Bab 2: Dua-Kosong

2.8K 510 90
                                    

Halooo, absen dulu dong, kalian baca cerita ini jam berapaaa👉🏼





***





Dunia memang suka menampakkan kebetulan-kebetulan aneh yang menyebalkan seperti ini. Bagaimana mungkin, di saat Vika mati-matian mencari Calvin di segala penjuru Bali, menghabiskan banyak waktu dan tenaga, ia tidak berhasil menemukan Calvin. Sampai akhirnya ia menyerah, dan berniat mengambil keputusan ekstrim dengan berencana menikahi pria gay. Lalu sekarang, ia malah bertemu lagi dengan pria itu.

Pria yang membuatnya gila dan melenyapkan seluruh akal sehatnya.

Vika enggak mungkin salah mengenali. Meski penampilan Calvin sekarang terlihat jauh lebih tampan dan berkharisma, setiap lekuk wajahnya sudah terekam sangat jelas di kepala Vika. Dan malam ini, pria yang mengenakan beskap berwarna hitam itu terlihat lebih tampan lagi. Membuat Vika semakin kesulitan menahan diri untuk tidak berhambur pada pelukan dada bidangnya.

Di antara banyaknya skenario yang terjadi di bumi, rasanya lucu sekali ketika mengetahui bahwa Calvin merupakan sahabat dekat Geryl, yang malam ini menikahi Alesia. Kalau tahu begini, ia tidak perlu menggelontorkan uang puluhan juta untuk mengunjungi satu per satu villa mewah dan beach club di Bali untuk mencari Calvin. Cukup meminta bantuan Alesia, semuanya beres.

Dan mungkin saja, hubungannya dengan Calvin hari ini sudah kembali lengket seperti dua tahun lalu, sehingga mereka bisa menyelenggarakan pesta pernikahan secara bersamaan.

"Ini bridesmaid dan groomsman-nya mau foto berdua?" tawar seorang fotografer, setelah mengambil foto dengan berbagai formasi. Ada yang Vika foto berdua dengan Alesia saja. Geryl dengan Calvin. Lalu mereka foto berempat.

"Enggak usah, deh, Mas. Kami enggak kenal," tolak Vika cepat.

Alesia yang sejak tadi tersenyum canggung selama foto bersama Geryl, langsung tertawa kecil, menatap Vika dengan sorot penuh makna. "Ya, nggak papa dong, kalau belum kenal, kan, bisa kenalan!"

Vika menggeleng sambil melirik Calvin sekilas. "Masnya bukan tipe gue."

Tawa Alesia semakin meledek. "Lah, bukannya waktu itu lo bilang, lo lebih suka Mas-mas bul—"

"Idih, kata siapa? Gue lebih suka Mas-mas Jawa yang senyumnya manis dan selisih umurnya enggak terlalu jauh dari gue ya!" sanggah Vika cepat, sambil memelotot penuh ancaman, berharap Alesia tidak banyak membocorkan rahasianya.

Acara resepsi sudah berakhir sejak tiga puluh menit lalu. Sekarang mereka sedang berada di kamar hotel pengantin untuk mengambil beberapa beauty shoot, yang belum sempat diambil sebelum acara tadi. Pasalnya, keluarga besar Geryl datang lebih awal dan menyita waktu Alesia, sehingga mereka baru sempat foto bersama di kamar hotel sekarang.

Sekarang energi Vika sudah tersedot habis. Ia sama sekali tidak menyangka akting pura-pura enggak kenal Calvin akan terasa sangat melelahkan begini. Ditambah lagi, ia juga perlu mengusir segala imajinasi kotornya soal Calvin yang berjejalan di kepalanya. Ia juga terpaksa meladeni banyak pria yang mengajaknya ngobrol, demi menghindari Calvin.

Untungnya, pria itu tidak banyak bicara, mengikuti seluruh akting Vika, yang merasa tidak perlu membahas apa pun yang sudah terjadi di masa lalu.

Semuanya terasa makin menyiksa, karena malam ini, penampilan Calvin sangat sempurna di matanya. Kerinduan yang mati-matian ia kubur, langsung menyeruak, terus bertambah setiap detiknya. Sebesar apa pun usahanya untuk menjauhi Calvin, pria itu seakan memiliki magnet untuk menyedot perhatian Vika. Membuatnya terus mencuri pandang, mengawasi dari kejauhan, mengamati bagaimana gerak-gerik pria itu saat bercengkerama dengan banyak tamu yang hadir.

Orang Kaya BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang