Chapter 3: Surviving Magic 101

0 0 0
                                    

# Chapter 3: Surviving Magic 101

"Rise and shine, sweeties!" Nicki bersenandung sambil menyibakkan tirai tempat tidurnya. Lavender dan Parvati yang masih mengantuk terkejut melihat teman sekamar mereka sudah full-makeup dengan rambut tertata sempurna.

"Nicki... ini masih jam 6 pagi," Hermione menguap dari tempat tidurnya.

"Beauty takes time, honey!" Nicki mengedipkan mata sambil merapikan rok seragamnya. "Dan aku butuh waktu ekstra untuk mencari cara membuat dasi ini lebih..." dia menggerakkan tangannya mencari kata yang tepat, "fashionable."

Hermione menggelengkan kepala. "Kau tahu kan hari ini kita ada Transfigurasi? Professor McGonagall tidak akan senang melihat seragam yang kau modifikasi."

"Oh please, after she sees how amazing it looks, she'll probably ask me for fashion advice," Nicki tertawa, mengabaikan ekspresi horor di wajah saudarinya.

Di Aula Besar, Nicki membuat entrance yang tak kalah dramatis dari malam sebelumnya. Beberapa siswa bahkan berhenti makan untuk memandanginya.

"Morning, everyone!" sapanya ceria, duduk di sebelah Harry yang tampak masih setengah tidur. "Oh honey, your hair is a disaster. Here, let me fix it."

Sebelum Harry bisa protes, Nicki sudah mengeluarkan sisir mini dari tasnya.

"Ow! Nicki!" Harry menghindar.

"Trust the process, darling. You'll thank me later."

Ron yang duduk di depan mereka terkekeh. "Mate, kau tampak seperti cover Witch Weekly sekarang."

"Thanks! That's exactly what I was going for," Nicki tersenyum puas, mengabaikan Harry yang masih mengusap kepalanya.

Tiba-tiba Draco Malfoy lewat di belakang mereka. "Well, well, sepertinya ada Granger yang akhirnya sadar tentang penampilan."

"Dan sepertinya ada Malfoy yang butuh tips grooming," Nicki membalas tanpa menoleh. "Honey, terlalu banyak gel rambut itu so 90's."

Draco tampak terkejut dengan balasan spontan itu, sementara meja Gryffindor meledak dalam tawa.

"Nicki!" Hermione memperingatkan, tapi ada senyum kecil di wajahnya.

Kelas pertama mereka adalah Transfigurasi. Professor McGonagall memulai dengan penjelasan tentang mengubah tikus menjadi cangkir teh.

"Miss Nicola Granger," McGonagall memanggil. "Mari kita lihat kemampuan Anda."

Nicki berdiri dengan penuh percaya diri, meski dia bahkan belum pernah menggunakan tongkat sihirnya. "Um, Professor? Bisakah tikusnya diubah menjadi compact mirror instead? Aku lebih butuh itu daripada cangkir teh."

Seisi kelas menahan napas. McGonagall mengangkat alisnya tinggi-tinggi.

"Miss Granger, ini bukan kelas fashion. Dan tolong rapikan seragam Anda."

"But Professor, bukankah Transfigurasi adalah seni mengubah sesuatu menjadi lebih baik? Dan that's literally what fashion is about!"

McGonagall tampak seperti tidak tahu harus tertawa atau memberikan detensi.

"Sepuluh poin dari Gryffindor karena modifikasi seragam," katanya akhirnya. "Dan Miss Granger, saya harap Anda bisa fokus pada pelajaran daripada... mengupgrade segala sesuatu."

"Fine," Nicki menghela napas dramatis. "Tapi setelah aku menguasai ini, bolehkah aku mencoba mengubah sepatu flat membosankan ini menjadi heels?"

"TIDAK!" seluruh kelas, termasuk Hermione, menjawab serempak.

Setelah beberapa percobaan yang menghasilkan tikus dengan handle cangkir dan cangkir berbulu, Nicki akhirnya berhasil membuat transformasi yang... unik.

"Well," McGonagall mengamati hasil kerja Nicki. "Setidaknya cangkirnya bisa digunakan. Meski saya tidak yakin dengan dekorasi glitter-nya."

"Glitter makes everything better," Nicki tersenyum bangga.

Saat makan siang, koridor Hogwarts dipenuhi bisik-bisik tentang si kembar Granger yang bertolak belakang. Beberapa siswa bahkan mulai meniru gaya rambut Nicki.

"Lihat? I'm starting a trend!" Nicki berseri-seri.

"Yang seharusnya kau mulai adalah belajar mantra dasar," Hermione mengingatkan.

"Details, details. Oh! Apa itu yang kudengar tentang klub Duel? Sounds exciting!"

Harry, Ron, dan Hermione saling pandang dengan khawatir.

"Nicki," kata Harry hati-hati. "Kurasa kau perlu menguasai Wingardium Leviosa dulu sebelum..."

"Nonsense! How hard can it be? It's just like choreography with a stick!"

Tepat saat itu, tongkat Nicki yang dia ayunkan dengan gaya malah mengeluarkan percikan pink yang membuat rambut Seamus berubah warna menjadi fuschia.

"Oops," Nicki nyengir. "But hey, that's actually a good look for you!"

Seamus yang panik berlari ke Hospital Wing, sementara Hermione memijat keningnya.

"Setidaknya dia membuat Hogwarts lebih... berwarna?" Ron mencoba menghibur.

Malam itu, di ruang rekreasi Gryffindor, Nicki sedang membuat list di diary-nya:

*Dear Diary,*
*First day of classes report:*
*- Transfigurasi: Added glitter to boring teacup ✨*
*- Mantra: Made Seamus' hair fabulous (accidentally, but still counts!) 💁‍♀️*
*- Fashion Impact: Starting to see my influence already 👗*
*- House points: -10 (worth it for the style) 💅*

*Tomorrow's goals:*
*1. Master that feather-floating spell (it'll be perfect for dramatic hair flips!)*
*2. Find way to bedazzle school robes without getting more points taken*
*3. Maybe actually learn some magic... if there's time 🪄*

*XOXO,*
*Nicki G.*

*P.S: Note to self - must find spell to make heels soundproof. These stone floors are not made for strutting!*

Hermione, yang sedang membantu Harry dengan esai Ramuan, mendengar kikikan Nicki dan tersenyum kecil. "Kau tahu tidak? Kurasa Nicki akan jadi penyelamat kita semua saat Voldemort menyerang."

"Oh?" Harry mengangkat alis.

"Ya. Dia akan men-design-ulang jubah Death Eater sampai mereka terlalu malu untuk memakainya."

Bahkan di sudut ruangan, mereka bisa mendengar Nicki berkata, "OMG! That's actually a brilliant idea!"

"TIDAK!" teriak seluruh ruang rekreasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mean girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang