Hati Rielana bergetar mendengar pengakuan itu. Perasaannya sendiri masih belum berubah, meski ia tahu mereka sudah berakhir. Tapi kata-kata Ghazlan hanya memperburuk situasi. Dia tahu mereka tidak bisa kembali lagi.
“Ghaz, kita harus berhenti menyakiti diri kita sendiri,” kata Rielana akhirnya. “Kamu sudah memilih jalanmu, dan aku menghargai itu. Meskipun masih ada perasaan, kita harus belajar melepaskan.”
Air mata menggenang di mata Ghazlan, meskipun ia berusaha keras menahannya. “Aku tahu, Rie. Tapi, hanya ingin kamu tahu, kamu selalu ada di hatiku.”
Rielana terdiam, berusaha menahan air matanya sendiri. Sakit hati ini adalah sesuatu yang harus mereka hadapi bersama, meskipun itu berarti saling melepaskan untuk selamanya.
“Aku akan selalu ingat kamu, Ghaz,” kata Rielana pelan. “Tapi ini saatnya kita benar-benar berpisah. Kita nggak bisa terus-terusan hidup di bayang-bayang masa lalu. Kamu harus bahagia dengan kehidupan barumu, dan aku juga harus melanjutkan hidupku.”
Dengan kata-kata itu, mereka saling menatap untuk terakhir kalinya, sebelum akhirnya Rielana pergi meninggalkan Ghazlan di taman kecil itu. Air mata jatuh dari pipinya, namun ada perasaan lega yang perlahan menyelinap di hatinya. Dia tahu keputusan ini adalah yang terbaik, meskipun sulit.
Beberapa minggu kemudian, proyek kerja sama mereka berjalan dengan lancar. Meskipun mereka bertemu dalam situasi profesional, Rielana dan Ghazlan menjaga jarak. Rielana mulai merasa lebih kuat dari hari ke hari, dan perlahan membuka hatinya untuk hal-hal baru dalam hidupnya.
Suatu sore, ketika Rielana sedang bekerja di kantor, Rajash, abangnya, menghubunginya. Rajash, yang selalu peduli dengan adiknya, ingin mengajak Rielana makan malam.
Saat makan malam itu, Rajash memandang adiknya dengan penuh perhatian. “Rie, aku tahu semuanya nggak mudah buat kamu, tapi aku bangga kamu bisa melewati ini dengan kuat.”
Rielana tersenyum, meski hatinya masih tersisa sedikit kesedihan. “Aku nggak tahu kalau aku sekuat itu, Bang. Tapi aku berusaha.”
Rajash menatap adiknya dengan penuh kasih sayang. “Kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan. Jangan pernah ragu soal itu.”
Malam itu, Rielana pulang dengan perasaan lebih ringan. Dia tahu perjalanan hidupnya masih panjang, dan cinta yang pernah ada bersama Ghazlan akan selalu menjadi bagian dari dirinya. Tapi sekarang, dia siap untuk melangkah maju, menuju babak baru dalam hidupnya.
Meski kenangan tentang cinta mereka akan selalu ada, Rielana akhirnya menemukan kedamaian dalam hatinya. Perasaan terhadap Ghazlan tak akan pernah sepenuhnya hilang, tapi dia tahu bahwa cinta sejati tidak selalu harus memiliki. Melepaskan adalah bentuk cinta yang paling murni, dan dengan itu, dia bisa melanjutkan hidupnya dengan hati yang lebih tenang.
Perjalanan Rielana dan Ghazlan berakhir di sini, namun masing-masing dari mereka akan selalu membawa kenangan tentang cinta yang pernah mereka bagi—cinta yang, meskipun tak bisa bersatu di dunia ini, akan tetap abadi di dalam hati mereka.
Bulan-bulan berlalu dengan cepat, dan perlahan-lahan Rielana mulai merasa damai dengan dirinya sendiri. Kehidupannya mulai kembali normal, meski tak mudah. Pekerjaan yang semakin menuntut membuatnya tenggelam dalam rutinitas yang menyibukkan, hingga perlahan perasaan sakit itu berubah menjadi kenangan manis yang tak lagi menyakitkan.
Namun, meskipun ia merasa lebih baik, pertemuan tak terduga dengan Ghazlan di proyek besar beberapa waktu lalu masih menyisakan pertanyaan di benaknya. Apakah Ghazlan benar-benar bahagia dengan kehidupan barunya? Atau apakah ada perasaan yang masih mengikat di antara mereka berdua? Rielana berusaha mengabaikan pikiran itu, karena ia tahu jalan yang dipilih Ghazlan sudah tak bisa kembali.
Suatu hari, saat Rielana sedang menikmati waktu santainya di kafe favoritnya, Rajash datang dengan berita tak terduga.
![](https://img.wattpad.com/cover/379582265-288-k320989.jpg)
YOU ARE READING
berbeda keyakinan
RomanceRielana dan Ghazlan adalah sepasang kekasih yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda. Rielana dibesarkan dalam keluarga yang sangat taat pada tradisi keagamaannya, sementara Ghazlan memiliki keyakinan spiritual yang berbeda, lebih fleksib...