00

101 9 2
                                    

Cahaya matahari pagi perlahan menembus gorden disalah satu kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya.

Gadis dengan surai panjang berwarna coklat itu dengan santainya menarik selimut agar menutupih seluruh badannya. Gadis itu belum menyadari situasi yang terjadi padanya.

Dari luar kamar terdegar sebuah ketukan dari pintu disusul dengan suara baruton yang meneriaki namanya. Sayangnya gadis yang diteriaki itu tidak terusik sedikitpun dari tidur nyenyaknya.

"Bangun kebo!" suara seseorang memasuki gendang telinga sang gadis. Sehingga tidurnya mulai terusik. Entah sejak kapan orang itu bisa ada di dalam kamar sih gadis.

Dengan perlahan gadis itu membuka matanya yang masih terasa berat untuk dibuka. Gadis itu menyesuaikan cahaya yang perlahan memasuki pandagannya. Gadis itu mengerjap-ngerjamkan matanya sambil berusaha bangun dari tidurnya.

"Ada apa, Ibu?" tanya sih gadis yang belum sepenuhnya sadar.

Orang yang mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh sih gadis merasa bingung. Sejak kapan mereka punya Ibu. Begitulah yang dipikiran oleh orang tersebut.

"Kamu ngomong apa, sih? Sejak kapan kita punya Ibu?" tanya orang itu bingung sambil melihat sih gadis yang mulai sadar akan siatuasi.

Gadis itu langsung melebarkan matanya ketika mendapati seorang pria berdiri disamping tempat tidurnya sambil menatapnya penuh tanda tanya.

"Lo siapa?" tanya gadis itu dan langsung melompat dari atas kasurnya.

"Kamu kenapa? Kamu masih pusing?" tanya pria itu dan mendekati sih gadis yang sekarang malah berdiri seperti orang bodoh.

Gadis itu masih bingung dengan situasi sekarang. Sebenarnya ia berada dimana? Kenapa ada seorang pria berada dikamarnya. Setahunya, ia tidak punya sodara laki-laki. Ia anak tunggal di kelurganya. Lalu laki-laki yang di hadapannya sekarang ini siapa sebenarnya.

"Hai. Kamu masih pusing?" pria itu bertanya dengan nada khawatir yang sangat kentara. Pria itu juga memegang kedua pipi sih gadis.

Yang ditanya malah terbengong-bengong melihat ketampanan pria yang dihadapannya itu.

"Ran, kenapa diam saja?" pria itu terus saja bertanya.

"Eh, lo siapa, sih? Kok lo ada di kamar gue?" tanya sih gadis dan menyentak lengan sih pria dari pipinya.

Pria itu sampai terkejut akan perbuatan sih gadis. Pria itu menatap sih gadis dengan raut penuh penyesalan.

"Sampai segitunya kamu marah denganku, Ran. Sampai kamu tidak mengingat diriku," ucap pria itu sedih menatap gadis dihadapannya yang malah menatap bingung sih pria.

"Lo sebenarnya siapa, sih? Gue beneran engga tahu lo siapa dan gue di mana sekarang?" tanya sih gadis yang baru menyadari dirinya bukan berada di kamarnya. Kamarnya tidak semewah dan sebesar kamar yang ia tempati sekarang. Sebenarnya ia berada di mana? Kenapa ia bisa berada di kamar bersama seorang pria.

"Kamu berada di kamar kamu, Ran. Dan aku sodara kamu, Anta Refandra," jawab sih pria yang bernama Anta itu.

Gadis itu memgernyit kan dahinya bingung. Siapa Anta Refandra? Dan sejak kapan juga dia mempunyai sodara bernama Anta Refandra?

Tapi, tunggu dulu. Sepertinya ia pernah mendengar nama Anta Refandra di suatu tempat.

"Astaga! Jangan bilang lo?!" gadis itu menunjuk Anta dengan tatapan tidak percayanya.

Gadis itu langsung berlari menuju meja rias untuk bercermin. Dan betapa terkejutnya ia mendapati dirinya berubah menjadi orang lain. Gadis itu dengan gemetar menyentuh wajahnya lalu mencubitnya.

"Auh," gadis itu meringis setelah mencubit sendiri wajahnya dengan lumana kencang.

Anta yang melihat kelakuan sih gadis berlari mendekat dan langsung membalikkan badan gadis tersebut.

"Kamu apa-apaan, Ran? Kenapa kamu mencubit pipimu sendiri?" tanya Anta khawatir sambil mengusap lembut pipi sih gadis.

Gadis itu sampai shok sangking tidak percaya dirinya berada di dalam sebuah novel yang sedang naik daun di kehidupan nyatanya. Kenapa dirinya bisa berada disini. Dan yang paling membengongakan dirinya kenapa dia harus terdampar di novel yang isinya di isi oleh orang-orang penyuka batang. Dari sekian banyaknya novel yang gadis itu baca kenapa harus novel ini yang ia masuki. Kalau bisa memilih gadis itu lebih baik memasuki novel yang isinya tentang pembunuhan berantai dari pada memasuki novel yang isinya orang-orang belok.

Ya, tapi mau bagaimana lagi. Ini juga salahnya sendiri karena waktu itu ia mau-mau saja membaca novel buatan sahabatnya yang isinya sangat membengongkan.

Karena terlalu shok, gadis itu sampai pingsan yang membuat Anta dengan sigap menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai.

CRAZY!

CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang