Mereka berdua terdiam dalam keheningan, meresapi kenyataan pahit yang tak bisa diubah. Pada akhirnya, meskipun perasaan cinta masih ada, mereka tahu bahwa jalan mereka berbeda. Mereka harus melanjutkan hidup tanpa saling mengikat lagi.
“Terima kasih, Rie. Untuk segalanya. Kamu selalu jadi bagian penting dalam hidupku, dan aku akan selalu menghargai itu,” kata Ghazlan akhirnya, matanya berkaca-kaca.
Rielana tersenyum kecil, meskipun hatinya terasa kosong. “Kamu juga, Ghaz. Aku berharap yang terbaik untukmu.”
Mereka saling berpamitan dengan perasaan lega yang bercampur haru. Kali ini, perpisahan mereka terasa lebih damai, lebih tenang. Meskipun sulit, mereka berdua tahu bahwa ini adalah keputusan terbaik.
Hari-hari berikutnya, Rielana merasa lebih damai dengan dirinya sendiri. Ia merasa seperti akhirnya bisa benar-benar melepaskan Ghazlan dan menerima kenyataan. Mereka mungkin tidak bisa bersama, tapi cinta mereka akan selalu menjadi bagian dari masa lalu yang tak akan pernah hilang.
Dalam kesibukan hidupnya, Rielana mulai membuka hatinya untuk hal-hal baru. Dia tahu perjalanan hidupnya masih panjang, dan meski cinta pertama itu tak berakhir bahagia, ia percaya bahwa cinta sejati akan datang di waktu yang tepat, tanpa harus memaksa. Baginya, kebahagiaan sejati adalah ketika ia bisa menemukan kedamaian di dalam hatinya sendiri.
Dan untuk Ghazlan, meskipun mereka telah berpisah, dia tahu bahwa cinta yang tulus tak pernah benar-benar hilang—ia hanya berubah bentuk, menjadi kenangan indah yang akan selalu dikenang dengan senyum di masa depan.
Waktu terus berlalu, dan meski perpisahan itu telah lama terjadi, Rielana kini merasa lebih tenang. Hidupnya kembali berjalan dengan stabil, pekerjaan di perusahaan keluarga semakin menantang namun memuaskan. Perlahan, ia membuka hatinya untuk kemungkinan baru dalam hidup, meski tak pernah tergesa-gesa mencari pengganti Ghazlan.
Suatu sore, setelah selesai bekerja, Rielana menerima pesan dari Aksara Rayanka Dipta, salah satu teman lamanya yang bekerja di bidang yang sama. Mereka sudah lama tidak berkomunikasi karena kesibukan masing-masing, namun pesan itu membawa kabar baik. Aksara, yang selalu perhatian pada Rielana, mengundangnya untuk menghadiri pesta ulang tahun perusahaan miliknya.
Rielana setuju untuk datang, berpikir bahwa mungkin ini saat yang tepat untuk mulai bersosialisasi lagi dan bertemu orang-orang baru. Malam pesta itu, ia mengenakan gaun hitam sederhana namun elegan, memancarkan aura percaya diri yang tak terbantahkan.
Saat tiba di tempat acara, Rielana disambut hangat oleh Aksara. Dia selalu menjadi sosok yang penuh energi dan optimisme, membuat suasana pesta terasa hidup. Mereka berbincang ringan, mengenang masa lalu dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka sekarang.
Namun, di tengah perbincangan, tiba-tiba Rielana melihat sosok yang tak asing lagi: Nalendra Zaviar Akhtar, seorang pengusaha muda sukses yang baru-baru ini menjadi bahan pembicaraan di kalangan bisnis. Pria itu berdiri di sudut ruangan, tersenyum kecil saat melihat Rielana. Mereka pernah berkenalan beberapa kali di acara-acara bisnis sebelumnya, tapi tak pernah berkesempatan untuk benar-benar berbicara secara mendalam.
Aksara, yang menyadari kehadiran Nalendra, tertawa kecil. “Dia orang yang menarik, ya? Banyak yang bilang Nalendra itu sosok yang misterius, tapi aku dengar dia juga pria yang sangat baik hati.”
Rielana mengangguk pelan, tidak terlalu tertarik untuk membahas lebih jauh. Namun, tanpa diduga, Nalendra mendekatinya. “Rielana, senang bertemu lagi,” katanya dengan senyum ramah.
Rielana balas tersenyum. “Senang bertemu juga, Nalendra. Apa kabar?”
Obrolan mereka mengalir dengan alami. Nalendra ternyata bukan hanya seorang pengusaha sukses, tapi juga memiliki wawasan luas tentang kehidupan dan topik-topik yang menarik. Percakapan mereka semakin mendalam, hingga waktu tak terasa berlalu begitu cepat.
YOU ARE READING
berbeda keyakinan
RomanceRielana dan Ghazlan adalah sepasang kekasih yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda. Rielana dibesarkan dalam keluarga yang sangat taat pada tradisi keagamaannya, sementara Ghazlan memiliki keyakinan spiritual yang berbeda, lebih fleksib...