takutnya yg terakhir.
"Apa yg anda inginkan dengan hal-hal itu?" Sosok itupun kembali mendecakkan lidahnya. Dan menjawab, "Bukan objek-objek spesifik itu yg aku pedulikan. Melainkan tindakan dari memunculkan hal-hal tersebut ke dunia ini yg jauh lebih penting."

"Kekacauan yg lahir dari setiap kata yg kamu tiupkan kehidupan ke dalamnya, pemanggilan dari semesta lain.. itulah yg aku butuhkan. Dan aku akan menggunakanmu untuk mencapai tujuan itu." sambungnya. Nada rendah didalam suaranya yg ia gunakan untuk permohonan gelapnya itu membuat Renjun merasakan seluruh tubuhnya merinding.

"Kekacauan apa yg dia maksud.." batin si pemuda manis.


BERSAMBUNG

────Cerita ini hanya fiksi, dilarang membawanya ke real life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────
Cerita ini hanya fiksi, dilarang membawanya ke real life.

Jangan lupa klik bintang/vote.

Terimakasih

« Z-sapphiredust

Good Villains 𖨂 Jaemren, Hyuckren, NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang