Bab 1 | hubungan kami

1.6K 57 3
                                    

Haiii, semua! Selamat menyaksikan kisah lian dan sasa dalam memperjuangkan hubungan dan rumah tangga mereka. Jangan shik shak shok, yaa. Hehehehee ;)
_________
"Sayang, bangun..."

Sasa mengecupi pipi Lian yang sedang tertidur pulas. Tangannya terulur untuk mengusap pelan rambut tebal sosok di sampingnya.

Tidak perlu menunggu lama, sosok tersebut membuka matanya perlahan. Lian tersenyum ketika melihat sang istri membangunkannya dengan senyum cerah.

"Sayang..." seru lian yang terdengar seperti rengekan.

Lian mendapati sasa sudah dalam keadaan segar. Sepertinya sasa baru saja mandi karna rambutnya yang terlihat basah dan baju yang sudah tertata rapi di tubuh rampingnya.

"Iyaa, suami ku." Sasa usap dahi lian dengan lembut.

"Kamu tinggalin aku mandi."

Sasa tersenyum manis. "Aku bangunnya udah dari tadi. Ga tahan, lengket. Jadi aku mandi duluan."

"Biasanya bareng." Bibir lian mencebik kecil.

Sasa usak gemas surai hitam legam lian, menyadari suami sudah merajuk pagi begini. "Tadi kamu bobonya pules banget. Kasian aku banguninnya. Maaf ya..."

"Peluk." Lian merentangkan tangannya sedikit terbuka.

Sasa tersenyum kecil, memeluk sebentar suami tampannya ini.

"Mandi ya, bajunya udah aku siapin di walk in closet. Habis itu turun, aku siapin sarapan."

"Hmm."

Setelah memberikan kecupan pada kening suaminya, Sasa beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan kamarnya dan lian.

Pintu kamar tertutup dari luar, Lian segera meregangkan ototnya. Menguap sesaat lalu mulai bergerak menyibak selimutnya sebatas pinggul. Mata Lian masih sedikit menyipit namun wajah bantalnya tak mengurangi kesan tampan cowok itu.

Lian mengusak rambutnya, merasa sedikit lelah karna semalam baru saja melakukan hubungan suami istri bersama sasa. Senyum di wajahnya perlahan terlihat kala mengingat hal tersebut.

"Sasa, kamu yang terbaik." (Scene making love berupa pdf ya, 21++ )

Terdiam sebentar, sebelum akhirnya beranjak dari tempat tidur dan segera memasuki kamar mandi di dalam kamarnya.

Hampir setengah jam, sasa yang berada di dapur sudah menyelesaikan masakannya. Sasa menunggu lian di meja makan.

"Sayang..." suara lian terdengar.

Sasa yang menyadari itu, segera meletakkan ponsel nya. Mata sasa melihat ke arah suaminya yang tengah berjalan turun dengan pakain jas kantorannya. Sasa tersenyum dan mulai membenahkan kursi di sekitarnya.

"Sini li, sarapannya udah siap."

"Jadi masak nasi goreng ?" Lian mendudukan dirinya di salah satu kursi.

"Jadi dong, kemarin kan minta nasi goreng." Ujar sasa dengan senyum cantiknya.

Ngomong- ngomong mereka tak menggunakan art yang menetap di rumah padahal lebih dari mampu membayar untuk mengurus kehidupan keduanya. Hal itu demi kesepakatan mereka, agar jangan sampai ketahuan.

Iya, Lian dan Sasa akan selalu terlihat mesra di depan semua orang. Tapi nyatanya mereka tidak mempunyai perasaan cinta sedikit pun. Mereka lebih terlihat seperti house mate di banding pasangan suami istri.

Begitulah sulitnya pernikahan politik. Demi keuntungan masing- masing, mereka memutuskan menikah. Syukurnya baik lian dan sasa mempunyai pikiran yang sama dalam segala hal, jadi bisa dibilang mereka sefrekuensi.

Between Us : Lian & SasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang