19

426 90 14
                                    

**

Air mata Haechan tidak berhenti mengalir dia berlari sekuat tenaga pergi entah kemana, beberapa kali dia tersandung batu kecil yang membuatnya tersungkur hingga lututnya lecet dan berdarah. Dia mencoba bangkit lagi tapi kakinya sudah lemas, nafasnya tidak teratur. Baru kemarin dia membayangkan bagaimana kondisinya jika terbuang, ternyata hari yang ditakutkan telah tiba.

"WAAAAAHHHHHHHH!!!!!!!!!" Teriakan Haechan sangat nyaring, membuat para pejalan kaki terkejut dan mulai menghindar. Tubuh Haechan ambruk ke tanah, meringkuk dan memegangi dadanya yang terus menerus nyeri tidak hilang. Orang disekitarnya khawatir dan mulai menanyakan keadaan Haechan, tapi dia terus menangis dan membenturkan kepalanya ke tanah karena frustasi.

"Pria manis.. Hentikan, kau bisa cedera parah." seorang nenek tua menghentikan kepala Haechan agar tidak dihantamkan lagi.

"Kemarilah.. Menangis sepuasmu hingga hatimu lega." nenek tersebut memeluk Haechan dengan hangat membiarkan air mata Haechan membasahi baju miliknya

"Nenek!! Tolong sembunyikan akuu.. Tolongg jangan biarkan mereka melihatku." Haechan menangis menarik baju yang dikenakan nenek tersebut. Sang nenek tua itu pun membawa Haechan pergi ke tempat tinggalnya.

Tak selang beberapa lama sebuah gambar Haechan terpajang di papan Iklan LED dan berita. Tapi semua terlambat Haechan telah pergi dan tidak ada seorang pun yang sadar bahwa pria yang tadi menangis adalah pria yang dicari.

°

°

°

°

8 BULAN KEMUDIAN

Sebuah gedung pencakar langit yang megah tampak penuh dengan para wartawan, siapapun yang tidak memiliki surat undangan jumpa pers tidak bisa sembarangan masuk sehingga mereka hanya harus rela berpanas-panas di depan gedung hanya untuk sekedar menanyakan beberapa pertanyaan dan juga foto para direktur.

"Tuan Jung, apa alasan utama berakhirnya pertunangan antara Tuan Jeno dengan Tuan Renjun?"

"Tuan kami perlu klarifikasi akan hal ini! Mohon bantuannya." para wartawan mendesak Jeno untuk membuka suara di acara jumpa pers yang dia buat di gedung aula perusahaannya. Jeno menatap tajam wartawan yang terlalu ingin tahu tentang semua kehidupan yang dia jalani saat ini.

"Kami hanya merasa tidak cocok satu sama lain, setelah lama berjalan kami mencoba saling memahami, tapi ternyata tetap tidak bisa menyatu. Walaupun status kita bukan lagi pasangan tapi dimataku Jeno adalah sahabat terbaikku." Renjun angkat bicara, Dia menggenggam tangan Jeno dengan lembut, meyakinkan bahwa dia sudah ikhlas melepas Jeno pergi.

"Saya dengar retaknya hubungan kalian akibat ada orang ketiga yang masuk kedalam keluarga Jung?" Sepertinya wartawan ini terus mengorek luka lama Jeno, Renjun, dan Jaemin. Tangan Jeno mengepal keras, dia mencoba untuk tidak terhanyut pada pertanyaan yang menjebaknya.

"Tidak ada pihak ketiga diantara kami." Ucap Jeno tegas,Renjun menganggukkan kepalanya dengan pelan. Jawaban Jeno sekarang sangat tepat, jika dia bilang dia telah jatuh cinta pada orang lain maka para wartawan itu akan segera mencari identitas Haechan dengan cepat dan malah akan semakin memperkeruh masalah yang ada.

°

"Jika tidak ada lagi pertanyaan, saya akhiri sampai disini. Terima kasih untuk waktu luangnya." Jeno, Renjun dan Jaemin keluar aula dengan bergegas agar para wartawan tidak lagi menanyai hal-hal aneh lainnya. Banyak sekali hal yang dipikirkan Jeno, hingga membuatnya ingin mengeluarkan isi otaknya dan menggantinya dengan otak bayi. Renjun melihat wajah Jeno yang suntuk menepuk pundaknya pelan.

"Apa masih ada sesuatu yang belum kau sampaikan di jumpa pers tadi?" Renjun juga menatap Jaemin yang terus diam. Apa selama ini mereka masih sangat frustasi atas hilangnya Haechan? Rasanya saat ini hanya dirinya lah yang masih sanggup berpikir jernih dan waras.

PLEASE DON'T FVCK ME AGAIN « FT : NOMINHYUCK »Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang