BAB 14

261 14 0
                                    

Lepas sebulan dari percutian yang penuh kenangan di Moscow, Thea memutuskan untuk melawat Italy sekejap. Kawan baiknya yang menetap di sana sudah lama mengajaknya, dan akhirnya dia berpeluang untuk menjelajah keindahan negara itu.

Setelah selesai sarapan pagi di sebuah kafe yang nyaman, Thea melangkah keluar untuk meneroka kawasan sekitar. Tiba-tiba, tanpa diduga, seorang lelaki melanggar bahunya.

“Aduh! Siapa langgar aku ni?” Thea Elizabeth mengerutkan dahi, merasa sedikit marah.

“Uh... I’m sorry, ma’am.” Lelaki itu menggaru kepalanya dengan wajah penuh rasa bersalah.

Thea menatap lelaki tersebut dan... Halamak hensem pula tuannya!

Err, it’s okay…” jawabnya, cuba menghilangkan rasa terkejut.

“It seems like you don’t belong here. Where are you from?” tanya lelaki itu dengan senyuman yang menawan.

I’m from Malaysia, just came to visit Italy.” Thea menjawab sambil tersenyum.

Okay... You looked pretty cute. Can’t blame you though, Malaysians are attractive. But it looks like you’re the cutest Malaysian I’ve ever seen,” kata lelaki itu, membuatkan Thea teragak-agak.

'Aku mimpi ke ni, bendul?' Bisik Thea di dalam hati, “Ahah, thank you. I work as a fashion designer,” balasnya dengan penuh yakin.

Fashion designer? Looks like I found my type,” Qayden Revello berkata sambil melemparkan senyuman menggoda dan menyengitkan mata ke arahnya.

“I think I know you…” Thea mengernyitkan dahi.

You do?” Qayden bertanya dengan nada penuh minat.

Are you Thaqif’s bodyguard?” tanya Thea, cuba memastikan.

Thaqif? As in Thaqif Alvarez? Yeah, I’m his bodyguard,” jawab Qayden, menampakkan kebanggaan dalam suaranya.

Wow, small world,” Thea berkata sambil mengangguk, merasakan perbualan itu semakin menarik.

“Mi hai fatto desiderare così tanto (You made me want you so bad.)" Qayden berkata dengan nada menggoda.

Posso capire anche l'Italia, sai? Non essere troppo arrogante (I can understand Italy too, you know? Don’t be too cocky.)" Thea menjulingkan mata, berusaha untuk kelihatan tidak terpengaruh.

Alright, mia bella,” Qayden menjawab, tetap dengan sikap flirty-nya.

Thea tidak dapat menahan senyuman di wajahnya. “You want me? Cium kaki aku dulu. Tendang juga mamat gatal ni karang,” balasnya dengan nada bergurau.

Qayden ketawa, “I’d do anything you ask, but I’d prefer to kiss your lips instead.”

Thea merasa sedikit terkejut dengan keberanian Qayden, tetapi hatinya berdebar-debar. “Eh, jangan nak gatal sangat! Kita baru kenal, okay?”

Who said we can’t have fun while getting to know each other? Besides, life’s too short not to flirt,” jawab Qayden, tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti.

Thea menggelengkan kepala, “Kau ni memang tak kenal erti malu, ya?”

Just confident enough to know what I want,” Qayden menjawab dengan senyuman menggoda.

Thea merasakan suasana menjadi semakin hangat dan menarik. Mungkin ini adalah permulaan yang baik untuk sesuatu yang lebih menarik di Italy. “Okay, let’s see how charming you really are, Qayden.”

Challenge accepted,” Qayden menjawab dengan keyakinan.

Mereka berdua berjalan bersama, memulakan perbualan yang penuh gelak tawa dan renungan yang penuh minat, menikmati setiap saat yang baru di kota yang penuh keindahan ini.

"Kita nak pergi mana ni?" Tanya Thea sambil mengangkat kepala untuk memandang Qayden.

"You choose, Cuore," Balas Qayden dengan senyuman.

"Macam-macam hal lah dia ni," Thea mengelengkan kepala.

MISSION: SOMBRA | CWhere stories live. Discover now