Bangun pagi kali ini terasa begitu menyenangkan. Hari spesial untuk melakukan kegiatan yang tak kalah spesialnya pula. Sepertinya, langit cukup bersahabat. Tidak ada warna kelabu yang menghiasi langit. Melainkan cerah, diiringi udara yang segar dan semilir angin sejuk di waktu pagi. Ia menyebutnya spesial karena hari ini adalah waktu libur yang diberikan sekolahnya sebelum pekan depan akan menghadapi ujian akhir yang akan menentukan kelulusan.
Rasanya baru kemarin ia menduduki tahta seragam putih abu-abu itu, berkenalan dengan teman-temannya, dan banyak hal berkesan lainnya. Waktu berlalu begitu cepat, dan semua kenangan di sekolah terkasihnya ini, akan menjadi kenangan yang tidak akan pernah Joya lupakan. Suatu karunia Tuhan, ia bisa dipertemukan dengan banyak orang baik, terutama teman dekatnya itu, Ana dan Naya. Joya merasa sangat bahagia bisa mengenal mereka. Tidak ingin terlalu larut dalam pikirannya yang begitu menyedihkan, Joya bangkit dari kasurnya dan mengampil handphonenya di nakas.
Pagi ini, dirinya akan pergi berkumpul di rumah Naya. Agendanya telah mereka tentukan dari semalam. Mereka bertiga akan memasak menu favorit masing-masing, kemudian disusul dengan menonton film, lalu masuk ke sesi mencurahkan isi hati masing-masing sambil ditemani dengan camilan yang memuaskan lidah.
Joya pun segera membuka aplikasi WhatsApp-nya itu, dan sedetik kemudian tangannya telat lihai menari di atas keyboard.
Tidak perlu kalian gagal fokus dengan nama mereka, justru merekalah yang dengan senang hati menyimpannya dengan seperti itu di ponsel Joya.
Setelah mengirim pesan, Joya pun meletakkan hp nya di dalam tas. Ia segera bersiap-siap untuk mandi. Sengaja ia mengatakan kepada teman-temannya akan tiba 1 jam ke depan. Karena ada jadwal cod dengan pembelinya. Daripada nanti terlambat dan membuat kedua temannya marah, ia lebih memilih berterus-terang terlebih dahulu.
15 menit berlalu, Joya sudah keluar dari kamar mandi. Wajahnya tampak lebih segar. Ia pun segera mengambil baju di lemari dan memoles wajahnya dengan riasan yang tipis tetapi tidak mengurangi kadar kecantikan dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Sakti
RomansaPerihal percaya dan menerima segala takdir dari Tuhan, pastinya adalah bagian dari hidup. Hidup yang sesekali dipenuhi tangis, dan sisanya mungkin harus tersedu-sedu. Dari Ayah, gadis kecil kesayangannya kini bisa belajar, bahwa takdir bukanlah ten...