Part 8

130 23 7
                                    

Krist mengemudikan mobilnya dalam diam, sesekali dia menatap ke samping melihat Singto yang terus diam sejak tadi, mungkin karna masih memikirkan mimpinya itu.

"Apa kamu mau makan dulu?" Ucap Krist.

"Tidak" Lirih Singto.

"Tolong jangan seperti ini, Sing" Ucap Krist.

"Huh?"

"Kamu terus diam sejak tadi" Ucap Krist.

"Aku hanya... Aku hanya takut, Krist" Ucap Singto.

"Tak perlu takut" Ucap Krist.

Suasana kembali hening, Singto kembali berperang dengan isi kepalanya sendiri dan mengabaikan Krist di sampingnya. Krist menatap prihatin ke arah Singto. Dia memegang tangan Singto sehingga membuat Singto menatap ke arah Krist. Krist mencium punggung tangan Singto singkat kemudian tersenyum.

"Kita kemana?" Tanya Singto saat Krist membelokkan mobilnya ke kiri karna itu bukan jalan pulang ke rumah mereka.

"Suatu tempat" Ucap Krist.

Tiba di tempat tujuan, Krist dan Singto keluar dari mobil.

"Mall?" Gumam Singto.

"Ayo berkencan" Ucap Krist sambil melepas jas yang di kenakannya menyisakan kemeja putih yang di pakainya. Krist menggulung lengan kemejanya hingga siku.

"Huh?" Gumam Singto.

"Bukankah sudah lama kita tak berkencan?" Ucap Krist.

"Ya" Ucap Singto.

Keduanya saling bergandengan tangan berjalan masuk ke dalam mall, memasuki satu persatu toko dan membeli banyak baju baru untuk mereka.

"Apa lagi yang ingin kamu beli?" Tanya Krist.

"Hmm, aku ingin gelang?" Ucap Singto.

"Apapun itu untuk mu" Ucap Krist.

Krist dan Singto berjalan mencari toko perhiasan, Singto memang suka memakai aksesoris seperti gelang, cincin, kalung dan juga anting, makanya Krist tak heran lagi saat Singto meminta gelang padanya.

Singto mencari gelang yang diinginkannya, sedangkan Krist mencari cincin di sana.

"Mana tangan mu?" Ucap Krist.

Singto mengulurkan tangannya ke hadapan Krist, kemudian Krist memasukan cincin yang di pilihnya tadi.

"Aku ambil ini" Ucap Krist pada seorang wanita yang melayaninya.

Setelah membeli cincin dan juga gelang, Krist membawa Singto ke bioskop. Mereka menonton film romantis sekarang, Singto menyandarkan kepalanya di bahu Krist sedangkan Krist terus mengusap tangan Singto sejak tadi.

Sudah lama mereka tak berkencan seperti ini, Singto sangat bahagia menikmati kebersamaan mereka sekarang. Krist mencium kening Singto sehingga membuat Singto menatap Krist.

"Tersenyum" Ucap Krist.

Singto tersenyum membuat Krist tersenyum senang melihatnya.

"Teruslah tersenyum, aku suka senyum manis mu, Sing" Ucap Krist.

Krist mengecup singkat bibir Singto, kemudian keduanya kembali fokus pada layar besar di hadapan mereka.

Hampir 2 jam berada di dalam bioskop, kini Krist dan Singto berjalan keluar dari sana karna film memang sudah selesai. Tangan keduanya terus bertautan sejak tadi persis seperti anak remaja yang tengah di mabuk asmara.

"Ayo beli es krim" Ucap Krist.

"Ya" Ucap Singto.

Pukul 10 malam baru Krist dan Singto pulang ke rumah. Keduanya langsung mandi karna merasa gerah, di dalam kamar mandi Krist dan Singto berciuman dengan penuh nafsu, tangan Krist meraba setiap inci tubuh sang suami sehingga membuat lenguhan kecil keluar dari bibir Singto. Singto menjadikan lututnya sebagai tumpuan sedangkan tangannya berpegang erat ke pinggir bathtub, Krist memulai penyatuan mereka dan bergerak maju mundur memberi kenikmatan untuk Singto. Air di dalam bathtub mulai bergerak tak karuan mengikuti hentakan dari keduanya, Singto terus mendesah membuat Krist semakin semangat menyetubuhi sang suami.

Hampir 1 jam berada di dalam kamar mandi, kini keduanya berjalan keluar dari sana melanjutkan kegiatan mereka kembali di atas ranjang.



















Tbc.

A Wedding Story (On Going)Where stories live. Discover now