08

39 7 19
                                    

Dengan perlahan Ranada membuka matanya. Entah sudah berapa lama ia pingsan, yang pasti Ranada bisa merasakan kedua bibirnya terasa sedikit sakit. Entah seberapa ganas Alkana menciumnya. Ranada berjanji, jika ia bertemu lagi dengan pria brengsek itu, ia akan memukulnya sampai mampus.

"Akhirnya kamu bangun Ran."

Ranada menoleh ke samping dan mendapati Anta dan dua pria yang Ranada tidak kenal. Akan tetapi, dari dua pria itu ada pria yang auranya terlalu dominan. Pria itu bersurai biru dengan tatapan tajam menatapnya. Ranada sampai merinding sendiri melihat tatapannya. Setajam-tajamnya tatapan Anta, lebih tajam lagi tatapan pria itu.

Dan Ranada baru menyadari Alkana tidak ada di UKS. Kemana pria berengsek itu? Lalu kenapa bisa Anta berada di sini?

"Kamu minum dulu Ran."

Anta memberikan Ranada segelas air yang Ranada terimah tanpa menaruh curiga sama sekali. Lagian mana mungkin Anta menaruh racun di airnya kan?

Ranada meminum air itu sampai tinggal setengah. Setelah minum Anta kembali mengambil alih geras tersebut.

"Kak Anta kok bisa di sini?" tanya Ranada menatap Anta yang baru saja meletakkan gelas ke atas meja.

"Tadi ada siswa yang memberitahuku," jawab Anta seraya mengelus surai Ranada.

Ranada mengangukkan kepalanya lalu tatapannya beralih kepada ke dua pria yang sedang berdiri di belakang Anta. Seakan tahu apa yang di pikirkan Ranada, Anta lalu memperkenalkan kedua pria tersebut.

"Oh, ini teman gue, yang ini namanya Aska." Anta menunjuk pria berambut cepak lalu Anta berali menatap pria bersuai biru. "Dan yang ini namanya Irgi," lanjut Anta memperkenalkan kedua temannya kepada Ranada.

"Irgi?"

"Irgi Mahaswara," kata Irgi memperkenalkan dirinya kepada Ranada yang sedang menatapnya.

Seketika itu juga Ranada membekap mulutnya tidak percaya. Sejak kapan Irgi Maheswara dan Anta Refandra berteman? Setahu Ranada, Irgi itu musuh bebuyutan Anta dalam memperebutkan Grible Domanik. Lalu yang ia lihat ini apa? Alur novel tidak berubah kan? Atau alurnya sudah berubah saat ia masuk ke tubuh Ranada?

"Kamu kenapa Ran? Kenapa kamu seperti terkejut melihat Irgi?" Anta bertanya karena melihat reaksi Ranada yang terlalu berlebihan saat tadi Irgi menyebutkan nama lengkapnya.

"Mungkin dia takut lihat muka datar Irgi," celetuk Aska bercanda.

Plak!

Anta memukul kepala Aska cukup keras.
"Apa sih lo asal nyambar aja," kesal Anta menatap tajam Aska.

"Sakit bangsat!" desis Aska tidak terimah kepalanya di pukul. Bahkan pria itu tidak menghiraukan tatapan tajam yang Anta layangkan untuknya. Aska sudah biasa melihat tetapan itu.

Ranada yang melihat itu malah cekikitan sendiri melihat perdebatan Anta dan Aska.

Terlalu asik melihat Anta dan Aska yang sekarang saling memiting leher satu sama lain, Ranada sampai tidak menyadari Irgi sudah duduk di samping brankarnya sambil menatap Ranada.

"Sejauh apa pria bajingan itu menyentuh lo?" Irgi tiba-tiba bertanya sehingga membuat Ranada terperanjat kaget.

"Lah, sejak kapan lo duduk di situ?" Ranada menunjuk Irgi yang sudah enteng duduk di sampingnya.

Irgi tidak menjawab pertanyaan Ranada. Malahan Irgi menarik lengan Ranada untuk ia genggam. Ranada sendiri hanya diam melihat lengannya di genggam Irgi. Selagi Irgi tidak berbuat macam-macam padanya, Ranada akan membiarkan Irgi memegang lengannya.

"Jawab pertanyaan gue Rana," desak Irgi menuntut agar Ranada segera menjawab pertanyaannya.

"Hm, itu-gue--"

CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang