Bitha, seorang perempuan yang berhasil membuat Galen bertekuk lutut. Perempuan yang awalnya hanya tinggal sementara di rumahnya, kini malah mengisi ruang di hatinya yang telah lama kosong. Saking cintanya dengan Bitha, ia rela memberikan apapun untuk perempuan itu.
Seperti yang saat ini Galen lakukan. Tatapan matanya tertuju pada layar ponsel, sembari jarinya tidak berhenti scroll website yang menjual perhiasan. Ada berbagai macam model cincin yang menarik minatnya.
"Kamu mau beli cincin?"
Sebuah suara berhasil membuat Galen bejingkat dari duduknya. Ia menoleh ke belakang dan mendapati wajah Mamanya berjarak sangat dekat dengan bahunya.
"Kamu mau beli cincin buat ngelamar Bitha?" tanyanya lagi.
Galen menggeleng. "Nggak, Ma."
"Kalo bukan buat Bitha terus buat siapa?!"
Galen sampai harus menutup matanya saat mendengar nada suara Mamanya yang meninggi. "Buat Bitha, tapi bukan buat ngelamar."
"Terus, ngapain beli cincin?"
"Papinya Bitha ngizinin aku sama Bitha nikah tiga tahun lagi. Aku beli cincin buat ngikat Bitha aja, tanda kalo aku serius mau nunggu dia," jawab Galen memberi penjelasan. "Apalagi aku sama Bitha nggak bisa setiap hari ketemu, makanya aku beliin dia cincin. Kalo nanti ada cowok yang mau dekatin Bitha, biar tau kalo Bitha udah ada yang punya."
"Ooo...."
"Menurut Mama bagus yang mana?" tanya Galen sembari menunjukkan ponsel yang ia pegang.
"Bagus semua."
Galen berdecak. Padahal ia bertanya butuh pendapat dari Mamanya. Karena tidak pandai memilih perhiasan, ia takut Bitha tidak akan suka dengan pilihannya.
"Apapun yang kamu pilih, pasti Bitha bakal suka," ucap Mama menepuk pelan pundak Galen. "Sebenarnya bukan model cincinnya yang bakal dia lihat, tapi niat kamu ngasih ke dia."
Galen manggut-manggut mendengar itu.
"Mama beneran senang kamu dapat cewek kayak Bitha."
Sosok Galen yang keras, bertemu dengan Bitha yang suka cerewet. Banyak hal yang membuatnya berubah. Galen bukan tipe orang yang murah senyum, tapi di depan Bitha ia bisa tersenyum. Jangankan tersenyum, kadang ia bisa tertawa mendengar celetukan-celetukan asal yang keluar dari mulut Bitha.
Bitha tidak pernah menunjukkan ekspresi jijik saat tahu Galen memiliki luka parut di wajah. Bitha bisa saja mendapat laki-laki yang lebih tampan darinya, tapi perempuan itu malah memilihnya.
Untuk menunjukkan kesungguhannya, Galen berencana memberikan cincin untuk Bitha. Ia juga sudah menyiapkan sebuah rumah di kota, yang lokasinya tidak jauh dari rumah orang tua Bitha. Semua sudah ia persiapkan sebaik mungkin. Ia hanya perlu memilih waktu yang tepat untuk memberikan pada perempuan itu.
"Kalo kamu nikah sama Bitha, Mama jamin hidupmu pasti lebih berwarna."
Galen tersenyum simpul. Bisa dibayangkan kehidupan seperti apa yang akan ia jalani nantinya bersama Bitha. Kepribadian Bitha sangat berbalik dengannya. Meski begitu, berbedaan itu malah membuat mereka saling memahami satu sama lain.
Lamunan Galen terpecah saat mendengar ponselnya berbunyi. Ia tersenyum melihat nama Bitha di layar.
"Mama kalo lapar ambil aja makanan di dapur atau minta Bi Umah. Aku masuk ke kamar dulu," pamit Galen sebelum menempelkan ponsel ke telinganya. Telepon dari Bitha selalu membuatnya semangat. Komunikasi memang kunci utama untuk hubungan jarak jauh.
Perasaan memang tidak bisa diatur. Seorang Bitha bisa jatuh cinta pada sosok Galen yang menurut kebanyakan orang menyeramkan. Menjalin hubungan memang bukan soal rupa, tapi soal ketulusan hati.
***
Sorry for typo and thankyou for reading❤
Author Note:
Cerita ini ringan banget sih. Masalahnya minim, bahkan hampir gak ada. Apalagi kalo Bitha udah mulai asbun, wkwk... celetukan Bitha selalu bikin kalian ketawa, kan?Seperti biasa, mau nanya pendapat kalian soal cerita ini dong? Bagus atau nggak? Gimana karakternya menurut kalian?
Maaf ya kalo cerita ini masih banyak kekurangan. Penulis cuma manusia biasa yang pasti bikin kesalahan. Wkwkwk...
Masih ada satu extra part sebelum aku bikin extra part di KaryaKarsa.
Btw, jangan lupa baca cerita baruku yang judulnya Imperfect Couple. Semoga kalian suka sama cerita baruku. Jangan lupa vote dan komen yang banyak biar aku semangat update-nya.
Blurb:
Baru beberapa kali bertemu, dua manusia berbeda jenis kelamin itu memilih untuk melangsungkan pernikahan.Mereka menikah bukan karena cinta. Mereka juga bukan menikah kontrak seperti yang dilakukan tokoh fiktif di dalam drama atau novel. Mereka menikah atas kemauan sendiri.
Menikah, hidup satu atap, tapi mereka fokus pada diri masing-masing. Terlalu aneh menyebut hubungan mereka sebagai pernikahan, tapi nyatanya mereka menikah sah secara hukum dan agama.
Karena perkenalan yang terlalu singkat, membuat mereka menyadari betapa berbedanya kepribadian satu sama lain. Ada saja hal-hal kecil yang mereka perdebatkan.
Bisakah mereka hidup bersama meski tanpa cinta? Atau justru cinta akan datang seiring kebersamaan mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitha for the Beast [Completed]
ChickLitMenjadi putri dari pasangan pengusaha dan cucu seorang politikus terkenal membuat hidup Tsabitha Alisha Mahawira tidak bisa bebas. Perempuan yang biasa dipanggil dengan nama Bitha selalu memiliki pengawal yang selalu mengikutinya, mencegah dirinya a...