Gagal (3)

24 15 0
                                    

Dari kecil aku sudah mengalami banyak kesialan yang aneh. Dimulai dari banyak hal, aku sering memberikan bermacam jenis petaka ke berbagai orang-orang di sekitarku. Orangtua ku pernah mengalami kebangkrutan pada lahan pertaniannya karna diriku yang tidak becus dalam merawat tanaman. Toko makanan yang pernah dibilang beracun karna aku salah menaruh sesuatu sehingga mengalami kebangkrutan. Kakakku kehilangan banyak pekerjaan karna diriku yang sangat ceroboh.

Aku selalu gagal dalam bekerja dan segala hal yang terkait dengan diriku. Aku sudah sering gonta-ganti pekerjaan hingga berhenti bekerja menjadi seorang pelukis. Dengan modal yang kudapatkan ketika menabung banyak pekerjaan. Aku ingin diriku berguna bagi banyak orang. Aku ingin membuat orang tersenyum tanpa memikirkan beban yang telah aku perbuat ke mereka.

Setiap aku memiliki pasangan, pasanganku selalu menduakanku atau berakhir tragis. Sehingga aku tidak pernah mau percaya untuk memiliki pasangan kembali. Banyak kejadian patriarki yang mendunia di tahun ini. Perempuan berlomba-lomba mendapatkan pria idamannya. Aku tidak ingin menjadi seorang babu di dalam rumah tangga. Aku ingin seperti ibu dan ayah yang saling mencintai. Tapi bukankah lebih baik aku tidak ada di dunia ini. Kebahagiaan orangtuaku selalu menjadi penderitaan saat berhadapan denganku. Tapi mengapa mereka tetap tersenyum dengan keadaan sulit karna diriku.

Aku mengalami sakit berat yang membuat orangtuaku dan kakakku bantingtulang menyembuhkanku. Setelah aku sembuh, aku tidak bisa memberikan balasan apapun. Aku merasa seperti perempuan tua yang tidak memiliki pasangan ataupun pekerjaan di dunia ini. Lebih baik aku tidak ada atau menghilang dari bumi ini. Aku sudah banyak membebani orangtua dan kakakku. Aku ingin membuat mereka tersenyum bahagia bukan karna penderitaan yang telah kubuat ke mereka. Aku ingin membuat mereka bangga tidak menjadi beban bagi mereka.

Disaat pikiran ini mengacaukan kepala ku dan saat itu juga aku memasuki dunia nyata. Rasa sakit di kepala akibat benturan sesuatu dan merasakan pandangan gelap. Perlahan cahaya masuk ke mataku dan membuat mataku terbuka. Aku mencoba berusaha membuka mataku dengan perlahan. Melirik ke sekeliling kebingungan dan mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Rasa pengar dan sakit kepala yang terasa mencoba memahami keadaan. Selama ini yang telah terjadi aku sudah memimpikan diriku sendiri di masa lalu.

Aku melihat sekeliling banyak orang bertopeng menggunakan jubah hitam. Aku mencoba melirik ke arah bawah ku dan melihat aku sedang terikat di kursi. Bahkan diriku sedang ditutup penuh kaca tembus pandang. Seluruh sisi kaca membentuk kubus itu mengurung diriku. Aku tidak bisa bergerak, semua tubuhku terikat di kursi.

"Ada apa ini. Aku ada dimana." Aku berteriak di kaca itu dan berusaha melepaskan tali. Kemudian kaca yang mengurung diriku di lepas kuncinya dari bawah kemudian di angkat ke atas menggunakan semacam mesin. Perlahan kaca itu terbuka dan nafasku terengap lega.

"Apa ini jawab aku. Kenapa kalian mengikatku begini. Aku ada dimana." Aku mencoba bergerak melepaskan tali itu. Akibatnya aku terjatuh terbentur ke lantai dan seseorang dengan jubah hitam itu datang ke arahku. Ia datang membawa pisau dan kertas dengan cap aneh. Kemudian menyayatkan jariku dengan pisau itu.

"Awwww apaaaa yang kau lakukannn." Aku kesakitan dan berteriak ke arahnya. Ia menarik jariku dan aku berusaha untuk tidak memberikan jariku. Ia mendapatkannya dan mengecapkan jari itu ke suatu kertas dan menempelkan cap darah ke kertas. Darahku yang ada di jari sudah tertempel dan tertulis nama panjangku secara ajaibnya (Sadria Niamh). Aku terkejut ketakutan.. Bagaimana hal itu bisa terjadi?. Pria bertudung itu merapikan kursi yang aku duduki menjadi tegak kembali, kemudian ia pergi dari arahku. Kaca tadi turun kembali dan mengurungku di dalammnya serta menguncinya kembali. Apa yang sudah terjadi di sini. Aku sangat kebingungan dan sangat ketakutan.

"Tuan persiapan sudah selesai. Ini kontraknya." Pria itu memberikan kontrak itu ke orang yang berbaju layaknya bangsawan sambil tersenyum lembut.

"Kamuuu.... Apa yang sudah terjadi lepaskan aku dari sini."

"Hmm sepertinya tidak gadis kecil, ini sayangku seperti yang kau harapkan." Perempuan itu memberikan kontrak itu ke lelaki besar berkumis dengan rambut terikat dibelakang.

"Hmm kamu benar sayang dia adalah salah satunya." Pria itu bergumam dengan penuh keyakinan.

Aku merasa kesal dengan semua yang terjadi saat ini. Penuh dengan rasa ketidakpercayaan diri dan penuh rasa tanda tanya.

"Gadis kecil, kamu harus setuju dengan ini jika tidak orangtua mu dalam masalah besar, kakakmu akan kami gunakan sebagai bahan percobaan selanjutnya. Jika kamu menolak kontrak ini. Bagaimana sayang."perempuan itu tersenyum menyengir ke arahku.

"Apa yang.... Jangan libatkan orangtuaku dan kakakku. Kontrak apa yang kamu maksud itu."

"Hmm gimana yah, kamu harus setuju bekerja di sini jaminannya orangtuamu, karna selama ini orangtua mu terus berutang pada kami. Kakakmu memandang kami rendah seperti kamu melihat kami."

"Apa yang kau bicarakan? Hutang apa yang kau maksud."

"Hmm sayangku, kamu tidak tahu bilang sebelumnya biaya pengobatanmu itu. Sebenarnya dari kami, jika bukan kami kamu tidak akan ada di dunia ini. Jadi sebagai gantinya kami ingin kau bekerja disini. Namun, orangtuamu tidak akan mengingatmu lagi dan kamu akan jadi anak dari kami. Tapi jika kau menolak kami akan membunuh keluargamu semua." Pria besar berkumis itu mengerutkan alisnya ke bawah dengan tatapan tajam serta dingin. Aku tidak bisa berkata-kata, apa yang kulakukan hanya bisa menjawab iya ke mereka.

"Baiklah.... Asal jangan keluargaku. Aku mohon ini kesalahanku aku ingin kita menyelesaikan. Baiklah aku akan bekerja di sini. Jika itu mau kalian, tapi tolong jangan hapus ingatan mereka."

"Hmm baiklah tapi tidak bisa semuanya ingat, baiklah akan aku coba. Setuju." Pria itu bergumam dan tersenyum ke arah ku sambil memberikan kontrak itu kerahku. Aku tidak bisa melihat jelas apa isinya tapi hanya bisa berkata iya. Aku hanya bisa menuruti apa perkataan mereka disini.

"Baiklah itu saja sudah cukup." Aku meyakinkan diriku.

"Asiiikkk gadis kecil yang manis, kamu terlihat manis jika setuju." Perempuan gila itu tertawa dan senang sambil meloncat ke arah ku. Menari dan tertawa penuh dengan kegembiraan yang gila.

"Baik lah kamu harus ikuti perkataan ini, jika kamu tidak mengikutinya. Kami anggap kamu tidak setuju."
"Dvews Nies The Rey Lies Of Night"

Aku mengucapkan itu dengan lantang kemudian kontrak itu bersinar. Tidak hanya itu seluruh di lantai sekitarku bersinar dengan penuh tulisan aneh. Apa yang sudah kulakukan.

Arthea the Blue MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang