**sudah beberapa hari Haechan benar benar tidak bisa melakukan kegiatan apapun, bahkan menggerakkan kakinya sedikit saja membuat badannya serasa remuk dan ngilu. Untuk buang air kecil dan besar sangatlah susah, dia benar benar harus menahan rasa sakit yang luar biasa ketika mengeluarkan kencing juga BAB.
"Rasanya aku seperti menunggu kematianku saja." gumam Haechan, dia sangat menyesal mengingat betapa brutalnya tuannya saat dia melayani hawa nafsu sang majikan.
"Chan.." suara Jaemin mengintrupsi Haechan. Pria jangkung itu tampak membawa senampan makanan.
"Jaemin-shi, kenapa lama sekali~" Haechan merengek seperti anak kecil ketika melihat Jaemin. Akhir akhir ini hubungan mereka semakin lama semakin dekat layaknya seorang kakak dan adik, semenjak Haechan mengalami penggeseran pinggang, Jaemin selalu meluangkan waktu untuk sekedar berbincang dan menemani Haechan agar tidak bosan, kadang dia akan membawa Haechan ke taman belakang rumah dengan menggunakan kursi roda agar bisa menghirup udara segar diluar.
"Bagaimana pinggangmu?? Apa masih sakit??" Jaemin meletakkan nampan makanan dimeja sebelah tempat tidur Haechan dan duduk dikursi.
"Masih sakit, bahkan aku tidak bisa tidur nyenyak." Haechan tampak mengerucutkan bibirnya. Lucu sekali.
"Mau bagaimana lagi? Jika di beri obat anti nyeri, tingkahmu akan seolah olah kau baik baik saja, dan akan membuat pinggangmu patah karena sifat serampanganmu."
"Ta-tapi.. Rasanya aku benar benar sekarat!!"
"Cih!! Seperti tahu saja sekarat itu bagaimana..." Jaemin terus terusan mengolok Haechan, membuat beruang kecil itu semakin sebal dan berencana untuk mogok makan.
"Apa?? Kau tidak mau makan?"
"Aku ingin obat anti nyeri. Jika tidak diberi, aku tidak akan makan secuil pun. Hm!!"
"Kau yakin? Ah.. Padahal ini dibuat oleh cheff yang terkenal di negeri ini, pembuatan masakannya pun menggunakan bahan bahan yang dijamin sangat berkualitas hingga ada sertifikatnya." Jaemin terus mengiming-imingi Haechan agar berubah pikiran dan makan.
"Jangan kira aku akan tergoda ya!" nampaknya Haechan tetap bersikukuh untuk tidak makan. Haih~ jika begini bagaimana bisa cepat sembuh.
"Baiklah, baiklah.. Akan ku suruh Mark kesini membawakan obat untuk yang mulia pangeran cantik ini." menyerah demi kebaikan tidaklah buruk bagi Jaemin, dia hanya ingin teman berbincangnya kembali pulih dan bisa bercerita panjang lebar lagi.
"Aku tampan bukan cantik." ralat Haechan sembari menyendokkan kuah sup kedalam mulutnya.
Yah.. Walaupun kau bilang dirimu tampan, tapi mana ada pria dan wanita di dunia ini mengakui dirimu tampan? Mereka akan lebih suka memanggilmu si cantik. Jaemin tersenyum menatap betapa lahapnya Haechan mengunyah makanannya padahal baru beberapa menit yang lalu dia bilang dia akan mogok makan.
°
°
"APA YANG KALIAN LAKUKAN SELAMA ΙΝΙ!! ΚΕΝΑΡΑ TIDAK BECUS SAMA SEKALI!! MENCARI SATU ORANG SAJA TIDAK BISA!!!" ruangan kantor tersebut begitu ramai karena teriakan Jeno. Bagaimana bisa dia memperkerjakan bodyguard yang tidak berguna ini.
"Tuan, kami telah mengerahkan segala usaha untuk menemukan Renjun-shi." Jeno bingung, para bodyguardnya yang bodoh atau Renjun yang terlalu lihai dalam bersembunyi.
"Pergilah.. Cari hingga kepelosok dunia jika perlu, temukan Renjun dalam kondisi apapun ke sini." Jeno duduk bersandar dikursi tahtanya, kepalanya berdenyut nyeri. Bagaimana bisa dia begitu santai di kantornya yang nyaman ini sedangkan Renjun hilang entah kemana tidak ada yang tau bagaimana kondisinya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE DON'T FVCK ME AGAIN « FT : NOMINHYUCK »
FanfictionREMAKE STORY FROM PLEASE DON'T FUCK ME AGAIN BY @ReixAki WARN BXB AREA🔞⚠️❗ • Jeno x Haechan • Jaemin x Haechan • Jeno x Renjun • Jaemin x Renjun