08

17 3 6
                                    

SERI KETIGA DARI BOOK MAYARA DAN ZAYYAN.

GENRE SLICE OF LIFE, ANGST, MUNGKIN ADA BUMBU ACTION NYA DIKIT.

PERINGATAN: CERITA INI MENGANDUNG KONFLIK KELUARGA, TRAUMA, BAHASA YANG KASAR, DAN LAIN SEBAGAINYA. DIHARAPKAN PEMBACA BERUSIA 17 KE ATAS, KARENA CERITA INI SEDIKIT TIDAK RAMAH UNTUK ANAK-ANAK.

DIHARAPKAN PEMBACA BISA BIJAK DALAM MENYARING SEGALA INFORMASI. CERITA INI HANYALAH FIKSI SEMATA.

SELAMAT MEMBACA....

||• BAGIAN 08 •||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||• BAGIAN 08 •||
.

.

.

Dari balik pintu, Kemala memanggil nama Rudi berulang kali. Memukul pintu itu dengan keras. Perasaan Kemala kalut, pikirannya pun telah beterbangan ke mana-mana. Apalagi setelah dia mendengar bunyi gaduh dari arah luar gudang. Sudah bisa dipastikan bahwa Rudi telah melakukan sesuatu kepada anak-anaknya. 

Derap langkah kaki terdengar samar, menyapa kehadiran Kemala yang hampir putus asa. Kemudian disusul oleh suara kunci dan derit pintu yang terbuka. Menampilkan sosok Rudi yang hanya memandangi Kemala menggunakan sorot mata datar. Sama sekali tidak merasa bersalah. 

"Urus anakmu itu sana," ucap Rudi kepada Kemala. Sedikit menggeser badan sembari memberikan akses keluar bagi Kemala. 

Sejenak, Kemala tampak mendecih tak suka. Gaya bicara Rudi yang sangat menyebalkan disertai oleh ekspresi wajah yang acuh. Namun, abaikan perkara itu. Karena sekarang, prioritas utama dalam benak Kemala hanyalah keselamatan bagi kedua anaknya saja. Dia harus memastikan bahwa mereka dalam keadaan baik-baik saja. 

Tanpa memperdulikan apa pun, Kemala bergegas menghampiri posisi anak-anaknya. Melewati Rudi begitu saja dan meninggalkannya di sana. Ketika Kemala memasuki ruang tengah, alangkah terkejut dirinya di saat menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan. Dengan mata yang membulat lebar, Kemala berteriak histeris sembari berlari mendekati Raeksa. 

Kemala memeluk tubuh mungil itu dengan erat, menangis tersedu-sedu. Hatinya terasa sakit sekali ketika menatap keadaan Raeksa yang mengenaskan. Anak itu dalam kondisi tidak sadarkan diri. Kepalanya memar dan mengeluarkan darah segar. Tubuhnya dipenuhi oleh luka yang membiru. 

"Kamu gila, Rudi! Kamu beneran udah gila," racau Kemala. Dia sama sekali tak pernah menyangka bahwa Rudi akan berbuat sampai sejauh ini. 

Rudi melangkah mendekat. Berjarak tiga meter dari posisi Kemala saat ini. Dia tidak memberikan reaksi apa pun, seolah merasa bahwa apa yang telah dia lakukan adalah suatu tindakan yang benar. Dalam hitungan detik, tatapan mereka saling beradu. 

Dari arah Rudi, terdengar suara helaan napas kasar darinya. Laki-laki itu tampak mengalihkan pandangan ke arah lain. Tidak berniat untuk mengatakan sesuatu. Melihat perangai tersebut, tentu saja Kemala menjadi jengkel. 

Malam yang MengerikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang