Extra Part

7.9K 1.4K 82
                                    

Akhir tahun sudah di depan mata. Untuk menghabiskan liburan akhir tahun, kali ini Bitha akan berlibur bersama keluarga besarnya. Bukan hanya orang tua dan kedua Kakaknya, nantinya ia akan berlibur bersama Opa, Oma, Om, Tante dan para sepupunya. Liburan kali ini sudah direncanakan dari jauh-jauh hari oleh Opanya.

Bitha berencana mengajak Galen dalam liburan keluarga kali ini, makanya ia datang ke rumah Opanya untuk meminta persetujuan.

"Emang Galennya mau?" tanya Opa begitu Bitha mengutarakan keinginanannya. "Dia kan juga ada keluarga. Siapa tau dia mau liburan sama keluarganya sendiri."

Bitha mendesah keras. Mendengar itu ia baru tersadar dan mengingat sosok Tante Lala yang di rumah sendirian.  "Kita liburannya lama nggak?"

"Paling seminggu doang."

Bitha manggut-manggut. "Yaudah deh."

"Cincin dari Galen?" Opa melirik cincin di jari Bitha.

Bitha tersenyum lebar. Lalu, ia menujukkan tangannya ke Opa. "Aku dikasih Mas Galen cincin. Bagus nggak?"

Opa mengangguk. "Bagus."

"Aku dibeliin rumah sama Mas Galen. Keren banget kan pacarku yang sekarang?" Ada nada bangga terselip dalam suara Bitha.

"Kamu dibeliin rumah sama Galen?"

Bitha mengangguk semangat. "Mas Galen beli satu rumah di perumahan yang nggak jauh dari perumahan tempat Papi sama Mami tinggal."

Opa manggut-manggut, antara kaget dan takjub dengan usaha yang dilakukan pacar cucunya. "Gimana rumahnya?"

"Rumah dua lantai gitu halaman depan sama belakangnya cukup luas. Nggak sebesar rumah Papi atau Opa, tapi kalo buat aku sama Mas Galen itu udah cukup banget," ucap Bitha menjelaskan.

"Itu bangunan rumahnya baru?"

Bitha menggeleng. "Jadi, ada orang yang beli, tapi dia nggak bisa nerusin cicilannya. Akhirnya sama Mas Galen dibeli."

"Galen belinya nyicil?" tanya Opa memastikan.

Bitha menggeleng. "Sama Mas Galen langsung dilunasin. Terus nanti rumahnya mau diganti atas namaku," jawabnya dengan girang.

"Opa senang kalo pacarmu mapan secara finansial kayak gitu. Mikirnya jauh untuk masa depan kalian."

"Mas Galen udah punya tabungan buat nikah, lhooo...." Bitha mengambil bantal sofa untuk ia peluk. "Jadi, tahun ini aku sama Mas Galen bakal renovasi sama isi rumah baru. Tahun depan keluarga Mas Galen bakal datang ngelamar, habis itu langsung persiapan pernikahan. Tahun selanjutnya langsung nikah deh," lanjutnya menjelaskan.

"Opa suka sama Galen. Kelihatan kalo dia orangnya visioner dan punya planning untuk masa depan kalian."

"Kalo aku nikah, Opa harus nyumbang yang banyak."

Tak ayal ucapan itu membuat Opa tertawa. Ia mengusap puncak kepala Bitha dengan lembut. "Pernikahanmu harus mewah. Opa nggak mau pernikahanmu biasa-biasa aja."

"Jangan mewah-mewah, nanti duitnya Mas Galen cepat habis."

Lagi-lagi Opa tertawa. "Uang Galen banyak. Kamu nggak perlu khawatir."

"Opa kok tau?" tanya Bitha menyipit curiga.

"Dia kan bisnisnya banyak. Ada peternakan ayam, sekarang peternakan kambing sama sapi juga mulai aktif. Punya pemotongan ayam dan masih banyak lainnya."

"Tapi tetap aja. Kan kasihan kalo duitnya Mas Galen habis buat pernikahan aja."

"Kamu pikir Opa sama orang tuamu nggak bakal bantu biaya pernikahanmu?"

Bitha for the Beast [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang