Malam (2)

19 15 0
                                    

Burrrrr......

Suara keras aku terjatuh di tempat aquarium besar, dipenuhi ikan kecil dan tanaman karang hiasan. Aku menutup mataku ketakutan akan tenggelam. Namun anehnya aku tidak merasakan kesakitan lagi dan merasa nyaman dalam keadaan seperti ini. Aku membuka mataku dan melihat pria berkumis itu lagi. Aku terkejut saat aku tidak merasakan sesak di dalam air. Ditambah lagi aku melihat pria itu.

"Bagaimana tempat kerja baru mu apakah terlihat nyaman." Pria itu tertawa menyengir ke arahku.
"Kamu perbuatkan apa pada tubuhku..."aku berteriak spontan. Aku panik dengan apa yang telah aku bicarakan di dalam air. Aku berenang ke atas permukaan. Melihat kakiku yang berubah menjadi ekor ikan. Panik bercampur ketakutan pada diri sendiri melihat tubuh yang berubah. Aku menoleh ke beningan air mulai bercermin dan melihat keseluruhan pada perubahan yang telah terjadi secara mendadak. Cerminan itu memantulkan wajahku dan memperlihatkan warna rambut yang berubah menjadi warna biru menyalah terang seperti warna cahaya bulan.

"Kaki ku terasa seperti hanya satu tulang yang menyatuh, ini sirip dan terlihat asli. Kenapa dibelakang leher seperti terbuka. Rambutku berubah warna, telingaku meruncing. Apa yang telah terjadi." Aku meraba seluruh tubuh dan tidak menerima keadaan yang telah terjadi saat itu.

"Kamu adalah Arthea, Raja iblis penguasa lautan. Tentu saja itu akan selalu melekat di tubuh mu. Sebagai bahan percobaan hanya kamulah yang berhasil menahan kegelapannya. Selama ini dia terus mencari tumbalan yang pas sehingga banyak korban jiwa atau meninggal. Ternyata kamu lah sosok yang sempurna baginya." Pria itu menjelaskannya dan hanya diam di tempat itu.

"Hahh ARTHEA...... IBLIS... RAJA LAUTAN.... Tungguu tunggu kamu bercanda kan." Pupilku mengecil melotot ke arahnya dan menaiki lantai yang ada pada kolam. Kemudian berkaca kembali ke beningan air dan mencoba memahami wajah sendiri.

"Jangan berbualll kau telah membuat tubuhku menjadi makhluk yang aneh." Seketika aku marah pupil mataku menjadi seperti almond mengeluarkan cahaya dan wajahku mulai mengerut serta gigiku mulai meruncing. Kuku jari mulai memanjang dan rambut yang berwarna biru dibawahnya menyalah lebih terang mengikuti warna mataku.

"Ahhh apa yang terjadi padaku..." seketika spontan berteriak saat melihat perubahan pada diriku.

"Ayolah tenang jika, kau dipenuhi perasaan negatif kau akan berubah menjadi kegelapan seperti itu. Tenangkan pikiranmu dan terima kenyataan."

"Apa kau bercanda..." aku berteriak kemudian suara itu bergema dan menyakar wajahnya, namun cakaran itu tidak dapat mengenainya.

"Ingat kau sudah menjawab kontrak itu. Aku bahkan membawanya, ini silahkan di baca." Dia memberikan surat pernyataan kontrak itu kepada ku. Lalu ku ambil dan membacanya.

"Jika itu sudah ditanda tangani dengan cap seseorang dan sudah mengucapkan janji maka itu tidak akan bisa dibatalkan. Namun jika seorang yang memberikan kontrak itu kepada korban ingin membatalkannya maka kontrak itu akan musnah."

Aku membaca seisi peraturan dan syarat kontrak yang ada namun tidak ada yang menjelaskan apa yang terjadi saat ini. Jelas ini adalah penipuan dan aku adalah alat tumbalan bagi mereka. Aku meremuk kertas kontrak itu lalu merobeknya menjadi dua. Namun secara ajaib kontrak itu kembali utuh dan memperbaiki sendiri. Kemudian aku menyobeknya lagi tetap memperbaiki lagi.

"Apa maksudnya ini.... Aku tidak mengerti apa yang terjadi.. kemudian aku harus berurusan dengan arthea dan dipaksa menjadi pemain sirkus untuk menghasilkan uang. Bahkan aku tidak mendapatkan hidup yang layak dan kontrak tertulis aku tidak bisa merusaknya. Apa aku akan seterusnya menjadi seperti ini." Aku mulai meneteskan air mata lalu kuku, mata, rambut serta wajahku mulai kembali semula.

"Sudah tenang..... maafkan aku soal iblis itu. Aku tidak punya pilihan lain. Kamu ingin iblis membunuh orang lain, atau menyerang keluargamu. Dia tidak bisa dikalahkan, hanya orang yang tepat tumbalan yang tepat seperti dirimu yang bisa menahan kekuatan besarnya. Sebelum kamu istrikulah menahan semua kekuatannya. Namun, ternyata dia bukan orang yang tepat dapat menahan kekuatan itu, pada akhirnya kami menemukanmu. Kamu yang cocok diantara dari orang-orang. Ia sudah banyak merasuki orang secara tiba-tiba dan membunuh seluruh keluarga kami turun temurun. Karna keluarga kami yang dipercaya untuk menjaga iblis ini tetap tidak menyerang orang lagi. Sebagai ganti nya aku akan memberikan semua yang kau ingin kan. Kamu hanya akan berubah ketika kakimu menyentuh air. Sebagai gantinya kau akan tetap melayani kami dengan menjadi pemain pertunjukan untuk menyembunyikan." Dia tertawa.. dengan kejam seakan semua hal ini adalah keinginannya dari awal. Niat napsu halnya keserakahannya dengan harta bahkan memanfaatkan diriku demi mendapatkan lebih banyak uang.

Ibu, ayah, kakak apa yang harus kulakukan. Aku ingin pulang dan kembali seperti semula. Aku tidak bisa menjadi manusia normal. Mereka sangat licik sekali, sekali maaf ibu, ayah dan kakak aku tidak bisa menemui kalian lagi.

"Huh... kau bercanda, dengan tubuh yang sudah kau kutuk ini. Kau bilang akan memberikan semua keinginanku. Ketahui lah kau hanya memanfaatkanku demi uangmu. Bahkan aku tidak bisa berjalan di saat hujan seperti orang normal. Aku menaikkan kaki ku yang terkena air lalu duduk dengan kaki yang lurus ke depan.

"Hehe... kau memang gadis yang pintar. Baiklah ini handukmu tutupi areamu." Ia melemparkan handuk itu kearahku dan aku menutup semua area yang terbuka.

"Baiklah..... aku rasa... karna terpaksa aku harus menerima ini. Namun aku ingin satu hal yang pasti kau harus memberikan ku topeng ketika bertugas, aku tidak ingin orang-orang melihat wajahku. Aku terima tantanganmu, aku tau ini tidak akan bisa kembali. Benarkan.." kaki ku mulai memisah dan kembali menjadi normal. Aku berusaha berdiri secara perlahan sambil menutup badanku yang telanjang dengan handuk yang ia berikan.

"Baiklah... sesuai keinginan mu dan kamu benar itu tidak akan kembali. Maka selamanya begitu dan satu lagi itu akan membuatmu berumur panjang. Jika kau terluka maka diri mu bisa beregenerasi. Baiklah jika kau ada pertanyaan dan keperluan silahkan tanyakan." Ia berbicara ke depan tidak menatap wajahku sama sekali. Hanya berjalan lurus ke suatu ruangan.

"Dan satu lagi kau berjanji tidak mengganggu keluargaku."

"Aku selalu menepati janjiku...." Ia berbicara sambil berjalan pergi dari ku. Sungguh pengalaman yang aneh. Aku berjalan masuk ke ruangan yang tadi tuan berkumis itu jalan. Aku lupa menanyakan namanya. Nama dia tidak penting, yang terpenting aku harus bisa memgendalikan iblis yang ada di tubuh ini. Tapi bagaimana caranya? Terus melihat seluruh tubuh ku kembali. Ternyata warna pada rambut dan warna mata tetap akan ada. Aku meraba leher dan telingaku. Ternyata leher ku yang terbuka tersebut menutup namun tetap terasa dan telingaku terlihat masih agak runcing.

"Nona silahkan ikut hamba keruangan." Seorang pelayan datang menyambutku lalu membawakan baju untukku. Dia ini siapa....

Arthea the Blue MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang