Foolish One

50 6 4
                                    


Cuaca hari ini sangatlah panas. Matahari bersinar begitu terik padahal jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Gadis berambut sebahu itu meneguk air mineral di tangannya dengan rakus. Panasnya cuaca hari itu menambah dahaga pada tenggorokannya. Terlebih lagi Jio baru saja berjalan kaki dari halte menuju gedung apartemen miliknya yang letaknya lumayan jauh.

Seorang gadis berambut panjang dengan warna biru tua mengambil duduk didepan Jio setelah keluar dari toserba dengan sekaleng soda di tangannya, "Baru pulang lo?"

Jio mengangguk, "Ada kelas tambahan sih tadi. Dosennya baik, jadi gue ambil. Lumayan.. nilai tambahan." Keduanya terdiam beberapa saat. Memandang jalanan yang lengang. Terdengar suara bising dari arah persimpangan. Riuh dengan pembicaraan beberapa anak sekolah yang berjalan beriringan. Mungkin baru pulang dari sekolah. Jio jadi teringat sesuatu, "Rosie, lo tahu kabarnya Lisa nggak?"

Tidak relevan memang. Baik Rosie, Jio, ataupun Lisa bukanlah teman sekolah. mereka hanya berteman karena kebetulan pernah mengikuti les vokal yang sama. Kebetulan, Jio dan Rosie juga memiliki kelas yang sama di bangku perkuliahan. Dahulu, sepulang dari kelas vokal, biasanya mereka akan pulang bersama dengan berjalan kaki -persis seperti anak sekolah di seberang sana- dan selanjutnya akan berpisah di persimpangan untuk menuju tempat tinggal masing-masing.

Rosie membuka kaleng sodanya. Diam-diam, gadis itu memperhatikan gerak-gerik Jio yang masih memandang lurus pada jalanan. Ia meneguk sedikit sodanya, lantas menaruhnya diatas meja, "Mmm.. dia baik. Emang kenapa?"

Baru saat itulah gadis berambut sebahu itu menumpahkan atensinya pada Rosie, "Iya gitu? Terus kemarin kenapa Jevan ke-"

"Jevan ke apartemen lo?" Rosie memotong ucapan Jio dengan sedikit nada tinggi. Tidak ada yang dilakukan Jio selain memandang gadis di depannya dengan tatapan penuh tanya dan juga anggukan kepala sebagai jawaban. "Jevan sialan!"

Baiklah. Jio tahu jika lelaki itu memang pantas disebut sialan. Terbukti bagaimana kemarin ia meminta makan setelah memergoki Jio yang tidak memakai bra. Tiba-tiba saja hawa disekitarnya memanas. Pipi Jio memerah mengingat kejadian itu. Tentu saja malu.

"Lo tau? Lisa cerita ke gua kalo dia kemarin habis berantem sama Jevan."

"Berantem?"

"Iya, njir. Tuh cowok masih aja ngasih perhatian ke Lisa. Yaa.. lo tau kan kalau lisa gamon. Lah si Jevan malah ngasih perhatian lagi, ya kacau lah."

Jio tidak sepenuhnya mengerti. Dimana letak kesalahan Jevan? Bukankah lelaki itu memberikan perhatian karena menganggap Lisa masih temannya? Bukankah itu baik? Berarti Jevan tidak mau memutus tali pertemanan mereka, kan? Tidak seperti dirinya dan Mingyu. Lelaki itu bahkan sampai sekarang tidak sekalipun menanyakan kabarnya.

"Woahh.. Jevanㅡ sumpah tuh anjing!" Rosie meremat kaleng soda di tangannya. Siapapun yang melihatnya jelas tahu jika gadis itu benar-benar marah. Jio sampai terperanjat ketika tiba-tiba ditatap dengan pandangan sengit milik Rosie. "Anjir!! Jangan sering-sering ketemu Jevan deh lo. Kalo enggak, gue ga bakal mau lagi ngomong sama elo."

Jio mengangguk pelan meskipun ia sendiri ragu akan melaksanakan perintah dari Rosie. Selain karena tidak tahu alasan secara menyeluruh, gadis itu cukup tahu jika Jevan senang sekali mengusik kehidupannya.

**

Sepertinya baru kemarin sore ia diperintahkan untuk sedikit menjaga jarak dengan Jevan oleh Rosie dan sekarang lelaki itu telah berdiri di depan pintu apartemen Jio. Dengan tampilan yang sedikit berantakan juga bau alkohol yang menyengat. Lelaki itu menunjukkan senyumnya saat Jio memandangnya dengan tatapan nyalang.

"Gue tiba-tiba banget pengen main ke apartemen lu. Hehehe," dia bahkan masih bisa tertawa tanpa rasa bersalah.

Jio segera menutup hidungnya saat bau alkohol semakin menguar saat lelaki itu bersuara. "Njir! Lo mabuk ya? Bau banget. Pulang aja sana!" ucap Jio tegas. Namun Jevan sepertinya sama sekali tidak takut, ia malah memegang bahu Jio dan memutar badannya hingga kemudian mendorongnya masuk ke dalam.

Love FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang