Kembali ia pandangi bayangan tubuhnya di cermin, mematut kebayanya, apakah sudah melekat sempurna di tubuhnya atau masih ada yang perlu diperbaiki."Calon suaminya enggak ikut sekalian cari beskap di sini, Mbak? Kalau untuk beskap, kami punya cukup banyak stok yang bisa diubah sedikit ukurannya. Bisa saya carikan yang warnanya senada sama kebayanya. Kami punya lebih banyak pilihan beskap ready to wear." Suara ramah pegawai butik menjeda kegiatan Vika yang sedang mengambil mirror selfie.Sudah lama sekali dia tidak memakai kebaya, jadi harus diabadikan.
"Saya mau pakai ini buat dateng ke nikahan temen, Mbak. Bukan saya yang nikah," jawab Vika santai, lalu menyodorkan ponselnya pada wanita yang sepertinya seumuran dengannya. "Minta tolong fotoin ya, Mbak?"
"Ah, ya ampun, maaf ya Mbak Vika, saya kira tuh Mbak mau pake kebayanya buat lamaran! Habisnya, ini Mbak request kebayanya yang full payet. Biasanya tuh kalau kebaya untuk kondangan gitu, orang lebih suka yang simpel aja." Pegawai butik tersebut menerima ponsel Vika, tapi mulutnya tidak berhenti bicara.
"Saya mau jadi bridesmaid, makanya harus lebih proper sedikit, Mbak," ujar Vika sambil mulai berpose.
Selanjutnya wanita itu heboh mengomentari lekuk tubuh Vika yang begitu menawan, membentuk hourglass yang sempurna. Bahkan sampai menanyakan olahraga rutin Vika.
"Saya jarang olahraga sih, Mbak akhir-akhir ini." Vika hanya tersenyum kecil. Lalu dalam hati melanjutkan, 'Biasanya sih olahraga di ranjang. Tapi karena patnernya hilang sejak dua tahun lalu, enggak pernah olahraga lagi jadinya.'
Kemudian pegawai tersebut kembali memuji bagaimana sempurnanya kebaya Vika. Meski yang mengerjakan tim desainer di sini, tetap Vika-lah yang berperan besar dalam menentukan modelnya. Sahabatnya cuma memberi kain batik untuk dibuat rok lilit, sehingga dia perlu mencari sendiri kebaya yang pas dipadukan dengan kain itu.
Dan yang paling penting, sahabatnya itu akan menikah dengan pria kaya raya, yang bahkan pestanya diadakan di ballroom hotel bintang lima secara besar-besaran. Ia enggak boleh tampil malu-maluin. Sama sekali enggak bertujuan untuk mencari perhatian siapa pun.
Berbagai macam pengalaman hidupnya membuat ia mulai lelah menghabiskan energinya untuk kembali jatuh cinta—pada pria lain. Dia pun sudah kehilangan hasrat untuk menikah. Tidak masalah terus melajang sampai tua. Dia sudah mulai menabung dari sekarang untuk membiayai dirinya sendiri di panti jompo kelak.
Sayangnya, keluarganya tidak setuju dengan pemikiran itu. Dilahirkan di keluarga Jawa yang tinggal di kampung dan masih sangat memegang teguh adat, membuat Vika menerima banyak desakan untuk segera menikah, sampai tidak bisa dihitung lagi berapa banyak, mengingat pertanyaan itu sudah dilontarkan sejak usianya 23 tahun. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan sederhana, sampai berbagai rencana perjodohan yang membuatnya muak.
Tidak hanya Vika yang muak. Keluarganya pun sama muaknya, yang berujung mengabaikan dirinya, melarang ia pulang ke rumah tanpa pasangan. Dan menganggap keberadaan Vika di rumah sebagai aib, karena belum menikah di umurnya yang sudah menginjak 30 tahun.
Panjang umur. Kini ponselnya menampilkan pesan dari Ibunya, yang belakangan ini semakin gencar menghubunginya. Dan itu adalah pertanda buruk.
Firasat Vika terbukti ketika ia mendapati Ibunya mengirimkan biodata seorang pria lengkap dengan fotonya. Ia langsung menutup aplikasi tanpa membalasnya. Sudah dua kali lebaran Vika tidak pulang ke rumah. Kalau dulu ia bisa membawa Kylan dan memamerkan kesuksesan pria itu pada semua orang di kampung, sekarang ia benar-benar sedang tidak dekat dengan pria mana pun yang bisa dipamerkan.
Meski dulu setiap kali membawa Kylan ke rumah, pertanyaan 'kapan menikah' itu semakin gencar dilontarkan, setidaknya itu bisa mencegah munculnya gosip kalau dirinya tidak laku, atau malah jadi simpanan Om-om. Dan mungkin, sekarang kejomloan Vika yang sudah hampir dua tahun, kembali menimbulkan berbagai macam gosip di kampungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Kaya Baru
RomanceJangan bermain api, kalau tidak mau terbakar. Bukannya berhenti, Thetanea Davika (28) malah menyeburkan diri ke dalam api yang kemudian membakar seluruh akal sehatnya. Menghabisi logikanya, membuatnya rela melakukan apa saja, asalkan bisa terus bers...