Chapter 24

43 37 3
                                    

Happy reading!

Setelah keluar dari pasar malam, Amora dan Kenan berjalan menuju tempat parkir motor. Suasana malam itu cukup ramai, suara tawa dan obrolan pengunjung masih terdengar di sekitar mereka.

“Capek juga ya, seharian muter-muter,” ujar Amora, melirik Kenan yang sibuk mengambil helm dari motornya.

“Emang, tapi seru kan?” jawab Kenan sambil menyerahkan helm ke Amora.

Amora mengambil helmnya dan memakainya. “Besok lo ada rencana apa, Ken?”

“Kayaknya mau main basket sama anak-anak, lo mau ikut?” tanya Kenan, sedikit melirik ke arah Amora yang sedang mengencangkan tali helm.

Amora tersenyum tipis. “Boleh juga. Tapi jangan berharap gue jago,” ujar Amora, menaiki motor Kenan.

“Gak apa-apa, yang penting lo mau main,” ujar Kenan sambil menyalakan motor.

Mereka meluncur keluar dari parkiran, meninggalkan keramaian pasar malam. Sepanjang perjalanan, Amora lebih banyak diam, memandang jalanan malam yang mulai sepi.

“Mor, lo lagi mikirin apa?” tanya Kenan tiba-tiba, memecah keheningan sambil meliriknya sekilas melalui spion.

Amora menunduk sedikit. “Nggak ada. Cuma... gue masih kepikiran rumor itu,” ujar Amora dengan nada datar.

Kenan terdiam sejenak, memahami apa yang Amora maksud. “Lo nggak perlu terlalu mikirin. Orang-orang suka ngomongin hal yang nggak jelas,” ujar Kenan, mencoba menghibur.

Amora hanya mendesah pelan. “Gue udah biasa, tapi kadang capek juga dengernya.”

Kenan mengangguk. “Gue ngerti, tapi lo kuat, Mor. Lo selalu bisa hadapin semuanya.”

Amora mengangguk tipis dari balik helmnya. “Iya, gue tau. Thanks, Ken.”

Perjalanan malam itu terasa lebih ringan, meski mereka tetap tenggelam dalam keheningan yang nyaman.

Kenan memperlambat laju motor saat mereka hampir sampai di depan rumah Amora. Jalanan sudah mulai sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat.

“Sampai, Mor,” ujar Kenan sambil mematikan mesin motor.

Amora turun dari motor dan membuka helmnya. “Thanks udah nganter, Ken.”

“Sama-sama. Lo pasti gak mau gue anter sampe masuk, kan?” tanya Kenan sambil tersenyum kecil.

Amora tertawa tipis. “Lo udah tau jawabannya.”

Kenan hanya mengangguk, memahami sikap Amora yang memang selalu ingin menjaga jarak saat sudah sampai rumah.

“Santai aja, gue bisa masuk sendiri,” ujar Amora sambil menyerahkan helm kembali ke Kenan.

Kenan menerimanya lalu menatap Amora sebentar. “Kalau ada apa-apa, kabarin gue, ya.”

Amora tersenyum singkat. “Iya, pasti.”

Kenan menyalakan motornya lagi dan melambaikan tangan sebelum melaju pergi. Amora memandangi punggungnya yang semakin menjauh di balik keremangan lampu jalan, lalu ia berbalik menuju gerbang rumah.

GevamoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang