04 • [Saudade]

177 23 0
                                    

Semua tidak berjalan sesuai harapan Haruno Sakura. Setiap hari, Uchiha Sasuke terus berakting di depan anak mereka, Sarada, seolah-olah mereka adalah keluarga yang harmonis. Di mata Sarada, mereka terlihat seperti pasangan yang bahagia. Namun, di balik itu, Sasuke seolah tak peduli pada Sakura. Saat tidak ada Sarada, kehangatan yang pernah ada di antara mereka hilang, digantikan oleh sikap dingin dan ketidakpedulian. Sakura mulai merasa lelah dengan sandiwara yang harus mereka mainkan. Baginya, tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tahu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi mantan istri Sasuke dalam hidupnya.

Lamaran Sasuke yang datang tiba-tiba dulu membuat Sakura merasa bimbang. Meski hatinya dipenuhi oleh keraguan, tekanan dari keluarga dan perasaan tanggung jawab terhadap Sarada membuatnya akhirnya menerima pernikahan itu. Bukan hanya Sasuke yang merasa terpaksa menikahinya, Sakura pun merasa tidak sepenuhnya siap. Dalam diam, dia menyembunyikan rasa sakitnya. Dia tidak ingin membuat satu-satunya orang yang masih peduli padanya, ibunya, khawatir. Setiap hari, Sakura memaksakan diri tersenyum, menyembunyikan segala kepedihan di balik sikap tegar.

Pagi itu, Sakura sudah mengenakan seragam sekolahnya. Hari-hari liburan telah berlalu, dan hari ini dia harus kembali ke rutinitas sebagai siswi SMA. Setelah membereskan dapur dan menyiapkan sarapan, dia bergegas menuju kamar Sarada untuk membantunya bersiap-siap. Meskipun sibuk dengan sekolah, Sakura selalu berusaha pulang tepat waktu. Dia tahu betul bahwa Sarada akan sendirian di rumah bersama para pelayan, sementara Sasuke, belakangan ini, jarang terlihat di rumah. Kesibukannya di kantor tampaknya menjadi alasan mengapa dia selalu terlambat pulang. Bahkan pada hari Minggu ini, Sasuke sekali lagi mengingkari janjinya untuk membawa Sarada ke taman bermain.

Sore itu, Sakura duduk bersama Sarada di taman belakang rumah. Senyum manis Sarada yang biasanya cerah kini terlihat suram. Gadis kecil itu menunduk, memainkan ujung rambut hitamnya dengan tatapan kosong.

“Ka Sakura, Papa belum pulang, ya?” tanya Sarada dengan suara pelan, hampir berbisik.

Sakura tersenyum lembut, meski di dalam hatinya dia ikut merasakan kesedihan Sarada. "Belum, sayang. Tapi mungkin sebentar lagi Papa akan pulang," jawabnya sambil mengelus kepala Sarada.

"Apa Papa lupa hari ini?" Sarada bertanya lagi, suaranya terdengar sangat pelan, dipenuhi dengan kekecewaan yang mendalam. Hari ini adalah ulang tahunnya, dan ayahnya, yang seharusnya menghabiskan waktu bersama, malah tidak ada di rumah.

Sakura merasakan sesuatu menyesak di dadanya. "Mana mungkin seorang ayah melupakan ulang tahun putrinya sendiri?" Sakura mencoba menenangkan Sarada, meski dirinya sendiri dilanda rasa kecewa yang sama. Dia tahu bahwa janji Sasuke untuk mengajak Sarada ke taman bermain hari ini hanya tinggal kata-kata kosong.

Keheningan menggantung di udara sebelum Sakura akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah. Dia tidak ingin membiarkan Sarada menghabiskan hari istimewanya dengan kecewa. “Bagaimana kalau kita berdua saja yang pergi ke taman bermain?” Sakura menawarkan, berharap setidaknya bisa membuat Sarada tersenyum lagi.

Mata Sarada langsung berbinar, dan senyum cerah kembali muncul di wajah mungilnya. "Benarkah, Kak?!" suaranya dipenuhi kegembiraan dan harapan yang baru.

"Ya, ayo kita bersiap-siap," balas Sakura dengan senyum hangat. Melihat Sarada begitu bahagia membuat hatinya sedikit lebih ringan. Setidaknya, meski Sasuke mengingkari janjinya, Sakura bisa melakukan sesuatu untuk mengisi kekosongan di hari ulang tahun Sarada.

Setelah mereka siap, Sakura dan Sarada berangkat ke taman bermain. Selama perjalanan, Sakura memperhatikan bagaimana Sarada, meskipun masih kecil, belajar menerima kekecewaan dari ayahnya. Namun, Sakura bersumpah di dalam hati, meski dunia terasa tidak adil baginya, dia akan selalu ada untuk Sarada. Dia tidak ingin gadis kecil itu merasa sendirian, sebagaimana yang selama ini dia rasakan di rumah.

❥ Dear S | SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang