Bagian 1

150 8 2
                                    

Kisah ini dimulai saat Raja dari Malaka Parameswara dan Istrinya bersemedi untuk mendapatkan anak yg sudah sangat lama mereka impikan, mereka bersemedi terus menerus hingga akhirnya Dewa Siwa pun merasa senang dengan semedi yang mereka lakukan,"Aku senang dengan semedi yg kalian lakukan, anugrah apa yang kalian inginkan" ucap Dewa Siwa "kami menginginkan anak yang nantinya berkatilah dia dengan kebaikan dan aku ingin kecantikannya menyamai Dewi Saraswati dan aku ingin Dewa sendiri lah yang akan memberikannya nama" ucap Raja Parameswara, "Baiklah karna nanti kecantikannya akan menyamai Dewi Saraswati maka akan ku beri nama Arushi Diberkatilah" ucap Dewa Siwa.

Raja Parameswara pun langsung mengadakan perayaan besar-besaran dikarenakan kehadiran anak mereka yang telah mereka nanti-nantikan selama ini "Bagikan gandum dan manisan kepada semua warga untuk kabar baik ini pelayan dan ya berikan undangan perayaan meriah ini kepada seluruh kerajaan di daerah Arya" ucap Raja Parameswara, Semua Raja dari Kerajaan lain datang termasuk Kerajaan Hastinapura tetapi bukan hanya Raja Destarasta dan Ratu Gandari saja yang datang ke Kerajaan Malaka Para Kurawa dan Pandawa juga datang lalu disana Ratu Gandari dan Ratu Kemala saling berbincang"Selamat atas kelahiran putrimu Kemala aku turut senang mendengar kabar bahagia ini" ucap Ratu Gandari"Terima Kasih Gandari hari ini aku merasa aku adalah Ibu yang paling bahagia di dunia" ucap Ratu Kemala"Tentu Saja orang tua mana yang tidak senang untuk kelahiran anak mereka lalu dimana putri yang bisa membuat Kerajaan Malaka mengadakan perayaan semegah dan semeriah ini" ucap Ratu Gandari "Dia sedang tidur Gandari" ucap Ratu Kemala "Walaupun aku tidak bisa melihatnya tapi aku tau jika putrimu ini pasti sangat cantik seperti Ibunya" ucap Ratu Gandari.

Di sisi lain Para Kurawa "Paman Kenapa kita kemari? " ucap Duryudana "Ini adalah langkah pertama untuk membuatmu menjadi Pangeran Mahkota keponakanku" ucap Sangkuni "Baiklah Paman" ucap Duryudana, Di sisi lain Para Pandawa sedang melihat putri kecil Kerajaan Malaka "Tangannya mungil sekali" Ucap salah satu pandawa.






Maaf ya teman-teman kalau kesannya kayak gabisa buat au tpi emang gabisa sih dan maaf juga kalau penggunaan kata² nya masih kurang menarik dan alurnya muter², btw selamat membaca👀

I love you regardless of your casteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang