Kutu Buku (2)

0 0 0
                                    

"Molly ... Molly ... ada apaa..." Aku menggoyangkan tubuhnya yang mematung saat membaca surat itu.
"Ahh yah.." Ia hanya melihatku dan menaruh surat itu di atas meja. Apa yang telah disembunyikan Molly sampai ia merasa takut dengan kalimat itu.

Aku mengambil surat yang diletakkan Molly di atas meja itu. Aku membaca seisi surat itu dari atas hingga bawah. Di surat itu terdapat penerima dari tulisan CEO The Eclipse Moonlight. Seisi surat itu menjelaskan bahwa dokter ini harus merawat seorang gadis dan akan membayar penuh semua pekerjaannya. Akan tetapi, ia tidak bisa resign dari pekerjaan itu dengan mudah. Tertuliskan tanda tangan dari CEO The Eclipse Moonlight. Aku masih bingung dengan seisi surat ini seperti belum menemukan jawaban sama sekali.

Aku melihat Molly masih membuka seisi buku jurnal dari dokter itu.
"Leooo lihat ini, bukankah ini putri duyung. Mengapa disini banyak sekali foto duyung. Lihat ada kerangka duyung." Molly berteriak ke arahku sambil menunjuk seisi buku itu.

"Tunggu wajah ini... ini orang yang tinggal di kabin ini sebelumnya. Benar perempuan dengan rambut ginger ini lah dia. Tunggu apa maksud dari buku ini, seisi bukunya tentang dirinya semua..." aku menarik buku itu dari Molly dan melihat semua foto serta penemuan-penemuan dokter.

Aku membaca banyak sekali usaha dokter dalam mencari obat penawar untuk perempuan itu. Penjelasan batu Iblis terkutuk serta sejarah iblis itu tersendiri. Melihat kerangka tubuh perempuan itu, bagaimana ia bisa berubah. Bagaimana ia dapat mengendalikan kekuatannya. Semua seisi kata-kata itu ada di dalam jurnal ini.

"Ini aneh sekaligus menarik... Leoo mari kita ke kota seberang."
"Hahh... bentar.. apa maksud mu dengan kota seberang." Aku masih terkejut dengan seisi jurnal itu, sangat sulit dipahami dan masih memutarkan otakku untuk memahami seisinya.

"Kita akan pergi ke tempat CEO The Eclipse Moonlight itu berada. Aku rasa dokter itu dan perempuan yang kamu bilang itu ada hubungannya dengan semua ini. Bukankah ini akan menjadi petualangan yang menarik." Molly menarik tanganku untuk beranjak pergi.
"Sebentar Molly ... apa kamu beneran percaya dengan semua ini."
"Mungkin saja, aku pernah melihat duyung ketika ke kota itu. Persis sekali, dengan bentuknya tapi aku tidak tau itu perempuan itu. Mungkin saja ini benarkan... kamu juga pasti penasaran. Mari kita selamatkan mereka."

"Apa maksud mu dengan pernah melihat duyung ini. Terus ada apa dengan The Eclipse Moonlight itu."

"Duhhh banyak sekali pertanyaanmu...." Ia melepaskan tangannya ketika menarik tanganku. Lalu ia membalikkan tubuh dan menyilangkan tangannya.
"Molly....... Apa maksud nya ini."
"Aihhh iya iya... aku akan cerita...." Ia duduk di atas meja dan menyilangkan kakinya. Diposisi yang sama ketika aku duduk di kursi sambil membaca buku jurnal dokter itu.

"Ini berawal ketika aku sedang mengikuti lomba cheerleader di saat SMA lalu. Aku dan teman-temanku berangkat untuk lomba ke kota itu, melawan SMA di sana. Pada saat itu kami memenangkan lomba itu, hadiahnya pun kami bisa menyaksikan sirkus terkenal di sana. Sirkus itu selalu menampilkan perempuan duyung itu. Putri duyung itu sangat cantik dan bersinar. Tapi aku tidak tau itu perempuan yang kamu maksud karena ia berenang menggunakan topeng jadi sangat sulit untuk dikenali. Kemudian aku dan teman-temanku pun selesai menonton pertunjukkan itu. Aku membeli banyak sekali makanan atau jajanan di sekitar sana. Namun, aku masih penasaran sekali dengan perempuan itu, bukankah jadi kamu kalau melihat itu. Pasti akan penasaran juga.." ia menggepalkan kedua tangannya dan kepalanya mendekati kepalaku. Aku yang sedang mendengarkan ceritanya dengan siku kiri menahan meja dan tanganku memegang pipiku. Wajahku memerah ketika ia mendekati kepalaku. Aku terkejut dan melepaskan siku yang kusandarkan di meja itu.

"Itu sepertinya hanya kamu saja... kamu memang orangnya terlalu penasaran." Spontan ketika aku melepaskan siku di meja. Aku mengangkat kedua tanganku dan bahuku serta menelengkan kepalaku.

"Huffftt.... Kamu sepertinya tidak ingin mendengarkan ceritaku Leo.." Ia membalikkan tubuhnya membelakangiku. Sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya.

"Ahhh.... Maaaf maaaf Molly tolong lanjutkan." Aku berdiri dan memegang bahu kanan Molly. Membujuk Molly untuk menyelesaikan ceritanya..

"Huufffft Dasarrr LEOO.... " Ia memutarkan lagi tubuhnya ke arah dan melihat ke arahku. Aku duduk kembali sambil tersenyum bersalah ke arah Molly. Aku memegang kepala kiriku saat Molly menatapku.

"Sampai mana tadi... ahh iya saat aku penasaran dengan wajah perempuan itu. Aku berpamitan dengan temanku di tempat jajanan itu. Bilang kepada mereka untuk menyusul mereka di penginapan. Aku pun berjalan kembali ke tempat sirkus itu. Mencari putri duyung itu, aku berjalan ke tempat itu. Tempat itu menjadi kosong hanya menyisahkan peralatan permainan sirkus. Saat mengelilingi tempat itu aku disekap oleh seseorang."

"Saat aku membuka mataku. Aku melihat tempat aneh, dipenuhi dengan parfum. Aku melihat sekitar dan membaca tulisan itu The Eclipse Moonlight. Aku kebingungan dan melihat seorang pria tua dengan wanita muda. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu, karena wajahnya tertutup. Dia bahkan tidak berbicara hanya mengisyaratkan tangannya saja. Posisiku saat itu memang tidak diikat ataupun. Hanya duduk diam di kursi. Dengan meja yang ada pena dan kertas. Pria tua itu tampaknya sudah sangat tua sekali. Wajahnya keriput dengan topi jazz pada masanya."

"Dia menawariku kuliah gratis, akan tetapi aku harus bekerja di perusahaan itu sebagai gantinya. Jika aku menolak kesempatan ini. Aku tidak bisa kuliah lagi, sebagai gantinya adalah orang lain. Aku memang tertarik tapi masih memikirkanmu dan orangtuaku. Jika aku pergi untuk selamanya. Akhirnya aku tidak menyetujuinya. Mereka melepaskanku dan aku pergi. Sebagai gantinya untuk merahasiakan ini dari siapapun, walaupun orangtuaku. Jika aku tidak berjanji dengan itu orangtuaku akan disekap. Begitu mengerikan, tapi akhirnya aku bisa memberitahunya kepadamu." Dia menceritakannya sambil membinarkan air matanya.

"Tapi kenapa kamu tidak menyutujuinya saja, bukankah itu impianmu untuk pergi dan berkuliah." Aku berdiri lalu duduk disampingnya.

"Entah mengapa aku punya firasat jika orang ini,  bukan orang biasa. Sampai itu aku tidak mengingat lagi. Mengapa aku kembali lagi ke desa ini. Seakan-akan aku terhipnotis. Aku merasakan ada hal lain dari ini."

"Hmm... kalau begitu mari kita ke sana dan mencari tahu sekaligus menyelamatkan dokter." Aku berdiri dan memegang kedua tangannya. Ia memasukkan kedua bibirnya. Wajahny memerah dan ia menundukkan kepalanya untuk menutup rasa malunya. Ia mengangguk setuju. Kami pun keluar dari ruangan itu dan mengambil buku jurnal itu. Aku memasukkan jurnal itu ke dalam tas. Molly berjalan menunjukkan arah jalan ke kota itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arthea the Blue MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang