43

109 29 6
                                    

~•°•°•~


Happy reading

....

"Jadi, ini beneran... Udah selesai, ya?"

Chika mengangguk pelan, "ya, Ra. Udah selesai."

°*****°

Malam itu, hujan deras mengguyur tanpa henti, menciptakan irama monoton yang menambah dinginnya suasana di kamar Chika.

Dia duduk sendirian di pojok ruangan itu, membiarkan kilatan cahaya masuk melalui tirai kamarnya, dengan lampu redup memeluk kesendiriannya.

Wajah yang biasanya cerah, kini tampak pucat, penuh dengan rasa sakit yang tak bisa dia sembunyikan.

Pertemuannya dengan Ara tadi siang cukup membuatnya bergetar, tapi itu belum seberapa dibandingkan luka yang tadi siang ini menghancurkannya.

Badrun. Nama itu kini terasa seperti duri yang menancap dalam hatinya. Orang yang selama ini, tulus mencintainya, malah menghancurkannya.

Chika mencoba menahan air mata, tapi semakin dia berusaha, semakin deras air mata itu mengalir. Hatinya sakit. Yang awalnya dia kira akan baik, ternyata tidak begitu.

Fakta yang baru Chika tahu, masih teringat jelas di kepalanya

Flashback

Mereka sedang duduk di kafe, dengan beberapa makanan dn minuman diatas meja.

Awalnya, suasana tenang, tapi Badrun, yang biasanya ceria, tampak tidak seperti biasanya. Chika bisa merasakan ada yang berbeda, tapi ia mengabaikannya begitu saja, toh mood gak selalu baik kan?

"Chik..."

Chika yang tadinya sibuk memainkan ponselnya, menatap dengan sedikit perhatian "iya?" Masih dengan wajah yang fokus di hp.

Badrun menghela napas panjang sebelum akhirnya bicara

"Kamu beneran cinta sama aku?"

Pertanyaan itu menggantung di udara, membuat jantung Chika berdegup lebih cepat. Dia tidak langsung menjawab. Bukan tidak berpikir soal itu, tapi dia tidak membayangkan jika Badrun akan menanyakannya.

"Kenapa nanya gitu?" Bukannya langsung menjawab, dirinya malah balik bertanya, berusaha mengulur waktu, mencoba menata pikirannya.

Badrun menatap dengan penuh luka. Walaupun dirinya selalu terabaikan, tapi jika akarnya adalah ini, hatinya tentu saja sakit.

"Aku bisa ngerasain, Chik. Kamu benar benar nggak pernah ada disini. Setiap kali kita ketemu, rasanya... Kayak ada yang kamu tahan."

Chika terdiam. Kata kata Badrun menusuknya dengan keras, karena sebagian itu benar adanya.

Dia memang menyayangi Badrun, tapi cinta yang Badrun harapkan, tak pernah hadir disana.

"Apa maksud kamu? Aku..." Dirinya mencoba mencari alasan

"Jangan bohong," potong Badrun

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 9 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm expecting youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang