"Menurut kamu, kenapa Papa kamu enggak mau cari istri baru?"Suara Caca menyadarkan Calvin untuk menjaga sikapnya. "Aku juga enggak tau kenapaaa?! Padahal meski udah tua, Papa masih ganteng banget kan, Tante?! Aku sempat pengen jodohin Papa sama Mamanya Claudia. Supaya aku sama Clau bisa jadi saudara tiri, dan bisa main bareng. Pasti seru kalau tinggal serumah sama bestie aku."
Calvin hanya bisa mengepalkan tangan diam-diam, seperti patung yang tidak bisa ikut nimbrung dalam obrolan tidak penting itu.
"Mamanya Claudia?" Vika tampak berusaha menahan tawa, membuat Calvin semakin kesal melihatnya.
"Iya. Papanya Claudia udah lama meninggal karena kecelakaan. Clau sering cerita kalau dia kasihan lihat Mamanya susah payah kerja dari pagi sampai malem, kayak capek banget gitu kelihatannya. Persis kayak Papa. Sibuk kerja, hidupnya kaku banget. Menurut aku, mereka berdua cocok banget! Umurnya selisih dua tahun aja. Mamanya Clau juga cantik banget! Tapi sayangnya, Papa enggak mau."
Kali ini Vika tidak bisa menahan tawanya. Membuat Caca meneruskan ucapannya dengan lebih semangat, tidak bisik-bisik lagi. Sekarang bukan cuma Vika yang menganggap Calvin tidak kasat mata, Caca pun memutar tubuh untuk sepenuhnya membelakanginya, sama sekali tidak peduli dengan keberadaan Calvin.
"Papa tuh jual mahal banget nggak sih, Tante? Harusnya kalau udah tua gitu, enggak perlu terlalu pilih-pilih, kan?"
"Kamu enggak tanya ke Papa kamu, dia sukanya tipe perempuan yang seperti apa?"
"Aku belum tanya sih. Nanti coba ya, setelah ini aku tanyain. Besok aku bakal tanya ke temen sekolah aku, siapa yang Mamanya janda dan kepengen nikah lagi. Biar aku jodohin sama Papa. Kan kalau Papa sibuk nge-date, aku juga bisa nge-date sepuas aku ya, enggak perlu terlalu banyak dikasih aturan ini-itu?"
Vika terbahak-bahak lagi. Tawanya terdengar penuh ledekan, membuat kuping Calvin sangat risih. Sialnya, ia tidak bisa merespon apa-apa, kalau tidak mau Caca semakin meledekinya.
Satu yang pasti, Calvin bersyukur Vika tidak menceritakan pada Caca soal hubungan mereka. Ia sempat curiga kalau semua cerita antusias Caca soal Vika di telepon, karena Vika sengaja menyuruh Caca. Ia mengira Caca akan bersikeras menjodohkan dirinya dengan Vika, seperti yang sebelum-sebelumnya pernah Caca lakukan.
Untungnya, Vika menjalankan peran seperti bulan lalu—berpura-pura tidak mengenalnya. Sehingga seluruh kekaguman Caca pada Vika yang diceritakan padanya beberapa hari ini murni dari hati Caca. Dan tanpa sadar, itu membuat Calvin bisa mengenal Vika dari sudut pandang yang lain.
"Harus banget kamu jodohin Papa kamu sama janda? Emangnya Papa kamu enggak boleh nikah sama perempuan yang masih single gitu?" Pertanyaan itu terdengar sangat menarik bagi Calvin.
"Ya ... aku kan dikasih tau Baba, katanya kalau mencari pasangan itu yang setara, Tante. Yang sama-sama cantik dan ganteng. Umurnya juga jangan terlalu jauh bedanya. Terus ... ya, karena Papa duda, berarti setaranya sama janda dong? Kalau sama yang masih single, jadinya enggak setara," sahut Caca enteng. "Sayangnya, Tante masih muda banget ya? Coba kalau Tante umurnya sama kayak Papa, pasti aku dengan senang hati jodohin Tante ke Papaku."
"Emang kamu tahu berapa umur Tante?"
"Masih dua puluhan, kan?"
Tawa Vika meluncur dengan penuh kebangaan. "Tante udah tiga puluh tauuu!"
"Ya ampunn, Tante masih awet muda banget! Spill skincare-nya dong, Tante!"
"Kamu masih terlalu kecil buat pakai skincare aneh-aneh. Selagi moisturizer dan sunscreen yang kamu pakai cocok sama kulitmu, itu udah cukup. Lagian kulitmu bagus-bagus aja nih, enggak ada masalah tertentu. Tinggal rajin bersihin kulit tiap hari aja, biar enggak jerawatan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Kaya Baru
RomanceJangan bermain api, kalau tidak mau terbakar. Bukannya berhenti, Thetanea Davika (28) malah menyeburkan diri ke dalam api yang kemudian membakar seluruh akal sehatnya. Menghabisi logikanya, membuatnya rela melakukan apa saja, asalkan bisa terus bers...