So Kind

74 5 1
                                    


Selama satu minggu, baru hari ini Jio merasa tidurnya benar-benar nyenyak karena merasa dijaga. Ia benar-benar memutuskan untuk menginap di kontrakan Juna. Menurut lelaki itu, ia menyewa kontrakan bersama dengan Bobby dan dua orang teman lainnya. Mereka tinggal tidak jauh dari apartemen Jio. Hanya berjarak kurang lebih tujuh kilometer.

Jio tersenyum mengingat bagaimana wajah Juna semalam saat ia meminta untuk menginap. Lelaki itu bahkan langsung ke kamar mandi dan keluar dalam kondisi wajah yang basah. Biar tidak terlalu tegang, katanya. bagaimanapun Juna itu lelaki normal. Melihat ada perempuan menggunakan crop top dengan tubuh yang sexy dan proporsional pasti membuat dia ingin terus menatapnya. Tapi setidaknya dia tahu batasan dan tidak kurang ajar.

Oleh karena itu, setelah membasuh muka, Juna merebahkan tubuhnya di atas sofa. Lengkap dengan selimut baru yang diambilnya dari container box di atas lemari. Keduanya tidak berdebat terlebih dulu siapa yang harus tidur sofa atau siapa yang tidur di kasur. Bukannya tidak tahu diri, tapi kepala Jio masih pusing akibat minum minuman dari Bobby.

Netranya mengedar ke seluruh penjuru kamar yang didominasi warna abu-abu, hitam, dan putih itu. Sangat rapi untuk ukuran lelaki yang tinggal bersama teman-temannya. Saat bangun dari kasur, ia sudah tidak melihat Juna di sofa. Selimut yang semalam dipakainya juga sudah terlipat dengan rapi.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lantai ruangan kamar Juna beralaskan kayu yang membuat kamar itu lebih hangat. Kakinya melangkah menuju pintu. Ia sudah menyiapkan segala skenario apabila bertemu dengan teman Juna, terutama bertemu dengan Bobby. Ia harus ingat untuk menampar lelaki yang membuatnya pusing itu.

"Bang, cewek sexy lo udah bangun!!" Suara melengking dan keras menggema di seluruh penjuru rumah ketika Jio menginjakkan satu langkah keluar kamar.

Ia bisa melihat ada tiga lelaki di dapur. Mereka yang tadinya sibuk memasak, langsung mengalihkan perhatian pada Jio.

Dari arah luar, ia bisa melihat Juna dengan kaos dan celana pendeknya.

"Makan dulu, Ji. Nanti gue anterin pulang."

Jam sudah menunjukkan pukul 7. Untungnya, di hari Kamis ia tidak memiliki jadwal pagi. Jadi ia tidak terburu-buru.

Jio mengambil langkah di belakang Juna. mengikuti lelaki itu ke arah meja makan yang sudah diduduki oleh yang lain.

Bobby memberikan senyum kikuknya kepada Jio, "Hai, Ji. Sorry ya buat yang–"

Plakkk!!

Sebuah tamparan yang lumayan keras mendarat di pipinya sebelum lelaki itu selesai berbicara.

"Iya gue maafin, Bang. Thanks juga udah pinjemin mobil buat Juna." Dengan santai, Jio mengambil tempat duduk di samping Juna. Lantas memberikan senyum kepada dua lelaki di hadapannya. "Hai, kenalin gue Jio."

Love FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang