07

47 6 10
                                    

Ranada mendelik tak suka ke arah Grible yang sedang duduk di depannya. Saat ini Ranada sedang berada di kantin sekolah.

"Ngapain lo duduk di situ?" tanya Ranada dengan nada sinis menatap Grible.

Orang yang di tanya malah mengabaikan pertanyaan Ranada. Grible malah asik mencomot kentang goreng punya Ranada.

Ranada yang melihat itu tentu saja tidak terimah. Ingat, ya Ranada itu masih kesal sama Grible atas peristiwa di perpus minggu lalu. Dengan penuh dendam, Ranada mengepelak lengan Grible yang ingin kembali mengambil kentang gorengnya.

"Sakit Ran," Grible meringis memegang lengannya.

"Bodoh amat," kata Ranada tidak peduli.

Ranada kembali memakan makanannya mengabaikan Grible yang misu-misu tidak jelas di tempatnya.

Ranada heran dengan sifat Grible yang sekarang. Padahal di dalam novel karakter Grible di gambarkan sangat menjaga image dirinya di depan orang lain, kecuali di depan kekasihnya, Irgi Maheswara. Sebenarnya dari awal Ranada sudah merasa aneh dengan sifat Grible saat ia mempergoki Grible berciuman dengan pria lain di perpus. Karena di cerita aslinya, Grible itu orang yang setia kepada Irgi. Sebelum Grible bertemu Anta tentunya.

Tapi, yang Ranada lihat sekarang sangat berbanding terbalik dengan sifat Grible di novel.

Lihatlah kelakuan pria berambut putih itu. Grible selalu saja mengoda pria yang melewatinya. Sampai-sampai pria yang Grible goda sampai salting tak tertolong. Kenapa Ranada bilang begitu, ya karena pria yang Grible goda ada yang menaberak meja kantin.

"Dasar genit," gumam Ranada kesal sendiri melihat kelakuan Grible.

"Lo engga suka kalau gue genit ke orang lain Ran?"

Ternyata Grible mendengar gumaman Ranada.

"Biasa aja tuh," sewot Ranada saat melihat Grible menarik turunkan alisnya sambil menatap dirinya.

"Cie. Ran cemburu," goda Grible mencolek dagu Ranada.

"Apaan sih lo," kesal Ranada menepis lengan Grible.

Bukanya marah, Grible malah senyum-senyum tidak jelas melihat Ranada.

Kesambet kali itu anak.

Dari pada meladeni kegilaan Grible, lebih baik Ranada kembali ke kelas.

Ranada buru-buru keluar dari kantin. Gadis itu takut jika Grible malah mengikutinya ke kelas. Tapi, seperinya dugaannya itu salah. Karena yang Ranada lihat Grible malah asik memakan sisa makanan Ranada.

Sepertinya pria itu benar-benar kelaparan. Sampai-sampai sisa makanan Ranada saja ia makan.

•••

Bruk!

Anjir! Ranada menaberak sesuatu yang sangat keras. Sangking kerasnya taberakan tersebut, hidungnya sampai terasa perih.

Ranada mengusap hidungnya seraya menyumpah sarapahi orang atau apapun itu yang sudah ia taberak.

Sebenarnya ini juga kesalahannya, karena bermain ponsel saat berjalan. Dan ponsel yang tadi berada di gengamannya entah terlempar kemana sekarang.

"Ck. Hidung udah pesek malah pake naberak segala. Malah makin pesek kan jadinya," kesal Ranada mengusap hidungnya yang perih.

Ranada belum mengetahui apa yang sudah ia taberak.

"Makanya kalau jalan itu lihat ke depan. Bukan malah fokus ke ponsel," ucap seseorang. Membuat Ranada mendongakkan kepalanya melihat sumber suara yang barusan ia dengar.

CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang