"Life in a Cage"
Hidup seorang gadis berubah drastis setelah sebuah pertemuan tak terduga. Terjebak dalam situasi yang rumit, ia mendapati dirinya terkunci dalam kehidupan yang tak pernah ia inginkan. Dengan segala keterbatasan yang mengikatnya, ia...
Destiny adalah seorang gadis muda yang tinggal sendiri di kota besar. Hidupnya tidaklah mudah; ia berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun kesulitan melanda, Destiny memiliki cita-cita besar untuk menjadi penari terkenal. Namun, impiannya tampak semakin jauh ketika ia mengalami cedera—kakinya terkilir saat berlatih menari, menghalangi langkahnya menuju kesuksesan.
Dalam keadaan terpaksa, Destiny harus menumpang tinggal bersama temannya, Clara, yang bekerja di sebuah kafe kecil. Meskipun hidup di bawah satu atap memberikan sedikit kenyamanan, Destiny tetap merasa terjebak dan tidak berdaya. Sementara itu, di luar sana, kehidupan glamor dan kesempatan menunggu, namun jalan menuju impian terasa semakin gelap.
Setiap malam, ia merenungkan impiannya yang semakin menjauh, merasa seolah dunia menolaknya, dan dengan ketidakpastian yang terus menghantuinya, ia berusaha untuk menemukan cara agar dapat bangkit kembali.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Destiny
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Clara
---
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Destiny. Ia memiliki jadwal menari untuk penampilan di sebuah acara kecil. Meskipun hanya tampil di depan sekelompok orang yang akrab, semangatnya tidak bisa dipadamkan. Dengan gerakan yang lincah dan senyuman di wajahnya, ia menari dengan sepenuh hati, melepaskan semua beban dan rasa sakit yang selama ini mengikutinya.
Setiap langkahnya dipenuhi dengan kegembiraan, dan ketika lagu mencapai bagian puncaknya, Destiny merasakan energi mengalir dalam dirinya. Namun, saat adegan penutup tiba, yang mengharuskan ia melompat tinggi dengan anggun, tak terduga terjadi. Kakinya tidak mendarat dengan baik, dan dalam sekejap, rasa sakit menyengat di pergelangan kakinya saat ia jatuh ke lantai.
Suasana hening sejenak sebelum sorak sorai penonton berubah menjadi kepanikan. Destiny menggigit bibirnya, menahan rasa sakit dan air mata yang hampir tumpah. Ketidakpastian menyerang kembali—apakah ini akan menjadi akhir dari impiannya? ___
Setelah penampilannya yang menyakitkan, Destiny dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Dengan rasa cemas yang menggebu, ia duduk di ruang tunggu, berharap bahwa semua ini hanya mimpi buruk. Ketika dokter akhirnya memanggilnya, jantungnya berdebar kencang.