Bab 19

4.3K 570 116
                                    

19. Creepy Little Bastard

Jane tidak butuh bantuan Dalton untuk berpakaian ataupun untuk mandi, meski lambat dan sulit karena keadaan matanya saat ini Jane merasa ia bisa melakukannya sendiri.

Tapi Dalton keras kepala, Dalton melakukan semuanya untuk Jane, walau ada maksud di baliknya.

Dalton membantu membuka pakaian Jane, dan selalu terkesan main-main, membuka dengan gerakan lambat, menghembuskan nafas hangatnya di leher Jane secara sengaja.

Dan saat mandi pun, Dalton akan dengan sengaja menggerakkan tangannya perlahan dan berdiam cukup lama di bagian-bagian tubuh tertentu, seperti dada, pinggul, dan paha Jane.

Meski Jane menampar pipi Dalton, menyiram ke arah Dalton, Dalton tetap tidak peduli, memandikan Jane seolah jadi kesenangan baginya, Dalton bahkan bersenandung saat membantu membersihkan rambut Jane, mencuri kecupan kecil di bibir Jane yang langsung Jane balas dengan menyemprot air dari selang bidet pada ke arah Dalton walau sedikit meleset.

Dan yang paling menyebalkan adalah Dalton selalu membuat Jane duduk di pinggir ranjang hampir mati kedinginan karena menunggu Dalton yang sibuk memilih ingin memakaikan Jane pakaian apa.

Jane merasa seperti boneka yang tengah Dalton mainkan, diberi makan, dimandikan, dipakaikan baju sesuai keinginan Dalton, itu semakin membuat Jane merasa frustasi.

Terlebih saat Dalton memilihkan pakaian yang tidak masuk akal seperti kemeja milik Dalton sendiri, tanpa bra, tanpa celana dalam, atau seragam sekolah lama Jane yang bahkan entah dari mana Dalton bisa mendapatkannya.

Jane merasa benar-benar dipermainkan oleh Dalton, Dalton seolah menikmati ketidakberdayaan Jane akan kondisinya dan situasinya saat ini, dan itu semakin membuat kebencian Jane terhadap Dalton semakin besar.

***

Dalton mengerutkan keningnya tak senang saat ia melihat Jane tengah diperiksa oleh seorang dokter, mata Dalton kerap bergerak mengikuti tangan dokter tersebut yang menyentuh Jane.

Alis Dalton terangkat sebelah saat melihat dokter tersebut menyentuh bahu Jane dan menyuruh Jane untuk mengikuti sinar dari senter kecil yang dokter tersebut gerakan dengan tangannya yang lain dari kiri ke kanan.

Dalton memiringkan kepalanya jengkel saat dokter tersebut mendongakkan wajah Jane, jemarinya berada pada dagu Jane agar bisa melihat mata Jane lebih jelas.

Dalton tidak suka cara dokter tersebut menyentuh dagu Jane, caranya memerintahkan Jane untuk melakukan sesuatu, ego Dalton seolah terusik, seolah ia merasa seharusnya ia yang melakukan itu pada Jane.

Sayang sekali Dalton tidak mengerti soal bedah membedah, ia hanya paham aksi reaksi antar obat dan berksperimen dengan hal itu, kalau saja Dalton bisa mungkin Dalton sudah membedah Jane sendiri.

"Ku rasa kita perlu mengganti dokter." Ucap Dalton begitu ia menutup pintu seusai dokter yang telah memeriksa Jane itu diantar keluar oleh Sebastian.

Satu alis Jane terangkat, "Kenapa? Dia bilang keadaan mataku baik-baik saja, tidak memburuk, dan aku bisa segera melakukan transplantasi kornea begitu korneanya ada."

"Ini bukan soal dokter itu tidak kompeten."

"Lalu soal apa?" Tanya Jane jengah, Jane baru saja mendapatkan harapan besar, ia senang karena keadaan matanya tidak memburuk, dan dokter yang baru saja memeriksanya terdengar begitu paham dengan permasalahan mata dan yakin besar bahwa Jane akan bisa melihat seperti sedia kala kembali.

Tapi Dalton justru menginginkan Jane untuk mengganti dokternya? Memulai semuanya dari awal kembali?

"Beri aku alasannya jangan hanya diam saja!" Kesal Jane seraya melempar bantal yang sebelumnya berada di sampingnya namun meleset tak mengenai Dalton.

[3A] SHATTERED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang