**Sebuah pemandangan taman bermain mengelilingi Haechan, orang berlalu lalang mengabaikan keberadaannya. Bingung dan heran, kenapa mereka semua tampak tinggi dan menatapnya seakan ingin membunuh Haechan.
"Chan!!Chanie! !!" Sebuah suara mengintrupsinya, seorang wanita muda berlari sana sini sembari memanggil namanya. Terlihat dari bahasa tubuhnya tampak cemas.
"Haechan!!! HAECHAN!!" Kali ini suara tersebut berasal dari pria tinggi yang yang juga nampak cemas, dan beberapa kali bertanya pada orang sekitar.
'appa! eomma!! Aku disini' entah dari mana suara itu berasal, tapi terdengar begitu jelas seperti suara anak kecil yang menangis. Haechan berjalan melewati orang orang yang berlalu lalang dihadapannya, dia mencoba meraih tangan wanita yang tengah mencarinya itu, wajahnya buram seakan sengaja terhapus dari pandangan Haechan.
'APPA!! EOMMA!!' Haechan berteriak begitu keras tapi wanita itu sama sekali tidak mendengarkannya, masih sibuk bertanya pada orang orang dan berlari sana sini. Tiba-tiba sebuah tangan menarik lengan Haechan dan menyeretnya pergi dari tempat itu. Mulut Haechan bergerak namun sama sekali tidak ada suara yang keluar dari sana.
"DIAM!! ATAU AKAN KU TEMBAK KEPALAMU!!" Suara serak seperti orang yang kecanduan alkohol membuat seluruh tubuh Haechan merinding. Dia diseret masuk kedalam sebuah gudang yang begitu gelap. Dilemparkannya ke sebuah karung yang berisi mainan anak anak, disana pria berwajah buram itu membuka kostum badut miliknya menunjukkan penis didepan muka Haechan. Kepala Haechan terasa sangat sakit akibat jambakan dari jari jari besar yang memaksa Haechan untuk membuka mulut, dan membiarkan penis pria itu keluar masuk didalam mulutnya.
Tidak hanya itu, pria tersebut membuka celana Haechan dan menyodominya, Haechan berteriak kesakitan dan berulang kali menerima sebuah tamparan dan pukulan diseluruh badannya. Rasa takut membuat Haechan hanya bisa menangis dan memanggil orang tuanya, berharap mereka segera menemukan Haechan dan mengadili pria ini.
°
°
°
°
°
°
°
°
"APPA!!! SAKIT!! SAKITT!!! TOLONG!!!!!" badan Haechan mulai mengelurkan keringat dingin, berulang kali membanting banting kasur seperti ingin segera bangkit bangun.
"Chan!! Chanie!! Ini aku! Ini akuu!!" Jeno yang sedang bekerja disamping Haechan segera membangunkan tubuh Haechan dan mendekapnya erat, menahan beberapa pukulan dari lengan Haechan.
"Chanie!!!hei!!!" Jeno berulang kali mencoba menyadarkan Haechan dari mimpi buruknya dengan mengguncangkan badan Haechan dengan kuat.
"APPA!!EOMMA!!!" Haechan hanya bisa menangis, tangisannya begitu menyayat hati, Jeno mencium kening Haechan dan berusaha untuk tetap memeluknya erat. Perlahan mata Haechan mulai terbuka, nafasnya kembali normal, dan kondisinya mulai tenang tanpa ada perlawanan lagi.
"Je-Jeno-shi.." Mendengar namanya disebut, Jeno segera menatap Haechan dan mengelus kepala Haechan pelan.
"Apa kau mimpi buruk?" Haechan terdiam dengan pertanyaan Jeno, dia tidak ingin mengingat kembali mimpi buruknya tadi, dengan pelan Haechan mulai melepaskan pelukan Jeno dan menyandarkan diri dinding kasur. Matanya tidak berani untuk sekedar menatap Jeno. Kejadian dimana lubangnya dirobek secara paksa oleh ke dua putra Jung ini membuat Haechan takut untuk berkata ataupun bertatap muka.
Seakan memahami mental Haechan, Jeno duduk ditepi kasur, meraih kedua tangan Haechan dan menatap mata hazel itu dengan lembut.
"Haechan, maafkan aku.. Maafkan aku karena telah membuatmu terluka seperti ini." Haechan tidak menanggapi dan memilih untuk mendengarkan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE DON'T FVCK ME AGAIN « FT : NOMINHYUCK »
FanfictionREMAKE STORY FROM PLEASE DON'T FUCK ME AGAIN BY @ReixAki WARN BXB AREA🔞⚠️❗ • Jeno x Haechan • Jaemin x Haechan • Jeno x Renjun • Jaemin x Renjun